Masa lalu yang menjadi masa depan Ch3
"DORRR"
"KYYAAAAA" teriak fira kaget.
Bagaimana tidak kaget, ketika ia sedang memeluk rayhan dengan bercucuran air mata, rayhan bangkit dan mengkagetkan fira yang membuat fira berteriak
Fira masih menampakkan ekpresi kaget dengan mata membulat serta masih ada jejak air mata disana. Mulutnya masih berbentuk huruf 'o'. Tangan kanannya masih berada di dadanya. Jantungnya masih berdetak dengan kencang.
Sedangkan rayhan hanya terkikik geli melihat ekpresi itu. Fira mengalihkan pandangannya. Tatapan yang ia layangkan pada rayhan sangat tajam bagaikan pisau.
BLETAK
"awwww"
Rayhan meringis. Kepalanya dijitak dengan 'penuh kasih sayang' oleh fira
"itu sangat tidak lucu tau. Kau membuatku takut. Apa apaan itu hah? Kau pasti sengaja kan menahan nafas seperti itu? Dan kenapa aku sangat bodoh tadi.. Ahhh..Kenapa aku tidak mengecek nadimu" cerocos fira dengan nada kesal dengan sesekali melayangkan beberapa pukulan kecil di lengan rayhan
Rayhan tetap dengan tawa menyebalkannya-menurut fira
"kau ini ada ada saja. Mana mungkin kau menjadi janda?" canda rayhan-yang secara tidak sadar hilang imej coolnya- yang membuat fira cemberut
Keduanya hening.. Larut dalam pikiran masing masing.
"kau tak apa? Apa preman tadi melukaimu?" tanya rayhan membuka percakapan
" preman yang seperti itu tidak akan membuat seorang sabuk hitam terluka" ucapnya dengan nada bangga
"tubuh kurus sepertimu sabuk hitam? Menggelikan"
“kau terluka?” tanyanya dengan nada khawatir. Dan sepertinya baru peka dengan keadaan rayhan. Karena ia melihat wajah rayhan penuh dengan lebam lebam warna ungu
“ini hanya luka kecil” ujar rayhan santai
“kecil apanya katamu? Mukamu bonyok seperti ini kau bilang kecil. Dan mengapa kau sesantai itu. Sekarang ayo kita pulang, dan aku akan mengobati lukamu” cerocosnya sambil berdiri dan menarik tangan rayhan
“kau harusnya tau, bukankah kau juga pernah berkelahi, pasti kau anggap luka ini luka kecil”
Fira hanya bersidekap dada sambil memandang rayhan sebal
“ya, aku tau. Tapi, tetap saja itu luka. Dan maaf saja aku tidak pernah terluka. Sekarang ayo pulang” ucapnya. Dan fira membuatnya takjub
“kerumah siapa?” tanya rayhan
“eh? Hmm… Kerumahku saja. Biar aku yang mengobatimu disana”
“mengapa harus dirumahmu? Kenapa tidak dirumahku saja?” tanya rayhan lagi yang sukses membuat fira kesal.
“sudah jangan banyak ngomong. Cepat” perintah fira sambil menarik tangan rayhan. Sejak kapan rayhan jadi orang yang cerewet. Biasanya ia seperti orang yang sedang kram wajah karena jarang terseyum. Sedangkan rayhan hanya diam. Jauh di lubuk hatinya ia merasa senang gadis didepannya ini mengkhawatirkannya. Senang melihat wajah kesalnya. Untuk pertama kalinya ia merasakan hal ini. Ia memandang tangannya yan ditarik oleh fira. Hangat.
Padahal baru tadi pagi ia dan fira menjalin hubungan, baru tadi ia dan fira bersama. Ia menyentuh dadanya. Jantungnya berdetak kencang. Kemudian ia alihkan pandangannya pada fira yang kini terlihat seperti menggumamkan kata kata yang menyangkut sifat santai dirinya.
