Kembalinya Kebahagiaan
Tokoh :
- Choi Seungchol
- Shin Minkyung (OC)
Oneshoot
Happy reading.
~000~
Seorang gadis menatap bangunan di depannya dengan pandangan berbinar. Bangunan di depannya itu adalah sekolah barunya. Sakura Senior High School adalah sekolah pilihan sang gadis untuk bersekolah selama ia berada di Jepang. Gadis yang memiliki nama 'Shin Minkyung' itu langsung memasuki gerbang dan menyelusuri sekolah barunya itu.
Minkyung menatap aneh sekitarnya. Entah kenapa, suasana disini sangat tidak asing baginya. Padahal, ia baru saja menginjakkan kaki di Jepang. Ia merupakan siswa pindahan dari Korea. Ia pindah karena mengikuti ayahnya yang dinas di negri sakura ini.
Minkyung berjalan menuju ruang guru mengikuti kata hatinya. Entah kenapa, sepertinya ia sudah hapal tempat ini. Sampai langkahnya menemukan sebuah ruangan yang bertulisan ruang guru. Tanpa ragu, ia masuk kedalamnya.
Sementara di tempat lain
Kelas 11 IPA 2
Suasana di kelas itu sangatlah ribut. Hal ini dikarenakan guru yang mengajar belum datang. Di pojok belakang kelas, ada seorang siswa yang sedang menatap ke arah jendela kelas. Matanya menerawang langit biru diatasnya. Telinganya tersumpal sepasang earphone.
"Hey, Seungchol" panggil seseorang padanya, tapi tidak digubris sama sekali. Karena kesal, orang yang memanggil seungchol tadi langsung menghampiri mejanya.
Pletak
Seungchol langsung menoleh ketika merasa kepalanya di jitak oleh seseorang
"Apa??" Tanyanya datar karena kegiatan 'mari-menatap-langit' terganggu
"Kau ini, kenapa selau melamun sih?" Tanyanya khawatir
"Masalah bagimu?"
"Tentu saja. Kau menjadi seperti ini ketika dia pergi. Kemana perginya seungchol yang cerewet dan periang?"
"Hm"
Siswa yang barusan berbicara hanya bisa memandang Seungchol nanar. Siswa yang biasa disapa Hoshi itu kembali ke bangkunya, meninggalkan seungchol yang kembali menatap langit dengan tatapan kosong dan sendu
'aku memang seperti ini ketika kebahagiaanku hilang'
"Sensei datang"
Instruksi seseorang membuat seluruh siswa berebut untuk kembali ke bangku masing-masing. Sedangkan seungchol tetap menatap langit, menghiraukan guru mereka yang sudah datang.
"Anak-anak, kita kedatangan murid baru, pindahan dari Korea"
Hal ini membuat para anak-anak bersorak. Seketika ruangan menjadi ribut karena membicarakan si murid baru
"Silahkan masuk" Ucap Yunho yang langsung membuat kelas semakin ribut.
Sorakan anak-anak melemah ketika murid baru itu masuk, dan seketika ruangan menjadi sunyi ketika melihat siapa murid baru tersebut. Mata mereka membulat menandakan kalau mereka terkejut.
"Annyeong. Shin Minkyung imnida. Pindahan dari Korea" ucap Minkyung memperkenalkan diri sambil membungkukan badan. Anak-anak masih diam membatu. Tetap memperhatikan minkyung. Termasuk siswi bernametag 'Jeon Sohye'. Yang sedaritadi diam dengan bibir yang terbuka seperti hendak berbicara sesuatu
"Minkyung. Kau bisa duduk dengan seungchol. Di belakang sana, bangku belakang yang kosong. kau lihat kan?" Ucap Yunho kepada Minkyung sambil menunjuk bangku kosong paling belakang yang berada di samping bangku seungchol.
"Siswa yang memakai earphone itu?" Tanya Minkyung heran. Kenapa siswa itu tidak melepas earphone nya pada saat ada guru di depan
"Ne" ucap Yunho mengerti makna dibalik kata Minkyung. Dia sudah tahu kelakuan anak didiknya itu. Malahan, sekelas pun sudah tau kalau seungchol memang seperti itu
"Ne, sensei. Arigatou" ucap Minkyung membungkuk lagi lalu berjalan ke bangku yang akan di tempatinya. Lalu, ia duduk disamping seungchol yang sepertinya tidak menyadari keberadaannya.
