Sequel Ch12 : We are in a love story

Lita dan rossana tersentak ketika melihat jari jari tangan fina bergerak, diikuti dengan sepasang kelopak matanya yang terbuka, menampilkan sepasang mata yang sudah lama tersembunyi. Dengan segera, mereka memanggil dokter untuk memeriksa keadaan fina.

Setelah, diperiksa ternyata fina sudah mulai pulih dan tinggal menunggu sehat saja. Luka luka ditubuhnya juga sudah mulai membaik.

Lita menghampiri tubuh fina yang masih terbaring itu, rossana keluar ruangan untuk menelpon orangtua fina bahwa anaknya sudah sadar.

"Hay fin." Sapa Lita, fina hanya tersenyum

"Mamah sama keluarga kamu nanti sore kesini. Jadi, gak papa kan ditemenin ma aku?" Tanya Lita. Fina mengangguk

"Kamu udah tidur selama 2 bulan, kangen gak sama aku? Pasti kangen yah?"

Fina mengangguk lemah disertai senyuman kecil diwajahnya. Matanya menelisik setiap sudut ruangan. Seperti mencari sesuatu.

"Kenapa fin?" Tanya Lita ketika melihat temannya itu seperti mencari sesuatu

"Ry... Ryan? Mana?" Tanya fina dengan suara lemah, dan hal itu membuat Lita tersentak kaget

"Ryan siapa fin?" Tanya Lita gugup sambil menghindari tatapan mata fina yang memandangnya bingung.

"Ryan si kakak alay terus Roni sensei? Kemana mereka? Kak ken gimana kabarnya? Apa kau langgeng dengan kak Raihan?"

"Kau itu bicara apa fin? Siapa itu Roni sensei? Aku tidak tau dengan nama yang kau sebut barusan. Apa benturan di kepala mu sangat keras sampai kau ngelindur seperti ini? Langgeng darimana, pacar aja gak punya"

"Lita. Apa kau lupa? Roni sensei, guru teater kita waktu lomba pas kelas 8?"

"Lomba apa fin? Kelas 8 kita emang ada lomba teater. Tapi kan kita gak ikut soalnya Ferdi ngehasut temen temen buat gak ikut"

"Tapi ta..."

"Sttt.. udah. Kamu jangan banyak pikiran. Kamu belum pulih, kamu harus istirahat"

"Ta,.. aku ada disini gara gara ketabrak mobil bukan?"

"Tuh kan kayaknya bener benturan kamu keras banget keknya. Kamu disini gara gara jatuh dari lantai 2. Gak inget?"

Fina menggeleng. Dia hanya ingat kalau dia ketabrak mobil saat menyelamatkan Lita dari tangan rena.

"Rena gimana kab-"

"Sttt.. udah Jan banyak nanya. Aku mau keluar dulu, mau beli makan, lapar. Dah fina" ucap Lita sambil meninggalkan fina yang masih fokus dengan pikiran nya

"Tapi, ahhh kenapa kepala ku sakit?" Gerutu fina ketika mencoba mengingat semua yang terjadi

Sedangkan Lita masih bergeming di ambang pintu dan memandang fina dengan pandangan sendu. Rossana yang baru selesai menelpon hanya memandang nya aneh.

"Ta.." panggil rossana seraya menepuk pundak lita

"Eh, ca. Kenapa?"

"Gak kenapa kenapa. Kenapa diem disini?"

"Enggak, ohiya antar aku ke kantin ayok."

"Tapi, bagaimana dengan fina? Dia sendiri"

"Tenang saja, dia aman. Gak ada yang akan menculik jomblo kayak dia"

'maafkan aku fin'

~000~

Sudah 3 bulan terhitung semenjak fina keluar dari rumah sakit. Dia sudah pulih dan dapat melakukan aktivitas kembali. Tapi, Lita semakin dibuat pusing karena fina terus saja menanyai dia tentang sesuatu yang tidak ia tahu. Memaksanya untuk menjawab berbagai pertanyaan konyol yang terlontar. Dan itu membuat Lita sangat yakin bahwa fina terbentur sangat keras sehingga otaknya bergeser dan sifatnya lebih absrud. Dan hal yang paling konyol dilakukannya adalah dengan bertapa di atas genteng rumah untuk memulihkan ingatannya. Tapi, itu berakhir dengan fina dimarahi karena genteng bergeser yang dapat menyebabkan bocor kalau hujan.