"jalanmu lambat" gerutu fira yang hanya dibalas gumaman kecil dari rayhan
"sini aku akan membantumu berjalan." ucap fira sambil berusaha memapah rayhan
" hh.. Ternyata tubuh kurusnya ini berat.." gumam fira pelan
Dirumah fira
Rayhan memandang sekelilingnya. Rumah yang dihadapannya kini bisa dibilang cukup luas. Dengan warna putih gading. Dan Dengan halaman depan yang ditumbuhi banyak sekali tumbuhan hias. Ya, cukup layak untuk ditinggali. fira sangat sibuk dengan mengedor gedor pintu secara brutal. Rayhan kini sedang duduk di kursi yang berada di pekarangan rumah. Mengrilekskan otot tubuhnya yang kaku
TOK TOK TOK
Untuk sekian kalinya fira mengetuk pintu brutal dan dengan tenaga penuh. Tapi, tak kunjung satupun orang rumah yang membukakan pintu. Fira mendengus kesal. Bagaimanapun, ia harus masuk kerumah dan segera menangani pasiennya
TOK TOK KRIET TUK
“aww”
Bunyi apa itu? Ternyata saking kesalnya fira, ia terus mengetuk pintu dengan kencang dan tanpa ia sadari pintu sudah terbuka dan malah ia mengetuk kepala orang yang membuka pintu.
“maafkan aku,kak rafi” ujar fira sambil cengengesan
“apa semudah itu mengatakan maa-“ ucapan orang yang fira sebut kak rafi itu terpotong ketika melihat seorang pria tampan—walau ia tidak mengakuinya—terluka dengan wajah penuh lebam dan memar sedang duduk di kursi dekat pintu itu
“fira, dia siapa? Jangan bilang kau yang menghajarnya? Sudah ku bilangkan jangan berkelahi lagi, dan sekarang kau yang repot karena mungkin dia meminta tanggung jawabmu” ujar rafi sambil menarik tangan fira seraya menjauh dan berbisik ia menghujani fira dengan beberapa pertanyaan dan sesekali matanya melirik rayhan
“dia bukan korbanku, dia kekasihku. Dan dia baru berkelahi dengan preman dan melindungiku.. Ahh bukankah itu romantis kak?” jelas fira sedikit mendramatisir
“ohhh kekasih mengapa kau tidak bil—APAAA?” awalnya rafi hanya berbisik tapi, tiba tiba dia berteriak tepat ditelinga fira
“apa yang kau lakukan kak rafi? Setidaknya bila ingin berteriak menjauhlah dari telingaku” desis fira sambil menatap rafi tajam
Tapi, rafi tidak menghiraukannya. Ia malah berjalan menghampiri rayhan dengan tatapan mengintimidasi. Seolah olah rayhan adalah seorang pencuri ayam yang sedang disidang di kantor kelurahan. Sedangkan rayhan hanya membalas tatapan itu dengan tatapan datar
“apa kau kekasih adikku?” ucap rafi dengan tekanan pada setiap kalimatnya serta dengan jari telunjuk yang mengacung didepan wajah rayhan
“ya” jawab rayhan singkat. Ia menepis pelan telunjuk itu
“aku akan merestui hubungan kalian, jika sudah memenuhi kriteriaku sebagai adik ipar” ucap kak rafi dengan tatapan tajam
“Hn” ucapnnya ambigu. Sedangkan rafi hanya mengeryit heran
“jawaban macam itu?” tanyanya sambil bersidekap dada
Fira yang sedari tadi melihat percakapan singkat itu hanya bisa sweapdrop melihat keoveprotectivan kaka nya itu.
“berkat jawabanmu tadi, aku tau sikapmu itu datar dan dingin. Sementara aku ingin memiliki adik ipar yang ramah, murah senyum, enak diajak ngobrol dan bercanda. Untuk masalah sifat kau tidak lolos” jelasnya panjang lebar. Sedangkan rayhan hanya memandang rafi aneh. Oh ayolah disini ia sedang terluka dan malah diomeli seperti ini
“jika kau mengingikan adik ipar yang seperti itu, di pasar banyak. Diobral 5000 rupiah per 2 adik ipar. Berminat?” ucap seseorang yang membuat rayhan, rafi dan fira menoleh kearah pintu
“apa apaan kau? Aku tidak mau memiliki adik ipar murahan. Aku ingin memiliki adik ipar yang berkualitas” gerutu rafi
“kak rafa?” tanya fira sambil menatap orang tersebut
“kudengar dengar kalian ini rebut terus. Berisik. Menggangu ketenangan saja” ucapnya tenang
“cih, biar saja. Aku ini peduli adik tau. Tidak seperti kau” ejek kak rafi
“jadi, kau menganggapku tidak peduli adik begitu?” sengit rafa. Hilang sudah imej coolnya
Fira hanya mendengus, jika kedua kaka kembarnya berdekatan, pasti akan terjadi perang cekcok, sifat rafa yang tenang pasti akan berubah gara gara rafi yang terlalu mudah terpancing emosi. Kemudia ia mengerling menatap rayhan. Aduh, dia lupa tujuan membawa rayhan kerumahnya ini. Sedangkan rayhan hanya tenang melihat pertengkaran kedua kakanya ini. Ia berjalan menghampiri rayhan dan duduk di sebelah rayhan. Rayhan menatapnya bingung, sedangkan fira menatap rayhan dengan tatapan bersalah