Ketika Minkyung sudah duduk di bangkunya. Yunho selaku wali kelas sekaligus guru yang mengajar di jam pertama langsung angkat bicara. Mungkin, pelajaran akan dimulai sebentar lagi.
"Baiklah anak anak, buka buku paket hal 90" perintah Yunho dan pelajaran matematika pun dimulai.
Minkyung langsung mempersiapkan alat tulisnya. Tapi, ia lupa sesuatu. Ia lupa membawa pensil. Pelajaran matematika kan perlu pensil supaya tidak mengotori buku dan mudah dihapus. Lalu, Minkyung menatap seungchol yang masih berada di posisi semula. Tidak bergerak.
'apa ia tidak belajar? Lalu kenapa sensei tidak memarahinya? Hmm, apa aku harus meminjam pensil padanya?' batin Minkyung sambil memperhatikan seungchol.
"Ohayou. Salam kenal seungchol-san" ucap Minkyung basa basi. Hak itu agar seungchol menoleh dan kemudian belajar bersama. Karena Minkyung itu lemah di pelajaran matematika, dan ia rasa seungchol orang yang sangat pintar di pelajaran ini. Tapi, seungchol tidak merespon.
Minkyung tidak menyerah, ia kemudian menepuk pundak seungchol pelan. Dan hal ini berhasil karena seungchol langsung menoleh.
"Ohayou. Salam kenal seungchol-san. Aku Minkyung. Apakah kau mempunyai dua pensil? Aku lupa membawanya"
Respon seungchol tak jauh berbeda dari anak-anak kelas. Hanya diam membatu dan mata membuka seperti orang terkejut. Minkyung menatap Seungchol heran.
"Jika kau tidak punya, aku bisa meminjam ke yang-"
"Aku punya" ucap Seungchol spontan dan langsung menyimpan earphonenya. Ia langsung membuka tasnya lalu mengeluarkan sebuah pensil dari sana , lalu ia menyerahkan pensil tersebut kepada Minkyung.
"Arigatou" ucap Minkyung sambil tersenyum manis, Seungchol yang melihat senyum itu ikut tersenyum. Senyum yang baru ia tunjukkan setelah sekian lama hilang.
Minkyung langsung memperhatikan penjelasan Yunho di depan. Sesekali ia mencatat penjelasan yang disampaikan.
"Kau tidak menulis?" Tanya Minkyung dan langsung menoleh ke arah Seungchol. Karena sedari tadi, bukannya memperhatikan materi yang dibawakan Yunho, Seungchol hanya menumpang dagu sambil memperhatikan minkyung yang sedang menulis.
"Aku sudah menguasai materi ini" ucap Seungchol tanpa mengubah posisinya.
"Kalau begitu, nanti ajari aku jika ada latihan soal" tanpa sadar, Minkyung merengek. Seungchol hanya tersenyum lalu mengangguk dan mengacak pelan rambut Minkyung
"Tentu."
"Ekhem" suara deheman membuat pergerakan Seungchol terhenti. Ia langsung menoleh ke depan dimana suara itu terdengar. Disana, sudah ada Yunho yang sedang bekacak pinggang dan jangan lupa perhatian sekelas tertuju pada mereka
"Seungchol-san. Bisakah kau memperhatikan ku ketika pelajaran sedang berlangsung?" Tanya Yunho yang membuat Seungchol menjauhkan tangannya dari kepala Minkyung.
"Ne sensei" angguk Seungchol patuh disertai senyuman manis. Yunho ikut tersenyum melihat perubahan mendadak Seungchol itu. Begitu pun dengan teman-teman Seungchol yang lain.
"Baiklah, jangan ulangi" perintah Yunho lalu kembali melanjutkan pelajaran. Lalu, Seungchol kembali ke posisi semula, dengan menumpang dagu dan memerhatikan Minkyung yang sekarang wajahnya sedang merona. Seungchol terkikik pelan, lalu dengan iseng ia mencubit pipi Minkyung. Membuat sang empu mengerang kesal, mungkin efek malu membuat Minkyung salting.
