Sequel Ch 10 : We are in a love story
Ken dan fina kini mulai berjalan menjauhi rumah. Sekarang sudah pukul 7 malam. Mereka akan pergi ke pasar malam untuk menyelamatkan Lita. Karena kata zaen, anak buah Rena sudah akan sampai ke rumah Roni sensei. Mereka kini sedikit berjalan tergesa-gesa menuju pasar malam. Sedangkan Lita, entah kenapa terlihat sangat santai. Lihat saja gayanya, dengan sepasang headset ditelinganya, celana training panjang dan kaos lengan panjang berwarna merah. Seperti orang yang mau jogging saja. Padahal, kini nyawanya sedang terancam
"Lita, apa kau bisa mempercepat langkahmu?" Tanya fina sembari menarik tangan lita untuk berlari
"Tenang aja fin.. pasar malam kan gak akan tutup sekarang" ucap Lita santai
Fina meringis ketika menyadari kebodohan Lita. Ia lupa, kalau Lita tidak tahu menahu tentang semua rencana yang Rena buat dan rencana mereka untuk menyelamatkan nya.
"Yak, kalian.. bisa tidak jalan sedikit cepat?" Seru ken ketika melihat fina dan lita yang sedang berjalan santai dibelakang nya
"Kenapa harus buru-buru sih kak? Tenang aja" ucap Lita santai. Ken memandang Lita greget. Apa lita tidak tau bahwa sekarang nyawanya sedang dalam bahaya?
Ken melotot kaget ketika melihat ada dua orang berjalan kearah mereka. Dua orang berbadan kekar dan memakai baju serta kacamata hitam. Buru buru, ia menarik lengan Lita untuk menjauh dari sana dan lari untuk bersembunyi di keramaian pasar malam. Namun, lita malah menepis tangannya.
"Lita, ayo cepet Napa?"
"Kenapa buru buru sih kak?" Gerutu Lita
Fina mengernyit heran ketika melihat kepanikan ken. Ia kemudian berbalik badan dan menemukan ada dua orang yang sepertinya orang suruhan Rena. Kemudian, tanpa pikir panjang, ia membantu ken menggusur Lita dari sana. Tapi, nampaknya gagal karena mereka kini sudah ada dihadapan ken dan fina.
"Kalian mau membawa gadis itu kemana hah?" Ucap salah satu dari mereka membuat fina dan ken mundur secara perlahan dan menarik lita.
"Kak,, bawa Lita kepasar malam, cepet" perintah fina pada ken yang dihadiahi tatapan tajam milik ken
"Kau bercanda fin?" Ucap ken
"Tentu saja tidak kak, mana mungkin aku bercanda di situasi seperti ini?"
"Kita kan bisa pergi bersama fina"
"Kau mau mereka mengejar kita? Lebih baik, aku saja yang menghadang mereka disini "
"Tapi fin.. bagaimana dengan janji ku pada sikembar?"
"Aku akan baik-baik saja kak"
"Fin.."
"Cepat.. sebelum mereka menangkap Lita" ucap fina ketika ia melihat salah satu dari mereka mulai akan menangkap Lita
"CEPAT KAK" teriak fina. mendengar itu, tanpa pikir panjang, ken langsung menarik lita menjauh dari sana.
"Kak ken ada apa ini?" Tanya Lita yang sepertinya mulai menyadari adanya situasi yang aneh
"Nyawamu dalam bahaya Lita" ucap ken sambil terus membawa Lita berlari
"Tapi kenapa?"
"Ada seseorang yang berniat mencekakaimu"
"Kakak, gimana sama fina?" Ucap Lita seraya mencoba melepaskan genggaman ken
"Dia akan baik-baik saja Lita" ucap ken menenangkan Lita walaupun dalam hati ia sangat khawatir pada keadaan adik kesayangannya itu.
Maafkan aku ryan,brian... Aku tidak menepati janjiku untuk menjaga fina..
___***___
Fina menatap ken dan lita yang kini sudah mulai menjauh dari sana. Ia tersenyum karena, setidaknya Lita aman untuk kali ini. Kemudian fina berbalik, pandangannya teralih pada dua sosok di hadapannya yang sepertinya sudah emosi
"Lewati aku dulu, jika kalian ingin mendapatkan temanku Lita"
"Bocah ingusan sepertimu beraninya menantang kami" ucap salah satu dari mereka yang memiliki kumis kemudian maju dan siap menghadapi fina.