"Ta. Asli kamu gak tau Roni sensei?" Tanya fina kepada Lita yang sedang berjalan disampingnya. Mereka berdua akan pergi ke rumah aulia untuk menjenguk dia yang sedang sakit gara gara putus cinta tapi boong.

"Fin, kamu udah nanya itu sebanyak seratus sembilan puluh delapan kali. Aku kan udah jawab gak tau"

"Lita lebay ah. Kenapa dihitung?"

"Masa bodo fin"

"Bener nih gak kenal? Kalo kak ken? Bu Ratna? Kak Ryan? Kak Brian? Kak Raihan? Rena?"

"Fina kamu nanya sekali lagi aku lempar nih sepatu"

"Iya ta iya. Maaf, janji bakal nanya terus deh"

"Terserah kamu aja. Cape aku"

"Beneran ya kamu gak kenal m-"

"FINAAAAA"

"IYA TA AMPUN. TURUNIN SEPATUNYA"

Lita mengejar fina dengan sebelah sepatu ditangannya. Untung jalanan disekitar sepi jadinya tidak malu mereka. Dengan masih mengenakan seragam sekolah, mereka terus berlarian mengejar satu sama lain, tanpa disadari ada sebuah mobil yang melaju kencang

TINNNNN

Lita hampit tertabrak. Mobil itu mengerem mendadak dengan lita yang masih mematung dan tangan terangkat memegang sepatu. Sedangkan fina berada di trotoar jalan dengan nafas terengah-engah.

Pemilik mobil langsung keluar dari mobil. Sepertinya akan marah kepada mereka karena berlarian di jalan.

Tapi, begitu mobil dibuka...

"Kak ken?" Gumam fina lirih ketika melihat pemilik mobil itu keluar. Diikuti oleh penumpang mobil yang juga keluar

Fina mematung melihat pemandangan itu. Sedangkan Lita diam diam hanya tersenyum kecil, mungkin senang melihat cogan. Lita memakai kembali sepatunya dan kemudian meminta maaf kepada pemilik mobil itu

"Lain kali jangan ulangi" tegurnya pada Lita. Lita hanya mengangguk malu dan menjawab seadanya. Kemudian dia menarik tangan fina yang masih diam disana. Mereka melanjutkan perjalanan mereka. Fina sesekali melihat kearah mereka memastikan bahwa orang-orang dibelakangnya itu orang yang pernah dekat dengannya. Tapi Lita terus saja menarik tangannya sampai ia kewalahan untuk menyeimbangkan langkah mereka. Fina menatap ragu mereka ketika salah satu dari mereka tersenyum kearahnya.

Ketika hendak memastikan sekali lagi, dia sudah ditarik belok ke gang dan mereka sudah tidak terlihat lagi. Sedangkan pemilik mobil tadi memandang punggung Lita dan fina yang semakin menjauh dengan senyuman sendu.

"Kalian masih sama seperti dulu"

~000~

"Lita lepas..." Ucap fina seraya mencoba melepaskan genggaman tangan lita.

"Kita harus pergi dari mereka fin. Aku malu, gara gara kamu sih nyebelin, jadinya kan..." Lita tidak melanjutkan ucapannya ketika ia melihat ke depan.

Fina yang heran dengan lita yang menjadi diam sontak mengikuti arah pandang Lita. Seketika wajahnya menjadi pucat. Ada segerombolan preman yang standby didepan sana sambil menyeringai menatap mereka.