Tak berselang lama, bel istirahat pertama berbunyi. Pelajaran berakhir. Minkyung segera merapikan peralatan tulisnya kedalam tas. Rencananya ia akan berkenalan dengan yang lain dan ke kantin bersama.
"Kau mau ke kantin atau ke perpustakaan?" Tanya Seungchol tiba-tiba membuat Minkyung menoleh. Ia cukup terkejut ketika Seungchol menanyainya soal perpustakaan. Ia memang senang membaca di tempat sepi seperti perpus, tapi jika ia kesana sekarang pasti ia tidak akan punya kenalan. Jadinya Minkyung berencana ke kantin hari ini. Dan untuk esok, ia akan ke perpustakaan
"Kantin" jawab Minkyung melanjutkan kembali kegiatannya
"Tumben ke kantin? Biasanya kan kau senang membaca buku di perpustakaan" kembali, Seungchol membuat Minkyung bingung. Rasanya, ia sedikit tidak asing dengan perhatian Seungchol.
"Kenapa kau tau?" Tanya Minkyung membuat Seungchol gelisah sendiri.
"Soalnya, kau terlihat seperti kutu buku" jawab seungchol seadanya sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Apakah aku terlihat seperti kutu buku?" Tanya Minkyung sambil menunjuk dirinya sendiri. Padahal, kutu buku itu biasanya memakai kacamata. Seungchol makin gelagapan sendiri
"Minkyung~~" seru seseorang membuat Minkyung menoleh dan Seungchol bernafas lega. Disana, ada seorang siswi yang berjalan menghampiri meja Minkyung dan dibelakangnya ada seorang siswa tinggi yang mempunyai warna kulit sedikit coklat
"Jeon sohye" ucap Minkyung tanpa sadar membuat langkah sohye terhenti. Namun, tak berselang lama sohye kembali berjalan dan menghampiri Minkyung.
"Ohayou Minkyung~" sapa sohye riang membuat Minkyung tersenyum.
"Ohayou" sapa balik Minkyung
"Kau tau namaku?" Tanya sohye antusias. Sedangkan Seungchol dan siswa tinggi dibelakangnya hanya mendengus.
"Tidak." Jawab Minkyung sambil menggaruk pipinya. Kebiasaan Minkyung ketika ragu.
" kau baru saja menyebut namaku."
"Refleks. Entah kenapa aku sampai berkata seperti itu" ucap Minkyung meyakinkan. Memang benar, dia spontan saja menyebut nama sohye. Seperti ada sebuah ikatan yang terputus terhubung kembali.
"Seungchol. Ayo ke kantin" ajak Hoshi sambil menarik tangan Seungchol
"Kau saja. Aku malas" Hoshi terharu. Ini pertama kalinya, Seungchol menjawab perkataan nya. Karena biasanya, ia tidak akan menjawab dan langsung pergi. Jika menjawab, itupun hanya kalimat singkat yang keluar dari bibirnya.
"Ayolah~" rengek Hoshi sambil menarik narik seragam Seungchol. Dengan malas, Seungchol bangkit dari kursinya dan mengikuti Hoshi ke kantin. Hal itu membuat Hoshi berjingkrak senang dan dengan semangat ia menarik Seungchol ke kantin meninggalkan tiga orang manusia yang memandang aneh mereka
"Dia itu Kwon Sooyoung. Atau biasa dipanggil Hoshi. Sahabatnya Seungchol. Sifatnya yah seperti itu lah" jelas sohye ketika Hoshi dan Seungchol menghilang di balik pintu.
Minkyung mengangguk. Lalu, ia menoleh kepada siswa tinggi yang masih berdiri di belakang sohye.
"Dia Kim mingyu. Manusia terhitam di kelas" setelah berkata seperti itu, sohye mendapat toyoran dari mingyu.
"Salam kenal. Jangan dengarkan dia, dia hanya iri terhadap kulit ku yang eksotis" sapa mingyu kepada Minkyung
"Eksotis dari mana?" Cibir sohye namun diabaikan mingyu
"Salam kenal mingyu-san"
"Kau hebat" tiba-tiba mingyu memuji Minkyung. Sedangkan yang dipuji hanya menautkan alisnya karena tidak mengerti.