“maafkan aku”
“tak apa”
Fira kembali melihat kedua kakanya
" mereka memang seperti itu" ucapnya seolah memberi pengertian pada rayhan
“ohh jadi seperti itu. Kau anggap aku ini terlalu overprotective pada fira?” tanya rafi sengit
“tentu saja. Karena kau, sampai saat ini fira belum memiliki kekasih” jawab rafa tak kalah sengit
" kata siapa fira tidak memiliki kekasih? Buktinya dia" balas kembali rafi sambil sesekali menunjuk rayhan
Fira meringis malu. Jika, terus begini para tetangga akan melihat pertengkaran mereka sebagai tontonan. Duhh, jika kak rafa dan kak rafi bertengkar. Maka tidak ada yang bisa memisahkan mereka. Kecuali-
“awwwwwwwww” teriak rafa dan rafi berteriak kesakitan. Karena ditelinga mereka ada sebuah tangan yang menjewer telinga
“kalian ini berisik sekali”
-ayah dan ibu
“kalian ini membuat malu saja. Ingat umur nak, kalian itu sudah kuliah. Apa kau tidak malu dngan tetangga dan adikmu, hah?’’ tanya seorang wanita yang sepertinya ibu fira seraya melepskan jeweran di telinga kak rafa
“kau juga rafi, jangan mencari masalah terus dengan kakakmu” ujar seorang pria yang sepertinya ayah fira dengan melepaskan jeweran kakrafi
Ayah dan ibu terus mengomeli si anak kembar dan sesekali fira ikut ikutan nimbrung. Tanpa mereka sadari, rayhan menatap mereka dengan tetapan sulit diartikan
‘kapan ya aku memiliki keluarga yang utu? Dengan kehangatan dan keharmonisan keluarga’ ucapnya dalam hati sambil tersenyum miris. Keluarganya jarang dirumah. Sejak kecil, ia kurang mendapatkan kasih sayang keluarga.
Ayahnya sering tidak pulang kerumah karena pekerjaannya yang mengharuskan ia terus berada diluar negri. Ibunya yang juga seorang direktur sama seperti ayahnya. Sedangkan kakanya, erada di jerman karena kuliah. Ia iri dengan keluarga fira yang penuh akan kasih sayang. Walaupun terkesan heboh dan sering berantem, tapi ia meresakan besarnya kasih sayang dan cinta. Ia akan meneguhkan hatinya, ia akan mengurus adikny yang berusia 3 tahun. Ia tidak ingin adiknya merasakan hal yang sama dengannya. Ia akan memberikan kasih sayang pada adiknya. Kasih sayang keluarga yang tidak pernah ia dapatkan.
Mengingat hal itu, tanpa sadar ia meneteskan air mata. Fira yang melihat rayhan menatap kosong kearah keluarganya pun mengeryit heran, apalagi ada setitik airmata disana
“kau menangis?” tanya fira yang membuat ‘obrolan hangat’ keluarganya berhenti, sontak menatap rayhan. Buru buru ia menyeka airmatanya dan kembali memasang wajah datar
“tidak apa” jawab rayhan
“hmmm mungkin dia lelah menunggu dan juga menahan rasa sakitnya mungkin” tebak rafi
“ahh aku lupa, sekarang ayo masuk” ajak fira sembari memapah rayhan memasuki rumahnya
SKIP TIME
Kini, rayhan ada diruang keluarga. Setelah diobati dengan obat merah dan plester yang kini menghiasi wajah tampannya. Dia merasa seperti memiliki keluarga, keluarga yang telah lama hilang
“jadi, kau kekasihnya fira?’’ tanya sang ayah pada rayhan
Sementara rayhan hanya tersenyum tipis dan mengangguk
“nak, aku ingin bertanya. Maaf jika hal ini seperti aku mencampuri urusan pribadimu. Terserah jika kau menjawab atau tidak. Nak,mengapa kau tadi menangis?’’ tanya ibu
Mendapat pertanyaan itu, rayhan hanya diam. Tatapan datarnya berubah menjadi tatapan kosong
“jika kau ada masalah, ceritakan. Jangan dipendam sendiri, itu tak baik. Mungkin jika kau bercerita kau akan merasa lebih baik” ucap kak rafi sok bijak
“benar, kak rafi saja sering curhat padaku ketika dia galau, tak jarang juga dia sering menulis buku diary” ucap fira dengan wajah innocent. Yang disambut tatapan tajam kak rafi dan dengusan geli kak rafa
“aku hanya rindu keluarga” jawabnya singkat
“apa keluargamu sudah tiada?” tanya ibu penasaran namun, dalam nadanya terlihat lembut
“tidak, mereka masih ada tapi, sayangnya rasa cinta mereka padaku dan adikku sudah tiada” jawabnya sendu.