"Kita salah jalan fin"

"Ta, aku lawan yah" izin fina pelan namun dibalas delikan tajam oleh Lita

"Kau baru pulih. Luka luka mu masih belum sembuh sepenuhnya. Diam, lebih baik kita kabur aja"

"Kabur? Tapi cape ta"

"Kalau gak kabur, kamu mau diapa apain sama mereka?"

Karena sibuk berdebat, mereka tidak menyadari kalau para preman itu sudah mendekat

"Hallo gadis manis" sapa preman itu membuat keduanya tersentak. Karena terlalu panik, Lita sampai berteriak

"KYYYAAAAA"

Fina menutup telinganya ketika mendengar teriakan Lita. Begitupun dengan para preman itu

DUAK

Preman tadi jatuh tersungkur ketika sebuah tendangan telak mengenai perutnya. Fina merasa tubuhnya tertarik kebelakang dan tanpa disadari ia ikut berlari karena orang yang menariknya berlari. Fina memandang Lita yang ada dibelakang nya yang juga ditarik oleh seseorang yang sepertinya ia kenal.

Fina dan Lita dimasukkan secara paksa kedalam mobil dan setelahnya mobil itu melaju meninggalkan tempat itu.

Lita baru sadar ketika ia sudah ada di mobil. Sedangkan fina sepertinya otaknya belum tersambung, efek teriakan Lita barusan.

Mobil itu menepi setelah dirasa jauh dari jangkauan para preman itu. Supir mobil itu membalikan badan kearah belakang yang dihuni oleh fina, Lita dan seorang pemuda

"Kalian tak apa?"

"Aku tak apa" jawab Lita

"Kak ken?" Ucap fina bingung ketika melihat pengemudi mobil itu

"Kau mengenalku?" Tanyanya sama bingungnya.

Fina meringis karena kepalanya mulai pusing. Itu karena dia memaksakan mengingat wajah ken untuk memastikan. Sedangkan, tanpa disadari olehnya, semua penumpang di mobil itu dan Lita memandang fina sendu.

"Kau tak apa?" Tanya seseorang dari arah belakang membuat fina menoleh

"Aku tak apa"

"Tapi, wajahmu pucat."

"Aku hanya kecapean"

"Jangan paksakan dirimu. Kau seperti sedang menahan sakit"

"Aku tak apa, benar"

~000~

Fina terbangun dari tidurnya. Ia mimpi lagi, mimpi tentang Roni sensei dan keluarganya. Nafasnya terengah-engah, sebulir keringat mengalir dari keningnya. Fina mencoba memejamkan kembali matanya, sudah tiga tahun ini dia dihantui oleh mimpi itu. Bahkan katanya Lita tidak tahu menahu tentang hal itu, tapi fina rasa Lita sedang menyembunyikan sesuatu. Bahkan, ketika ia menunjukkan sebuah foto(foto dirinya, ken, Brian dan ryan ketika sedang bersama) Lita malah menghindar dan mencoba mengalihkan pembicaraan. Mereka kini sudah SMA tahun akhir. Fina dan Lita kembali satu sekolah bahkan satu kelas. Jam masih menunjukkan tengah malam. Fina melangkahkan kakinya menuju balkon kamarnya, ia sedikit menggigil ketika angin malam menyapanya. Tidak ada niatan untuk tidur kembali.

Ia merenung, mengingat kembali semua kenangan yang terlewatkan. Kenangan yang membuat dadanya menjadi sesak. Ia merindukan mereka. Merindukan moment ketika bersama dan saling tertawa mengejek. Bahkan, tatapan itu seakan nyata, suara tawanya masih terngiang.

Ia memandang langit malam yang gelap dan penuh dengan bintang. Matanya menerawang kosong, ia sedang memikirkan sesuatu. Sesuatu yang sudah tiga tahun ini mengusik hidup tenangnya. Ia terus menatap langit malam berharap ada bintang jatuh dan memberinya petunjuk.

"Sebenarnya, apa yang kalian sembuyikan?"