"Hebat kenapa?" Tanya Minkyung
"Kau membuat Seungchol kami kembali tersenyum" kali ini sohye yang menjawab. Mingyu mengangguk
"Lalu?"
"Seungchol sudah lama tidak tersenyum seperti itu"
"Memangnya kenapa?"
"Karena orang yang dicintainya pergi. Awalnya, dia itu cerewet dan periang. Namun, kecelakaan yang menimpa gadis yang dicintainya merubahnya menjadi orang yang dingin dan tak berperasaan"
Minkyung tiba-tiba merasa sedih mendengar penjelasan sohye dan mingyu.
"Apa gadis itu sudah tiada?" Tanya Minkyung
"Dia masih hidup. Namun, kecelakaan itu merenggut semua ingatan nya. Sehingga dia harus pergi ke suatu tempat untuk memulihkan ingatannya" jelas mingyu
"Kecelakaan itu menimpa sang gadis ketika ia dan ibunya akan membeli kado ulangtahun untuk ibu Seungchol. Dan dalam kecelakaan itu, ibu sang gadis meninggal" cerita sohye membuat Minkyung menunduk sedih. Ia jadi ingat ibunya yang kini sudah tenang di surga. Karena Ia juga tidak mempunyai ibu karena kata ayah dan kakaknya, ibunya meninggal kecelakaan ketika akan pergi berbelanja.
"Kami dulu mencoba untuk membuat Seungchol seperti semula. Tapi semua itu sia-sia. Aku harap, kau bisa menjaga senyuman Seungchol, Minkyung" ucap sohye. Minkyung tanpa sadar mengangguk. Sohye dan mingyu menatap Minkyung dengan sebuah senyum penuh makna.
~000~
Sudah sebulan semenjak kepindahan Minkyung ke Jepang. Dan sudah sebulan juga ia dekat dengan Seungchol. Entah kenapa ia merasa tak asing dengan apa yang ada di dalam diri Seungchol. Ia merasa sudah mengenal Seungchol lebih dalam. Ia juga sudah terbiasa dengan jantungnya yang berdetak kencang ketika Seungchol dekat dengannya, dan pipinya yang merona apabila Seungchol memberi perhatian padanya. Semua itu sudah tidak asing lagi baginya.
Kini, Minkyung sedang mengobrol berdua dengan sohye di bangku sohye. Sedangkan Seungchol sedang dijaga oleh mingyu dan Hoshi. Mereka di perintahkan oleh sohye karena Seungchol selalu menganggu obrolan mereka dengan tiba-tiba menarik tangan Minkyung untuk mengikuti dirinya.
TEEETT... TEEETT...
Bel masuk sudah berbunyi, hal itu membuat obrolan sohye dan Minkyung terhenti. Dengan terpaksa, sohye melepas Minkyung untuk kembali ke tempat duduknya. Berbeda dengan sohye yang murung, Seungchol malah senang. Karena ia bisa kembali berdekatan dengan Minkyung
"Kyung-kyung. Apa besok kau ada acara?" Tanya Seungchol ketika Minkyung baru saja duduk
"Tidak ada. Memangnya kenapa?"
"Besok, temui aku ditaman ya. Kita lihat bunga sakura" ajak Seungchol. Minkyung hanya mengangguk, ia memang suka sekali dengan musim gugur, apalagi ketika bunga sakura berguguran. Tanpa ia sadari, Seungchol tersenyum tipis.
~000~
Minkyung datang ketaman sesuai dengan janjinya. Ia mendengus pelan ketika melihat keadaan yang sangat ramai, menyulitkan Minkyung untuk mencari Seungchol.
DOR
Minkyung tersentak kaget ketika ada yang menepuk keras pundaknya. Ketika ia menoleh, sudah ada Seungchol yang sedang tersenyum lebar.
"Ayo" tanpa meminta persetujuan dari Minkyung, Seungchol langsung menarik tangan Minkyung ke kursi yang berada di bawah pohon sakura. Disana sudah ada sohye dan mingyu yang sedang melambaikan tangan pada mereka. Kursi itu jauh dari keramaian taman, tapi pemandangan nya tetap bagus.