“kalau begitu, anggap saja keluarga ini keluargamu” seru rena
;;;;
“AKU PULANG” teriak rayhan, begitu ia sampai membuka pintu. Suara rayhan menggema dirumah mewah itu, memecah keheningan siang itu. Ia mendesah pasrah, walau ia ia berkata demikian tidak aka nada orang yang menyambut kepulangannya selain para pelayan dan
“KAKAAAAA”teriak seorang anak yang rayhan lihat sedang digendong oleh babysitter. Rayhan mengambil alih tubuh adiknya. Rayhan memberi isyarat pada asistennya itu pergi, yang dibalas tatapan ragu
“tapi tuan..”
“tak apa” balas rayhan
“hey,jagoan kau sudah sembuh.?” Tanya rayhan pada balita yang ada di gendongannya
“ya… kaka boleh aku bermain dengan kaka dikamar?”tanya balita itu penuh harap.
“tentu saja” ujar rayhan tenang sambil mendudukkan adiknya diatas kasur
“YEAYY… kaka memang baik” teriak senang balita tersebut. Melihat itu rayhan hanya tersenyum. Setidaknya ia masih memiliki keluarga yang menyayanginya
FLASHBACK ON
“Kalau begitu,anggap saja keluarga ini keluargamu” ucap fira
Krik krik krik
Hening seketika melanda.
“hmm,,, aku setuju. Setidaknya aku memiliki teman yang tenang untuk diajak mengobrol” celetuk rafa sambil melihat rayhan
“bukannya teman yang senang menulis buku diary” lanjutnya sambil mendengus geli melihat rafi
Kak rafi hendak menjawab.. tapi, sudah mendapat tatapan tajam dari ayah,ibu, dan fira
“benar, menurut fira Mungkin nanti suatu saat kita akan menjadi keluarga” ucap ibu fira sambil mengerling jahil kearah rayhan. Mendengar hal itu rayhan tersentak kaget. Kode kah bahwa calon mertuanya itu menyetujui hubungannya
“hah?rayhan jadi keluarga? Apa rayhan akan diangkat menjadi anak kalian?” tanya fira bingung
“mungkin,, beberapa tahun lagi. Dia akan kuangkat menjadi menantuku” jawab ayah rena
“menantu? Ayah akan menikahkan rayhan dengan siapa? Kak rafa atau rafi?” tanya fira lagi
Mendengar namanya dibawa bawa. Si kembar mendelik tajam.
“
setidaknya kami masih normal” ucap rafi
“hhh.. tentu saja dengan kau fira” jawab rafa tenang
“oohhh”
Loading… 5 %
Loading… 15 %
Loading… 70%
Loading… COMPLETE
“apa?!” pekik fira setelah tersadar dari lolanya. Sedangkan rayhan hanya tersenyum tipis
“ tapi, setidaknya kau mempunyai seorang keluarga yang menyayangimu” celetuk rafa
" jadi, apa kalian berniat menceritakan hubungan kalian ini?" tanya ayah fira sambil mengerling jahil
Dan dalam beberapa waktu kedepan.. Ruangan itu dipenuhi gelak tawa dan juga obrolan hangat karena pasangan baru ini
Flashback off
“KAKA” suara tersebut membuat rayhan tersadar dari lamunannya. Ia menatap bingung seseorang didepannya.
“katanya kaka mau bermain, tapi, kaka malah tidak mendengarkanku” ucapnya sembari cemberut yang malahan membuatnya semakian imut
“ya,,, sekarang. Ayo kita main” ajak rayhan
TBC😉
Komentar
Posting Komentar