Di sisi yang lain di waktu yang sama

Seorang pemuda duduk termenung di balkon kamarnya. Ia menatap langit malam dengan pandangan kosong. Tak peduli gelas yang berisi kopi nya sudah dingin, ia terus menengadahkan kepalanya. Membayangkan wajah gadis yang dicintainya dilangit malam. Gadis yang sangat ia rindukan. Ia mengusap pelan sebuah pigura foto. Foto seorang gadis yang menjadi sumber kebahagiaan nya.

"Aku merindukan mu fina..."


Suatu hari ketika sebuah kebenaran terungkap

Kedua hati yang terluka akan bersatu

Fina, Ryan...

Dua orang yang menderita akibat cinta

Suatu hari akan bertemu

Dan memulai kisah baru

Kerinduan dan cinta akan menuntun mereka pada sebuah takdir

Benang merah sudah melingkar pada jari mereka

Tidak akan terputus sampai kapan pun

Aku merindukan momen bersama kita. Aku merindukan mu. Aku ingin bertemu dengan mu. Suatu hari, akan ku ungkap kebenaran ini. Akan ku ungkap kalau aku memang ada. Semua kulakukan untukmu. Hapuslah air mata mu. Ukirlah senyum di wajahmu. Hilangkan semua keraguan mu. Tunggulah. Tunggu aku, karena suatu hari nanti kau harus siap untuk menjadi milikku -ryan

Aku tak tau apa yang sebenarnya terjadi. Tapi aku yakin, kalian ada. Ini bukan hanya sekedar khayalan belaka. Aku merasakan semuanya ketika aku membayangkan kalian semua. Kebersamaan kita, tawa saling mengejek. Aku rindu itu. Suatu hari, ketika kebenaran terungkap. Aku ingin apa yang selama ini kupikirkan ini benar. Sudah lama aku menahan ini. Menahan kerinduan padamu. Kembalilah, dan tunjukkan padaku kalau kau memang ada -fina

Sudah banyak yang aku lakukan untuk mengalihkan semua pandangan mu. Fina, maafkan aku selama ini menyembunyikan semuanya. Tapi, ini demi kebaikanmu. Aku tau selama ini kau menderita. Tapi, tenanglah, suatu hari kami akan kembali dan mengungkap semua kebenaran ini -ken

Waktu sudah berjalan begitu cepat. Tapi, kau selalu menanyakan hal yang sama padaku. Aku ingin menjawab, tapi ini demi kebaikanmu juga. Fina, suatu hari kau akan tau kebenaran yang ada. Tapi,kumohon jangan membenci ku. Aku tau kau menderita. Suatu saat kau akan mendapatkan kembali kebahagianmu -lita

Karena kelalaian ku. Kalian berdua terpisah. Karena keegoisan ku, kalian berdua menderita. Maafkan aku fina, ryan. Karena aku kalian saling menahan rindu. Tapi, suatu hari, ketika kebenaran terungkap kalian akan kembali mendapat kebahagiaan yang telah hilang -rena

Semua hal bahagia yang terjadi tidak akan membuat kalian tersenyum bahagia. Kalian saling memendam perasaan dan kerinduan. Ryan, kembalilah menjadi anakku yang ceria dan selalu menebar senyuman. Hilangkan semua sifat datar dan ketidak pedulian mu. Aku menjadi tidak tega jika kau seperti ini. Aku berjanji akan mengungkap semuanya dan mengembalikan kebahagiaan mu -roni sensei





.
TAMAT

END



Bakal ada epilog nyusul. Gimana semua kebenaran dan misteri bakal terungkap. Akhirnya, cerita ini aku akhiri dengan alur yang dipaksakan. Dan berakhir dengan tidak elitnya. Tapi, tak apa :v. Hehe

Bye

Ketemu di lagi dicerita aku yang lain

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lirik lagu Close My Eyes by Chenle Zhong (NCT Dream)

Lirik lagu Seventeen Smile Flower

Lirik lagu NCT Dream My first and last