Karena Seungchol terlalu cepat atau terlalu semangat menarik Minkyung, ia membuat kaki Minkyung terbelit dan kehilangan keseimbangan, Minkyung sudah pasrah ketika ia akan jatuh
GREP
Namun, Minkyung tidak terjadi jatuh karena ia sudah ada di pelukan Seungchol. Seungchol menahan Minkyung agar tidak jatuh. Jarak wajah mereka sangat dekat. Bahkan, Minkyung dapat merasakan hembusan nafas Seungchol di wajahnya. Minkyung menahan nafas ketika wajah Seungchol semakin dekat dengan wajahnya. Refleks, ia menutup mata. Seungchol semakin mendekatkan wajahnya, dan kemudian berbisik pelan ditelinga Minkyung.
"Aishiteru"
DEG
Minkyung terkejut. Tiba-tiba saja, kepalanya terasa sakit. Seperti ditusuk tusuk, sekelebat sekeping ingatan terlintas di pikirannya
"Diam kau sekop"
"Jangan panggil aku sekop ,baka. Namaku s.coups,"
"Nama mu kan Seungchol bukan sekop"
"Terserah kau saja lah."
"Baiklah sekop-kun. Bukannya tadi kau ingin mengatakan sesuatu? Apa? Jangan jangan kau mau membayar hutang ya? Ayo cepat bayar"
"Aishiteru"
"Arghhhh" Seungchol melepas pelukannya ketika mendengar Minkyung merintih kesakitan. Ia terkejut ketika melihat Minkyung sedang memegang kepalanya dan mengerang kesakitan
"Minkyung" seru Seungchol panik. Hal ini membuat sohye dan mingyu berlari menghampiri mereka.
"Apa ada?" Tanya sohye ngaco.
"Ada apa harusnya, baka"
Minkyung semakin mengerang kesakitan. Lalu, ia jatuh pingsan dan beruntungnya berhasil ditangkap oleh Seungchol. Tapi, sebelum tak sadarkan diri, Minkyung bergumam sesuatu yang membuat Seungchol tersenyum tipis
'Sekop-kun'
~000~
Seungchol menatap Minkyung yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Terpasang infus di tangannya. Seungchol tak bisa berhenti tersenyum ketika mengingat perkataan dokter yang memeriksa Minkyung. Ingatan Minkyung sudah kembali. Ingatan orang yang dicintainya sudah kembali.
"Akhirnya..." itu adalah kata yang sama yang diucapkan oleh Seungchol selama dua jam terakhir ini. Membuat sohye dan mingyu yang berada di ruangan ini memutar mata bosan.
BRAK
Pintu ruangan dibuka keras, membuat mereka yang berada di berada di ruangan tersentak kaget. Disana, ada dua orang pria yang Seungchol kenal sebagai ayah dan kakak laki-laki Minkyung. Joshua, ayah Minkyung langsung menghampiri anaknya yang terbaring di ranjang rumah sakit. Seungchol mengerti dan langsung beranjak dari tempat duduk dipinggir ranjang, tapi Joshua menahannya.
"Apa kabarmu nak?" Tanya nya ramah membuat Seungchol tersenyum. Ayah Minkyung tetap saja sama, masih ramah dan terlihat muda.
"Aku baik-baik saja, ji-san" jawab Seungchol
"Sudah kubilang kan, jangan menyebutku ji-san. Panggil aku tou-san."
"Baik tou-san"
Seungchol menoleh ketika merasa ada yang merangkul nya. Disana, ada jeonghan, lelaki berambut panjang dan berwajah cantik yang merangkap kakaknya Minkyung sedang menatapnya jahil.
"Kenapa kau menatapku seperti itu aniki?"
"Tidak"
Minkyung perlahan membuka matanya. Hal yang pertama ia lihat adalah wajah ayahnya yang sedang tersenyum.
