Sequel Ch 7 : We are in a love story

Kini ryan dan yang lainnya sedang duduk di meja makan yang entah kenapa dibawa ke taman. Lita dan Raihan duduk berdampingan. Biasalah pasangan baru, masih mesra mesranya. Fina duduk diapit oleh sikembar yang ada dikanan dan kirinya. Sedangkan Roni sensei dan Bu Ratna memisahkan diri dengan duduk di bangku taman berdua. Mungkin mereka ingin berdua duku sekarang.

"Jadi, bisa dijelaskan apa maksudnya tadi?" Tanya Lita pada raihan

"Hehehehe" sedangkan yang ditanya malah cengengesan.

"Maksud dari 'kau akan berakhir malam ini' itu apa?"

"Iya, maksudnya status jomblo kamu berakhir malam ini. Kenapa kamu marahnya ke aku? Harusnya ke kak ken, kan dia yang ngomong gitu"

"Kau menyalahkan aku? Lagi? Harusnya kau yang melakukan itu bukan aku"

"Kak Raihan emang gak gentle, gak to the point"

"Berisik alay, kamu juga kayak gitu"

"Hehehe"

"Bikin jantungan aja, fina juga.. kenapa kamu malah ikutan hah? Ada darah lagi"

"Itu unsur ketidak sengajaan tau"

"Bodo amat. Kak ken juga, mainannya pistol."

"Itu pistol mainan"

"Jadi, bisa dijelaskan dari awal?"

"Oke, aku akan menjelaskan dari awal. Dengar baik baik oke"

FLASBACK

"Apa malam ini kita jadi menjalankan rencana?"

"Aku juga bingung han, gimana kalau gagal?"

"Kegagalan pasti terjadi kak"

"Kak.."

"Apa yan?"

"Aku punya rencana baru"

"Maksudnya? Kenapa harus rencana baru"

"Rencana yang kita rencanakan sangatlah monoton dan terkesan sangat random"

"Lalu,?"

"Aku sudah merencanakan sesuatu"

"Apa itu?"

"Begini.. dengar baik baik ya kakak kakak dan adikku sekalian"

"Iya iya, cepet kasih tau"

"Iya sabar.."

"Cepet gak"

"Oke jadi gini,, untuk targetnya Lita.."

"Iya apa?"

"Bagaimana kalau kita buat horor kesannya."

"Nanti lita takut gimana?".

"Itu emang tujuannya kak"

"Terus kayaknya kita harus ajakin fina juga"

"Kita ajakin fina nanti malam aja ngedadak, nanti pas mereka lagi jalan berdua tarik aja fina, jadi Lita sendiri kan? Nanti pasti Lita keliling rumah tuh,, nah pasti dia nanti ketaman.. dan kejutan pun dimulai"

"Rencanamu boleh juga tuh lay"

"Ryan gitulohhh"

"Kalian ini ya"

"Ayah? Ibu?"

"Kalian ini ya, kenapa tidak memberi tahu rencana ini dari awal sih?"

"Iya, padahal kita bisa ngebantu loh"

"Beneran nih? Ayah dan ibu mau membantu?"

"Tentu saja,"

"Kalian ini ada ada aja ya, padahal gak perlu ngerencain serumit ini, tinggal bilang aja apa susahnya?"

"Kan biar berkesan gitu Bu"

"Terserah kalian aja deh"

"Hukuman kalian jadi sia sia loh"

"Tak apa yah, sekalian olahraga"

"Tapi, apa ini tidak keterlaluan?"

"Tidak Bu"

"Kapan kalian akan memulai rencana?"

"Malam ini"

"Baiklah, kita siapkan segalanya mulai sekarang."

"Ryan, kau siapkan meja ban bangku untuk ditaman"

"Oke ayah"

"Brian, bawa piano yang ada di ruang kerjaku kesini"

"Siap."

"Ken, ingat jangan nyalakan lampu"

"Lampu mana ayah?"

"Lampu mana saja, pokoknya jangan dinyalakan"

"Baiklah ayah"

"Tugasku apa ayah?"

"Tugasmu, tentu saja cari kalimat manis untuk menyatakan perasaan mu pada Lita"

"Hahahaha, kau bisa saja ayah"

"Sepertinya aku harus memasak untuk perayaan kali ini"

"Kau benar istriku. Nah, sekarang kerjakan tugas masing-masing"

Sore hari, pukul setengah enam

Bu Ratna melirik jam yang berada di dinding. Sudah jam setengah enam. Ia kemudian melirik kedua anak gadisnya. Fina dan lita yang sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing. Fina yang sedang khusyu memotong wortel dan juga Lita yang sedang menggoreng ikan.

"Fina.. Lita.." panggil Bu Ratna membuat fina yang sedang memotong wortel dan lita yang sedang menggoreng ikan menoleh.

"Ada apa Bu?"

"Kalian tau kan bahwa malam ini akan ada pasar malam?"

"Ya, lalu kenapa Bu?"

"Kalian mau tidak kesana untuk membeli es kelapa muda dan arummanis.?"

"Tentu saja.. mau beli berapa Bu?"

"Es kelapa muda nya hmmm... Beli 8 saja,. Kalau arummanis nya beli 5 saja"

"Baik Bu, tapi uangnya?"

"Hahahaha, aku lupa fin. Kau ini ingat saja kalau masalah uang"

"Hehehe"

Setelah menerima uang, fina dan lita langsung pergi keluar. Tanpa berganti baju terlebih dahulu, karena mereka pikir membeli itu hanya sebentar. Mereka juga terlalu semangat pergi ke pasar malam, sampai-sampai lupa bahwa pasar malam itu belum buka pada jam segini. Bu Ratna menggeleng pelan melihat kelakuan keduanya

"Mereka akan kemana Bu?" Tanya ken yang begitu sampai di dapur

"Pasar malam, membeli es kelapa muda dan arummanis" jawab Bu Ratna sembari tetap fokus pada sayur dihadapannya

"Oh, apa tidak apa apa membiarkan mereka keluar tanpa pengawasan?"

"Jika kau khawatir, kau bisa menemani mereka"

Ken langsung meninggalkan dapur dan berjalan menuju kamarnya. Ia mengambil jaket dan topi hitamnya. Ketika melewati ruang keluarga, ia bertemu dengan Raihan dan si kembar yang rupanya sedang atau pura-pura sibuk

"Mau kemana kak?" tanya raihan ketika melihat ken berjalan tergesa gesa dengan jaket dipundaknya dan topi dikenakan terbalik.

"Menemani fina dan lita jalan jalan"

"Menemani?" Tanya ryan bingung

"Maksudku,mengikuti mereka ke pasar malam. Tidak mungkin kan, mereka pergi tanpa pengawasan?"

"Kak.." panggil Brian

"Apa?"

"Kurasa menakuti mereka dengan kau menjadi ssaeng seperti nya cukup bagus"

"Maksudmu?"

"Buat mereka takut dengan keberadaan mu"

"Ah, aku mengerti.. baiklah, aku pergi dulu"

"Hati hati di jalan kak"

Ken berjalan perlahan menuju tempat berlangsungnya pasar malam. Ia sudah berkeliling tempat ini dan belum menemukan keberadaan mereka berdua. Ken memutuskan untuk solat magrib terlebih dahulu dimusola terdekat. Setelah selesai, ia kembali mencari fina dan lita.

Sudah setengah jam ken mencari dan mengelilingi tempat ini. Karena cape, ken duduk disalah satu bangku yang ada disana. Dan tanpa sengaja, matanya menangkap sosok fina dan lita yang sedang mengobrol dan terlihat Lita yang menunjuk kearahnya. Setelah berbicara, terlihat Lita kembali ke kios penjual es sedangkan fina sepertinya memandang sedang ken kemudian memperhatikan sekelilingnya. Ken menyeringai senang karena akhirnya menemukan mereka. Namun, tak lama ia mengernyit karena fina malah seperti yang ketakutan dan kemudian pergi menyusul Lita.

Ken bangkit dari duduknya. Karena ia melihat fina dan lita sepertinya akan pulang. Ia berjalan dibelakang mereka. Memastikan keadaan aman. Karena jalanan cukup sepi. Ken kadang tersenyum geli ketika melihat sesekali fina memandang kebelakang. Mungkin ia curiga dan takut? Untungnya ken memakai topi sekarang, jadi fina tidak mengenalinya.

Ken tersenyum ketika mereka sudah sampai rumah dengan selamat. Ken berdiri di sebrang rumah dan memastikan mereka masuk rumah. Ia memandang fina yang sepertinya kaget melihat keberadaan nya disini. Ken menyeringai ketika fina dengan buru buru menutup pagar dan berlari ke dalam rumah. Bukankah ia sudah berhasil membuat mereka takut? Ya, walau hanya fina saja yang sepertinya peka dan takut.

"Ini akan semakin menarik" gumamnya pelan

"Ck, anak itu.. menutup pintu saja tidak rapat. Bagaimana jika ada maling masuk" gerutu ken kemudian berjalan masuk kedalam rumah yang pagarnya tidak tertutup rapat oleh fina dan langsung menguncinya

Ken berjalan tenang mengikuti fina dan lita yang sepertinya akan pergi keruang tamu. Tapi, ia sesekali harus bersembunyi ketika fina melihat kebelakang. Ternyata anak itu peka juga. Ken kemudian memakai masker hitam, membenarkan letak topinya dan jaketnya. Ia jadi serba hitam sekarang. Dan, tugasnya sekarang adalah menarik fina secepat mungkin
  
"Lita.." panggil fina

"Apa fin?"

"Kok aku ngerasa ada yang ngikutin ya?"

"Fina Jan bikin aku takut"

"Kok jadi merinding gini ya?"

"Mungkin anginnya kenceng jadi kamu merinding"

"Gak nyambung ta"

"Ohiya fin.."

"Apa?"

"Kita jalan mana nih?"

"Tanyakan saja pada peta"

"Dikiranya Dora. Asli fin"

"Lurus aja"

"Oke"

"Lita, aku kok mendadak jadi takut yah?"

"Gak gentle kamu fin"

"Aku gak gentle emang dasarnya aku cewe"

"Kamu cewe? Kok cewe kayak cowok ya?"

"Apa maksudmu ta?"

"Ya, kamu kan jago beladiri, menerapkan sistem senggol bacok kalau lagi badmood, terus..-"

"Berisik ta"

"Hehehe, bercanda fin"

"Lita, ini bukan kayak film pembunuhan kan?"

"Ada ada aja kamu mah fin"

"Ya, mungkin mereka sengaja menghilang, terus ninggalin kita sendirian. Nanti mereka bakalan muncul sambil bawa pistol atau menebar teror gimana?"

"Korban film kamu fin"

Ken mendengus geli ketika mendengar percakapan mereka yang terdengar sangat konyol untuk sebuah kenyataan. Mana mungkin mereka membunuh kedua murid kesayangan ayahnya itu. Bisa bisa mereka dibunuh duluan. Ken lalu melanjutkan perjalanan nya mengikuti mereka. Tapi, sepertinya ia ketahuan karena fina sudah melihatnya dan akan tanda tanda segera berteriak. Dengan cepat, ken membekap mulut fina dan menyeretnya kebalik tembok disampingnya meninggalkan lita yang masih mengoceh disana

Ken terus berjuang menyeret tubuh fina yang kini terus memberontak menuju tempat yang lainnya berada. Ken sedikti kewalahan karena ternyata fina lumayan kuat untuk seorang perempuan. Ken terus menarik tubuh fina menuju pintu belakang yang menghubungkan dengan taman. Tapi, kini ia harus melewati dapur dulu.

PRANG

Tangan fina menyenggol gelas yang berada diatas meja. Sepertinya kode untuk Lita bahwa ia ada disana. Dengan cepat, ken semakin kuat menarik fina karena ia yakin bahwa Lita akan kesini.

PRANG

Suara itu pun sampai keluar. Membuat Bu Ratna tersentak kaget dan menyuruh Brian mengecek keadaan, takutnya terjadi apa apa.

"Brian, coba kau masuk kedalam. Lewat pintu belakang saja"

"Baik Bu" ucap Brian kemudian berjalan menuju pintu belakang. Namun, ia bertemu dengan ken yang sepertinya sedang kesulitan membawa fina yang memberontak. Bukannya membantu, Brian hanya melirik dan kemudian berjalan kembali. Dan hal itu membuat ken mendengus kesal karena memliki adik bungsu macam Brian.

Brian masuk kedalam rumah melalui pintu belakang, begitu ia masuk, angin malam yang berasal dari luar masuk dengan kencangnya kedalam rumah

"Kyaaaaa" dann anehnya, ia mendengar suara teriakan wanita. Mencoba mengabaikan itu, Brian berjalan dengan cuek untuk mengecek gelas yang di pecahkan oleh kakaknya itu. Ia berniat kembali, tapi diurungkan niatnya itu. Kemudian ia berjongkok untuk membersihkan pecahan gelas itu. Tanpa tahu bahwa Lita ada dibelakangnya dan sedang bersembunyi dibawah meja makan. Setelah selesai, Brian kembali ketaman belakang untuk melanjutkan pekerjaannya yang tertunda.

Akhirnya, ken dapat membawa fina kesini. Ia membuka dekapannya pada mulut fina. Tapi, sepertinya ia berbuat kesalahan karena-

"LITTTAAAAAAA"

- fina berteriak sangat keras dan membuat telinganya berdengung

"Yak, apa yang kau lakukan hah?" Tanya ken sambil mengorek telinga nya.

"Kak ken?" Tanya fina bingung

"Uhh.. telingaku sakit."

"Kenapa aku dibawa kesini?" Ucap fina sambil mengedarkan pandangannya ke segala arah. Ia melihat Roni sensei sedang memandu Raihan dan brian yang sedang membawa piano berwarna putih.

"Geser kanan... Tidak, kiri maksudku, tidak tidak, maju sedikit. Kalian ini yang benar dong"

"Kapan selesainya ayah? Punggungku pegal karena terus mengangkat ini"

"Cepat lakukan saja, ini juga kan demi kebaikanmu"

Ada juga Bu Ratna yang sedang sibuk menata piring piring berisi makanan lezat diatas meja. Lalu, ryan yang sedang sibuk dengan gelas dan entahlah apa itu. Dan ken yang sedang mengorek kupingnya. Mungkin karena efek teriakan fina tadi.

"Apa yang terjadi sebenarnya?" Tanya fina.

Ken menatap fina bosan. Sekarang fina malah memasang wajah tanpa dosa. Padahal ia sudah membuat telinganya berdengung. Dengan sabar, ken menjelaskan semua rencana mereka. Mendengar itu, fina hanya mengangguk, tanda dia mengerti.

Fina kemudian menghampiri ryan yang sedang sibuk dengan pekerjaannya

"Kau sedang apa kak?" Tanya fina basa basi

"Apa saja boleh kan? Kepo ae"

"Serius kak"

"Ye."

"Hah?"

"Tidak"

"Yak, ryan bukannya kau membantu, kau malah melakukan sesuatu yang tidak berguna seperti itu hah?" