Spesial Chap We are in a love story

Fina bergegas pulang ketika mendapat notif pesan dari ibunya, ia membereskan buku-bukunya dan memasukan kedalam tas. Fina menolak pulang bersama sana dan mina karena pasti mereka akan pergi ke suatu tempat dulu. Dia disuruh untuk pulang lebih cepat karena ada hal yang harus dibicarakan. Ia berjalan sedikit tergesa-gesa ke halte bus. Menunggu angkutan umum yang membawanya pulang. Namun, keadaan sekitar sepi. Kalau begini, pasti jarang kendaraan yang lewat. Maka dia harus menunggu.

Fina duduk di halte bus. Disana tidak ada siapa pun kecuali seorang pria berjaket merah yang sedang bermain psp. Fina mengecek jam tangannya. Sesekali berdecak kesal karena terlalu lama menunggu. Dan karena hal itu, fina tidak sadar bahwa ia menarik perhatian pria berjaket merah disana.

"Hay..." Sapanya. Fina menoleh, memastikan kalau pria itu berbicara padanya

"Kau berbicara padaku?"

Pria itu mengangguk.

"Jika bukan kau, siapa lagi? Aku pasti disangka orang gila jika bicara sendiri"

Fina tersenyum ketika pria itu tidak sengaja memajukan bibirnya imut. Mengingatkan dia pada seseorang yang memiliki kebiasaan seperti itu ketika merajuk

'seperti kak brian'

"Ada apa?" Tanya fina pada pria itu.

"Tidak, aku hanya menyapa saja. Habisnya sepi sekali"

Fina menggeleng pelan ketika mendengar itu. Dia meraba saku roknya yang bergetar. Buru buru ia mengecek hpnya yang ternyata ada notif tidak berfaedah dari lita

Litakuki

Heh goblin. Dimana? Aku udah niup korek api sampe abis satu kotak kenapa gak muncul2?

Fina terkekeh pelan membaca pesan dari lita. Memangnya dia goblin Korea jika meniup api akan langsung muncul? Lita tidak sekolah hari ini. Tapi, katanya dia sudah ada di rumah fina entah karena apa.

"Kau mengingat kan aku pada adikku" ucap pria tadi membuat fina menoleh

"Adik?"

"Dia bukan adikku sebenarnya. Tapi, aku sudah menganggapnya sebagai adik ku sendiri"

"Semirip itu kah?"

"Iya, uhhh... Tiba-tiba aku rindu padanya"

"Rindu? Apa kalian tidak pernah bertemu?"

"Sudah tiga tahun semenjak kejadian itu..."

"Eungg?"

"Hahaha tidak. Kenapa aku malah nostalgia sih?"

"Itu hal wajar. Jika kau memendam perasaan atau emosi, secara tidak langsung akan terucap lewat lisan"

"Kau benar benar mirip. Bahkan cara bicaranya pun sangat mirip"

"Benarkah?"

"Maukah kau menemani ku? Atau mendengarkan curhatan ku? Aku jadi ingin sekali bercerita"

Fina bingung, disaat ia harus pulang cepat, pria itu malah mengajaknya. Tapi, ketika melihat tatapan memelas pria itu membuat fina tak tega dan malah mengangguk. Seharusnya ia takut atau curiga pada pria asing, tapi dia justru merasa nyaman dan sepertinya sudah sangat dekat dengannya.

"Baiklah"

Pria itu memandang langit biru diatasnya. Matanya menerawang dan bibirnya terbuka pertanda dia akan bercerita.

"Dia itu awalnya gadis yang aku suka. Tapi, ketika melihat kakak kembar ku sangat mencintainya, aku mengalah. Dulu, kakak ku itu orang yang ceria,alay dan petakilan. Selalu menebar pesona dan mulutnya cerewet. Tapi itu dulu, sekarang dia menjadi sosok yang tidak peduli dan terkesan cuek"

"Mengapa itu terjadi?"

"Itu... Karena tiga tahun lalu. Gadis itu mengalami kecelakaan karena berusaha menyelamatkan temannya. Dia kecelakaan bersama kakak tertua ku."

"Lalu?"

"Dia sebenarnya tidak mengalami lupa ingatan. Dia baik-baik saja. Dia sangat sehat, tapi  kami tidak menampakan diri dihadapannya karena satu hal"

"Satu hal? Apa itu?"

"Kakak ku merasa bersalah karena dia merasa karena dia lah gadis itu celaka. Dia terus menyalahkan dirinya sampai sering keluar masuk klub malam. Sampai suatu hari, ketika gadis itu masih terbaring di rumah sakit. Datang seorang gadis lainnya yang mengaku sedang mengandung benih kakakku. Kakak ku sangat shock. Ayah bahkan sangat marah dan kecewa dan menghukum dia untuk tidak pernah bertemu lagi dengan gadis yang dia cintai. Bahkan kami berempat terkena imbasnya dengan tidak boleh menemuinya"

"Pada hari itu, kami menemukannya. Dia sedang terkepung dengan segerombolan preman. Tanpa pikir panjang kami menyelamatkan nya. Tapi, rupanya dia masih mengingat kami. Tapi kami berpura pura tidak mengenalnya. Itu karena kami sedang dalam masa hukuman kami"

"Lalu, kebenaran terungkap. Ternyata benih yang dikandung wanita penghianat itu bukan anak kakakku. Ayah sudah meminta maaf pada kakak ku tapi itu tidak mengembalikan sifatnya ke sifat dia yang dulu"

"Selama dua tahun ini, kami mengawasi setiap gerakan gadis itu tanpa kakakku tahu. Gadis itu telah tumbuh menjadi gadis yang kuat dan jiwa preman di tubuhnya semakin menjadi. Dia telah menjadi jawara beladiri sekarang. Dia terlihat anggun di luar. Tapi ternyata dia mempunyai jiwa preman didalam"

"Ayah menyesal sudah memisahkan mereka. Ayah kini ingin menyatukan mereka, berharap kakak ku kembali menjadi seperti dulu" ucap pria itu sambil memandang fina tepat di bola matanya. Kedua mata pria itu mencerminkan sesuatu yang fina tidak mengerti apa itu

"Begitu ceritanya, maaf membuatmu harus mendengarkan"

'kisah awalnya seperti kisahku, sama persis. Jangan-jangan? Eh tapi, jangan baper dulu fin'

"Iya tak apa. Jadi, intinya... Gadis yang kau anggap adik itu gadis yang dicintai kakak mu?"

Pria itu mengangguk. Tatapannya mendadak kosong. Tapi buru-buru dia tersenyum manis.

"Terimakasih karena telah menjadi pendengar yang baik. Sebagai gantinya, akan ku antar kau sampai ke rumah. Setuju?"

"Tak usah repot-repot. Aku ikhlas melakukannya. Lagipula, aku memang sering menjadi tempat curhat"

"Tak apa, aku juga ikhlas melakukannya. Tapi, jika kau tak mau. Aku akan memaksa"

"Baiklah baiklah. Ayo, naik angkutan umum kan?"

"Tidak, kita naik motor."

"Ohiya, siapa namamu? Namaku fina nabila"

"Aku sudah tau itu, namaku? Brian putra perwira"

Fina melotot maksimal. Tubuhnya tersentak kaget. Jadi, didepannya? Adalah kak Brian? Si bungsu dari empat bersaudara? Jadi jadi... Gadis yang di ceritakan itu adalah dirinya sendiri? Jadi, selama ini dirinya benar?

"Jangan memandang ku seperti itu. Aku tau kau terkejut. Tapi, di rumah akan ada yang lebih mengejutkan. Ayo cepat, kita sudah terlambat. Aku takut di begal ayah jika telat membawamu"

~000~

Fina turun dari motor ninja Brian. Ia berjalan masuk kedalam rumahnya meninggalkan Brian yang sedang memarkirkan motor. Fina memandang teras rumahnya yang sudah penuh dengan sendal dan sepatu. Bahkan halaman samping rumahnya sudah terparkir beberapa motor dan mobil. Sebenarnya ada apa ini? Ia langsung melesat masuk kedalam rumah

"Assalamualaikum" salam fina. Lalu, pandangan tertuju pada segerombolan orang yang sudah duduk di ruang tamu dan memandang dia dengan senyuman. Brian sudah ada dibelakangnya

"Cepat duduk dulu sini" itu ibunya. Menyuruh dia untuk duduk di tempat yang dimaksud.

"Nah, berhubungan fina sudah datang. Ayo kita bahas sebenarnya apa yang kita rencanakan" itu suara yang fina sudah tidak mendengar nya sejak lama. Suara gurunya, suara Roni sensei

"Cieee fina cieee" entah kenapa sudah ada Lita disamping fina sambil berbisik bisik menggoda fina

"Diem ta" itu Aul. Hey sejak kapan mereka semua ada disini? Ada Aulia, rossana, sana juga Mina disini? Dan kenapa mereka memakai baju kebaya? Fina baru sadar jika semua orang disini memakai baju formal. Untuk wanita memakai kebaya sedangkan pria memakai setelan jas.

"Fina... Sebenarnya kita mau akan melakukan acara pertunangan antara kau dan ryan" itu suara ayah. Fina tersentak kaget, langsung menatap ayahnya kaget. Kenapa mendadak sekali? Padahal dia masih memakai seragam sekolah.

"Nah.. ayo kita mulai"

Selanjutnya, fina tidak ingat apa yang terjadi karena sibuk berfikir. Masih dengan seragam sekolah, dia melakukan pertunangan. Yang dia ingat adalah ketika dia saling menukar dan memasangkan cincin dengan pria yang katanya ryan itu. Bahkan Aulia, Rossana, Sana, Mina dan Lita heboh sendiri dibuatnya karena baper sendiri. Fina sampai pusing mendengar celotehan mereka tentang beruntung nya dia.

"Kita perlu bicara" ucapan dengan nada datar dan dingin membuat fina menoleh.

Ketika ia hendak menjawab, dia malah ditarik oleh pria itu dan malah membuat semua orang yang ada diruangan yang mencangkul kedua keluarga besar dan teman-teman nya berseru heboh.

Fina didudukan paksa di kursi taman belakang rumahnya. Fina memandang pria itu aneh.

"Bisa gak sih biasa aja? Aku tuh cewe, ada lembutnya dikit dong" omel fina

"Fin..."

Fina mendongak menatap pria itu

"Apa kau tidak mau bertunangan denganku? Sampai sampai kau melamun saat acara tadi?"

"Jangan berprasangka buruk dulu. Aku kan sedang tidak meloading apa yang terjadi."

"Jadi, apa kau menyesal telah terikat denganku?"

"Walaupun aku menyesal, ini sudah terjadi. Aku akan menjalaninya"

Fina berdiri. Berjalan pelan menghampiri pria itu. Pria yang selama ini dia rindukan. Pria bernama Ryan yang sekarang menjadi pria kaku dan tidak bisa tersenyum.

"Tapi, aku tidak pernah menyesal. Karena kau terikat denganmu" ucap fina sambil memeluk ryan.

"Karena, bagaimanapun aku menolak. Bayangan mu akan terus menghantui ku."

Ryan membalas pelukan itu. Pelukan mereka semakin lama semakin erat. Menyalurkan semua rasa yang mereka pendam selama ini

"Aku merindukan mu. Aku merindukan mu sungguh. Jangan pernah tinggalkan aku lagi, tetaplah disini. Sudah cukup aku menderita selama ini. Sudah cukup" fina mulai terisak pelan

"Maafkan aku. Maafkan aku fina. Aku janji tidak akan meninggalkan mu lagi. Aku mencintaimu. Terimakasih telah setia menunggu ku walau kau menderita. Terimakasih"

"Aku juga mencintaimu"

Keduanya terisak pelan. Menumpahkan semua perasaan yang menyesakan dada. Banyak kata yang ingin mereka sampaikan, banyak hal yang ingin dibicarakan. Tapi, semuanya seakan hilang ketika kedua mata mereka bertemu. Hilang sudah semua sakit yang ada.

"Tak ku sangka jika kau sekarang segendut ini" ucap ryan menghancurkan suasana. Fina menghapus air matanya langsung kemudian mencubit keras pinggang ryan dan membuat sang empu mengerang kesakitan

"Ih, masih galak aja kamu singa. Anggun dikit kek"

"Berisik kamu alay. Haram hukumnya nyebut cewe gendut"

"Eh, emang kamu gendut kan? Kayak gajah"

"IH. KAK ALAY. AWAS YAH"

"HAHAHA... SINGA GENDUT KAMU"

"BERISIK"

Fina mengejar ryan yang sedang berlari. Keduanya kembali pada sifat mereka yang dulu. Yang seperti musuh bebuyutan tapi sebenarnya saling mencintai. Kebahagian telah kembali pada mereka. Senyum tidak pernah luntur dari kedua wajah mereka.

Yang lain yang sedang bersembunyi dibalik semak semak hanya menatap mereka haru. Lita dan Raihan saling berpelukan melihat momen manis itu. Mereka masih langgeng aja. Walau Raihan dihukum tidak boleh bertemu dengan lita tapi diam diam mereka selalu menjalin komunikasi. Aulia dan ken tersenyum tipis dan kedua tangan mereka saling bertautan. Mereka sudah terjalin dalam sebuah hubungan sejak satu tahun lalu, karena di jodohkan oleh lita. Rossana dan Brian masih malu-malu dan hanya melihat momen fina -ryan itu sambil sesekali mencuri pandang. Hubungan mereka baru seumur jagung. Mereka bertemu ketika mereka menyiapkan upacara pertunangan fina dan ryan. Sana dan mina mengusap ujung matanya yang tiba-tiba berair. Nasib jomblo. Rena dan Zain tersenyum lebar dan saling merangkul. Rena sudah menjadi baik sekarang. Malahan mereka sekarang berteman baik. Kedua keluarga besar saling berpelukan ketika tau mereka akan berbesan

"KETANGKEP KAMU KAK" ucap fina sambil menarik ujung kemeja ryan. Ryan yang kaget plus panik tidak dapat menyeimbangkan tubuhnya dan terjadi. Fina juga ikut terjatuh karena tangannya ditarik ryan. Jadinya dia ada diatas tubuh ryan. Kedua mata mereka bertemu. Menyalurkan aliran perasaan yang menggelora.

"Turun ih berat"

"Dasar alay. Cowo gak gentle, gini aja berat" gerutu fina sambil mencoba bangkit. Tapi, dia malah ditarik kembali oleh ryan dan akhirnya kedua bibir itu bertemu

"CIEEE FINA RYAN CIEEEE"

"WOY.. BELUM MUHRIM WOY"

"YANG SABAR KALIAN. NANTI KALAU UDAH SAH BARU BISA..."

"KYAAA.... KITA BESANAN BAKAL LEBIH CEPET"

"MOHON DIKONDISIKAN. ADA JOMBLO DISINI"

Fina memerah malu karena ketahuan dalam posisi ambigu seperti ini oleh yang lain. Tapi, ryan malah tidak punya malu dan malah melumat bibirnya dan menekan tengkuknya untuk memperdalam ciuman mereka

PLETAK

"AW... SAKIT FIN"

Dan hari itu menjadi saksi kedua hati yang terluka bersatu. Kebahagiaan telah kembali dan kehidupan baru akan dimulai

"Jadi, kapan kau akan menyusul mereka Ken Putra Pratama?"

"Kau berbicara tanpa berkaca Raihan Putra Dwitama"

"Berisik kalian berdua. Kalian jangan saling mengejek. Kalian kalah oleh ku"

"Diam kau Ryan Putra Prawira. Sombong sekali kau. Padahal kemarin kau galau dan mengurung diri dikamar"

"Jangan bahas itu, Brian Putra Perwira"

"Sudah, jangan bertengkar gitu dong. Sampe menyebut nama asli gitu. Tenang aja, kalian akan kunikahkan serempak ketika fina,lita,aulia,dan rossana lulus SMA"

"APA? JANGAN BERCANDA AYAH"

"Hehehe.. tentu saja aku bercanda. KALIAN HARUS SUKSES DULU BARU MENIKAH OKE? MENGERTI ANAK ANAK KU?"

"MENGERTI AYAH"



SELESAI

END

TAMAT



gimana? Gajos dan garing kan?

Udah biasa

Makasih yg udah niat baca

Ketemu lagi di cerita aku yg lain

Bhay

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lirik lagu Close My Eyes by Chenle Zhong (NCT Dream)

Lirik lagu Seventeen Smile Flower

Lirik lagu NCT Dream My first and last