Fina menyeringai menatap para pesuruh Rena itu. Ia senang, karena malam ini akan sedikit olahraga. Ia meregangkan otot-otot tubuhnya dulu, lalu menyiapkan kuda kuda untuk menyerang.
BUAGH
Baru satu pukulan dan membuat si kumis terjatuh. Fina meniup kepalan tangannya. Apa sekuat itu tenaganya sampai sampai seorang berbadan kekar seperti itu langsung ambruk? Padahal, sudah cukup lama ia tidak menggunakan jurus jurus nya untuk memukul orang
"Bocah sialan" desisnya kesal
Fina hanya menatap remeh dua orang didepannya.
BUAGH
tanpa disadari, rekan si kumis yaitu si botak sudah berada dibelakang dan menendang punggung fina yang membuatnya terpental sedikit jauh dari sana. Tubuh fina sedikit oleng kearah jalan raya dan-
Tinnn!!!
CKIT
BRUK
Sebuah mobil melaju dengan kencang dari arah utara dan menghantam tubuh fina. Tubuh fina terlempar dan membentur trotoar. Tanpa bersalah, sopir mobil itu langsung tancap gas berniat meninggalkan lokasi kejadian. Sedangkan kedua orang suruhan Rena langsung kabur melihat kejadian itu dengan menumpang di mobil si supir. Sepertinya mereka sekongkol, lalu mereka putar arah dan kemudian hilang di perempatan jalan didepan sana
Ken dan lita yang belum jauh dari lokasi kejadian langsung menoleh. Alangkah terkejutnya mereka melihat fina yang kini tergeletak dipinggir jalan dengan kepala bersimbah darah.
"Fina...."
"Jangan kesana Lita, berbahaya" cegah ken ketika Lita akan menghampiri fina. Ken hampir menangis melihat kondisi adiknya itu. Tiba-tiba,ia merasa bersalah.
"Kenapa gak boleh kak? Fina disana lagi sekarat"
"Sudah kubilang jangan Lita, kau sedang berada dalam bahaya kini"
"Aku tidak peduli.. aku akan menyelamatkan fina" ucap Lita yang kemudian berjalan menghampiri tubuh fina
"Lita,, jang-"
DOR
Suara tembakan terdengar, dan tiba-tiba ken menghentikan ucapannya dan kemudian ambruk jatuh.
"Kak ken..." Seru lita kemudian menghampiri ken
"Kak ken, jangan bercanda, kejutannya gak lucu" ucap Lita tidak percaya karena kejadian ini seperti deja vu baginya. Darah dan pistol itu seperti acara romantis kemarin ia bersama Raihan. Tapi, apa kau yakin ini kejutan Lita?
Ken tidak bergeming. Dan itu membuat Lita takut. Dengan ragu, ia menyentuh perut ken yang kini sudah banyak noda berwarna merah.
"Jadi, ini nyata? Bukan kejutan untukku?" Tanya Lita pada dirinya sendiri ketika ia tidak sengaja memegang luka tembakan diperut ken.
Lita memandang sekeliling nya. Sepi. Itulah yang ia rasakan. Lita bingung dan panik sendiri. Sebenarnya apa yang terjadi? Apa benar benar nyawa nya dalam bahaya?
"Kak ken..." Panggil Lita sembari mengencangkan tubuh ken. Namun, ken tetap diam. Kemudian, Lita sedikit berlari menghampiri fina yang kini wajahnya sudah pucat.
"Fina.. bangun fin, jangan kayak gini dong gak lucu" ucap Lita pada tubuh fina. Lita sudah hampir menangis ketika melihat kondisi fina yang sepeti ini.
"Lita apa yang kau lakukan disini?" Ucap Rena dibelakang tubuh Lita dan langsung membuat Lita tersentak kaget.
"Rena, apa yang kau lakukan?"
"Kau kenapa masih disini Lita? Nyawamu dalam bahaya, harusnya kau pergi dari sini"
"Kau juga tau?"
"Tentu saja"
"Tapi..."
"Sekarang, cepat ikut aku.."
"Tapi, bagaimana dengan kak ken dan fina?"
"Biarkan mereka. Nanti, ayah akan membawa mereka. Sebaiknya kita pergi lita. Nyawamu dalam bahaya sekarang" ucap Rena sambil menarik tangan lita. Lita hanya menurut saja ketika ia dibawa Rena. Lita memandang tubuh fina dan ken yang bersimbah darah dengan tatapan bersalah
Kalian bertahanlah
Lita terus mengikuti Rena, dan tanpa disadari olehnya, sebuah seringai tercetak di wajah cantik rena.