"Kau sudah sadar nak?" Tanyan Joshua yang membuat pertengkaran jeonghan-seungchol terhenti. Mereka berdua langsung menatap Minkyung yang memang sudah sadar. Sohye dan mingyu langsung menghampiri. Minkyung mengangguk
"Sepertinya, kita harus memberi waktu bagi calon pasangan baru" ucap jeonghan yang diangguki oleh yang lain. Semuanya keluar dari ruangan meninggalkan Seungchol dan Minkyung berdua.
"Kau tak apa?" Tanya Seungchol
"Aku tak apa.... Sekop-kun" jawab Minkyung yang membuat Seungchol langsung menerjang dan memeluknya erat
"Kau sudah ingat semuanya?" Tanya Seungchol dan kemudian, ia menangis.
"Kau menangis?"
"Aku hanya terlalu senang"
"Sudahlah,"
"Apa jawabanmu?"
"Jawaban apa?"
"Atas perasaanku"
"Tentu saja aku mau"
"Arigatou"
Seungchol melepas pelukannya. Ia menghapus jejak air mata di pipinya kemudian,
Cup
Dengan cepat ia mengecup bibir Minkyung. Minkyung langsung merona.
"Kurang lama" tanpa sadar, Minkyung berucap seperti itu, Seungchol langsung menyeringai.
"Baiklah, jika itu mau mu"
Seungchol mencium bibir Minkyung, melumatnya dengan penuh perasaan, /dan setelah itu pikirkan sendiri karena saya masih terlalu polos/. Sedangkan diluar, sohye dan mingyu yang sedang mengintip malah memekik gemas melihat pemandangan itu.
"Jadi...?" Tanya mingyu sambil menyeringai kearah sohye. Sedangkan sohye hanya mendengus kesal. Seketika ia jadi menyesal mengajak mingyu taruhan
FLASBACK (dikit)
Sohye dan mingyu sedang menunggu Seungchol yang sedang mencari Minkyung ditaman. Tak lama, terlihat Seungchol yang berjalan kearah mereka sambil menarik tangan Minkyung. Sontak keduanya melambaikan tangan bermaksud menyapa Minkyung.
"Kudengar, Seungchol akan menembak Minkyung hari ini" ucap sohye tanpa melepaskan pandangannya pada Minkyung, sahabatnya yang hilang ingatan itu.
"Memang"
"Ayo taruhan" ajak sohye
"Taruhan apa?"
"Ayo taruhan, bagaimana Seungchol menembak Minkyung. Cium langsung tembak atau tembak terus cium."
"Ayo siapa takut. Kalau aku yakin, Seungchol pasti akan menembak Minkyung dulu baru cium" ucap mingyu yakin, pasalnya ia sangat tau sifat seungchol, sahabat nya itu
"Kalau aku sih, cium dulu baru tembak. Kan Seungchol lelaki kerdus."
"Apa hadiah buat pemenang?"
"Turuti satu permintaan mungkin"
"Baiklah. Deal"
"Deal"
FLASBACK (udahan)
"Jadi, apa permintaan mu?" Tanya sohye pasrah. Ia akan mempersiapkan mentalnya jika mingyu memintanya menjadi pembantunya selama 1 bulan
"Cukup jadi pacarku saja"
.
Akhirnya, setelah sekian lama aku menanti. Penantian ku membawa hasil. Kesabaranku membawa mu kembali padaku. Terima kasih kami-sama karena telah membawa kembali kebahagiaan ku yang telah lama hilang.- Choi Seungchol
Aku tidak tau apa yang telah terjadi selama aku hilang ingatan. Tapi, terimakasih telah setia menungguku. Terimah kasih kami-sama karena telah memberikan aku lelaki sepertinya. Lelaki yang terus membawa kebahagiaan untukku.-Shin Minkyung
Hei hei hei... Aku bawa cerita baru. Ini reques dari Belinda Fb nih. Dia katanya pingin dibikinin cerita yang tokohnya Seungchol atau babeh sekop. Dia pan bininya(ngakunya).. terlalu panjang? Typo?gajos? Abal-abal? Atau terlalu drama? Biarkan saja. Terima kasih karena telah membaca... Bye di cerita selanjutnya.
ANJAY EONNI DAEBAK BANGET☝👍👍
BalasHapusGomawo bei😁
HapusANJAY EONNI DAEBAK BANGET☝👍👍
BalasHapus