___***___
"Sial," maki zaen ketika melihat Lita dibawa pergi oleh Rena dari dalam mobil yang tak jauh dari lokasi kejadian. Ia segera memasang sabuk pengaman dan kemudian menjalankan mesin mobil untuk mengikuti kemana rena membawa pergi lita
Zaen meraih ponselnya dan segera menelpon seseorang
"Halo, Paman"
"Halo, zaen? Bagaimana keadaan disana?"
"Sangat kacau Paman"
"Apa maksudmu zaen?"
"Fina dan ken jatuh sebagai korban"
"Apa? Apa yang kau katakan zaen? Apa yang terjadi pada kedua anakku?"
"Paman, dimana anak buahmu? Mengapa mereka sangat lama?"
"Mereka sedang berada di dalam perjalanan zaen. Katakan, apa yang terjadi pada kedua anakku?"
"..."
"Katakan sesuatu zaen!!"
"Maafkan aku Paman,"
"Apa maksud dari kata maaf mu zaen?"
"Lita dibawa oleh Rena. Ken ditembak dan fina tertabrak mobil. Paman, aku akan mengikuti mereka, jadi kirimkan semua anak buahku pada alamat yang nanti aku kirim."
"Kau bercanda kan zaen? Apa yang sebenarnya terjadi hah?"
"Paman, sebaiknya kau kesini dan segera menyelamatkan keduanya, mereka belum jauh dari rumahmu"
"Zaen, cepat jelaskan ap-"
"Sudah dulu ya Paman"
Pip.
Zaen memutuskan sambungan telepon nya. Kemudian ia fokus kembali pada jalanan didepannya. Ia harus menyelamatkan nyawa Lita dari tangan adiknya yang kejam. Memang, Rena itu sebenarnya adik kandung zaen. Dan zaen tidak mau adiknya itu terjerumus lebih dalam pada obsesi nya pada Raihan. Jadi, zaen akan menghentikan Rena apa pun yang terjadi
Maafkan aku... ken, fina.. aku harus mengorbankan kalian demi kesalahan ku dimasa lalu.
___***___
Pip.
Sambungan telepon diputus sepihak oleh zaen membuat Roni sensei mengerang kesal. Ia melemparkan ponselnya ke meja yang ada dihadapannya. Membuat semua orang yang berada disana memandang nya penasaran sekaligus khawatir
"Ayah, ada apa ini?" Tanya Raihan.
Roni sensei memandang Raihan datar. Ia lupa bahwa hanya Raihan lah yang belum mengetahui rencana busuk Rena terhadap Lita. Raihan juga tidak mengetahui rencana mereka menyelamatkan Lita.
"Ada apa suamiku?" Tanya Bu Ratna khawatir
"Kita harus pergi sekarang"
"Kenapa ayah? Dan kemana kita akan pergi?" Tanya ryan.
"Ayah, perasaanku tidak enak" ucap Brian sangat panik
"Brian, firasatmu benar" ucap Roni sensei sedikit ambigu. Karena tidak begitu dimengerti oleh yang lain
"Ada apa ini?"
"Mereka belum pergi ke pasar malam?" Tanya Brian lagi. Dan Roni sensei mengganguk. Dan ini langsung membuat mereka seketika panik.
"Lalu, apakah ada sesuatu yang terjadi?" Tanya Bu Ratna
"Ayah, jangan katakan.. jangan katakan jika yang aku pikirkan saat ini benar benar terjadi"
"Itu memang terjadi Brian. Ken ditembak dan fina tertabrak mobil. Apa yang harus kita lakukan? Zaen, dia kini mengikuti Lita yang sudah dibawa pergi oleh Rena. Rencana kita benar benar berantakan. Ditambah lagi anak buahku belum datang." Ucap Roni sensei menjelaskan dengan nada frustasi yang langsung membuat semua orang diruangan itu tersentak kaget.
"Ayah.. dimana mereka sekarang?"
"Tidak jauh dari rumah."
"Kita harus kesana ayah" ucap ryan khawatir. Sangat khawatir. Bu Ratna mengganguk mengiyakan. Sedangkan Brian, mencoba menghapus semua pikiran pikiran buruk yang kemungkinan terjadi dan mencoba untuk positif thinking. Karena, firasat itu sangat kuat. Raihan hanya memandang keadaan didepannya dengan wajah heran. Semua orang panik saat ini.
"Ayo cepat" ucap Roni sensei sembari menuju pintu keluar. Diikuti oleh istri dan ketiga anaknya, namun, ketika akan keluar rumah...
"Sial, kita terkepung" ucap Roni sensei ketika rumahnya kini sudah dipenuhi dengan orang orang berbadan kekar dan sedang berjaga di depan rumahnya.
"Ayah, gunakan jalan belakang" ajak ryan dan langsung mereka semua menuju pintu belakang.
"Tapi, percuma saja melalui pintu belakang" ucap Brian membuat langkah mereka terhenti
"Kenapa?"
"Karena, walaupun melewati pintu belakang, kita tetap saja akan melewati pintu depan"
"Kita benar benar tidak bisa keluar"
"Apa kita tidak bisa melawan ayah?"
"Apa kau mau melawan mereka?"
"Hehehe tidak ayah"
___***___
Seorang gadis ditemani seorang pria sedang berjalan santai dijalan salah satu perumahan. Mereka adalah rossana dan kakaknya Ali. Rossana rencananya akan kerumah Lita, karena kemarin flashdisk nya tertinggal dirumah Lita. Dan ia baru ingat sekarang.
"Jangan terlalu lama disananya, besok kau sekolah"
"Iya kak, cuman ngambil flashdisk doang"
"Apa kau yakin masih hapal jalan menuju rumah temanmu itu?"
"Tentu saja kak"
"Tapi, kenapa aku merasa sudah melewati jalan ini berkali kali,?"
"Itu hanya perasaan mu saja kak"
"Kita tidak tersesat kan?"
"Kau meragukan ingatan ku kak?"
"Iya, kau kan pikun orangnya"
"Enak aja kakak ngomong"
"Eh, emang bener kan?"
"Kata siap-" ucapan rossana terpotong karena ia kini sudah berada didalam semak semak. Jadi, ketika sedang asyik berdebat dengan kakaknya, rossana tidak memperhatikan jalan didepannya. Alhasil, dia tersandung dan...
SRAK
..masuk atau nyungsep kedalam semak semak yang berada disampingnya. Aneh memang posisi jatuhnya. Dengan bagian kepala hingga perut berada di semak semak sedangkan bagian kaki berada diluar.
"Kakak.. tolong aku" teriak rossana pada kakaknya. Ia menggerakkan kedua kakinya karena memang kepalanya berada dibawah sedangkan kakinya diatas. Dan, bukannya membantu, Ali malah menertawakan nasib adiknya itu. Sampai dia tertawa terbahak-bahak saking puasnya
"Kualat kamu dek" ejek nya namun tetap membantu rossana keluar dari sana. Rossana yang mendengar nya hanya cemberut sekaligus malu
"Kamu itu aneh deh, jatuh tuh kedepan bukan kesamping"
"Ya terserah aku dong jatuhnya mau kemana, korban iklan kamu kak"
"Iklan apaan yang kata katanya kayak gitu? Tapi,Kamu kok bisa jatuh dek?" Tanya Eli heran
"Iya, tadi ada kaki, eh kaki?"
Rossana langsung menatap sepasang kaki yang kini ada dihadapannya.
"Loh kok ada kaki?" Tanya rossana bingung
"Biarin aja dek, mungkin itu orgil yang lagi tidur. Jan diganggu"
Rosaana mengabaikan perkataan Ali dan menghampiri tubuh pemilik kaki itu. Dan, alangkah terkejutnya ketika melihat ada seseorang pemuda yang tergeletak dengan luka di bagian perut.
"Kakak" seru rossana kaget
"Ada apa dek? Astagfirullah" ucap Ali kaget ketika melihat pemandangan didepannya
"Apa dia korban begal? Ya Allah dek, cepet panggil ambulans"
Rossana mengedarkan pandangannya ke segala arah. Berusaha mencari seseorang untuk dimintai pertolongan. Tapi, sepi. Tidak ada seorang pun disini kecuali seorang gadis berbaju ungu terang yang tergeletak didepan sana. Tunggu sebentar... Gadis? Tergeletak? Rossana langsung menghampiri tubuh itu. Mengabaikan Ali yang berteriak karena meninggalkannya. Begitu ia sampai di sana...
"Fina..." Ucap rossana kaget ketika melihat tubuh didepannya itu sudah dipenuhi darah di bagian kepala.
"Fina.. bangun fin.. ya Allah.. kenapa kamu fin?" Ucap rossana sambil mengguncangkan tubuh fina. Namun, tidak ada respon darinya
"TOLONGGGGG" teriak rossana. Berharap ada seseorang yang dapat membantunya. Dan, untungnya ada segerombolan bapak bapak yang sepertinya sedang ronda tak jauh darisana. Ketika mendengar teriakan rossana, mereka langsung bergegas menghampiri gadis itu
"Ada apa dek? Astagfirullah.. kenapa itu?"
"Gak tau pak. Saya nemuin temen saya udah kayak gini"
"Cepat panggil ambulans"
"Tapi, saya tidak bawa ponsel"
"Biar saya yang hubungi"
Rossana bernapas lega ketika ada orang yang menolongnya.
"Pak, disana juga ada yang luka"
"Berarti ambulans nya dua?"
"Terserah bapak aja"
Rossana memandang wajah fina yang pucat dan darah yang keluar dari luka di dahinya. Ia memangku kepala temannya itu tanpa perduli bahwa bajunya terkena noda darah. Ali menjaga tubuh ken yang sepertinya pendarahan diperutnya tidak berhenti.
"Sebenarnya apa yang terjadi sama kamu fin?" Tanya rossana khawatir
Tak berapa lama Sirine ambulan terdengar. Ali dibantu bapak bapak yang sedang ronda membopong tubuh ken memasuki ambulans. Sedangkan tubuh fina sudah berada didalam ambulans dan sepertinya sedang ditangani dengan dipasang infus
"Dia temen kamu dek?" Tanya Ali ketika melihat rossana yang sepertinya peduli pada fina
"Iya kak"
"Kamu gak akan ikut ke rumah sakit?"
"Ikut aja"
"Tapi besok kan sekolah. Terus belum izin ke ibu"
"Bomat,"
Rossana ikut masuk kedalam mobil ambulans dan menemani fina disana. Sedangkan Ali berada di mobil ambulans yang berisi ken. Sebelum ambulans pergi, tak lupa rossana mengucapkan terima kasih pada bapak-bapak ronda
"Makasih banyak pak"
"Iya sama sama neng, hati hati"
Bisingnya suara sirine ambulans itu memecah keheningan malam. Membuat beberapa orang keluar dari rumahnya karena penasaran apa yang terjadi. Dan, suara itu sampai ke dalam rumah Roni sensei
"Ambulan?" Tanya Brian
"Jangan jangan..." Ucapan ryan menggantung.
"Alhamdulillah,, terimakasih ya Allah" ucap Bu Ratna mengundang tatapan aneh dari yang lainnya
"Kenapa kau bersyukur Bu?"
"Bukannya dengan begitu, mereka bakal selamat. Setidaknya mungkin ada yang menemukan mereka"
"Kau benar Bu, kenapa aku tidak berpikir sampai kesana"
"Syukurlah"
"Aku tidak akan memaafkan Rena jika sampai terjadi sesuatu pada kak ken dan fina" janji Raihan. Kini, setelah dijelaskan secara detail dan keseluruhan oleh ryan dengan dibumbui sedikit drama dan kebohongan, Raihan akhrinya tau apa yang terjadi.
"Tapi, aku akan membunuhnya jika terjadi sesuatu pada Lita."
Fina bertahanlah -rossana
Apa kak ken dan fina bakal baik baik saja? Semoga ya Allah -lita
Maafkan aku ken, fina... -zaen
Kasian ini anak -ali
Kau mengingkari janji kamu fin - ryan
Fina dan kak ken pasti baik baik saja. Positif thinking.. - Brian
Kenapa anak buahku tak kunjung datang?- Roni sensei
Aku akan mencincang Rena jika melukai anak dan kedua calon menantu ku -bu Ratna
Permainan baru saja dimulai -rena
Hai hai hai.... Gimana cerita diatas? Adegan aksi nya dikit ya? Emang,, malez ngetik😂 Kesannya dapet kah? Enggak ya? Gpp lah.. cerita ini makin garing kriuk kriuk dan gajos... Typo bertebaran dan alur cerita gak nyambung... Makasih buat yang udah baca cerita absrud saya ini... Sampai jumpa di chap berikutnya...
Komentar
Posting Komentar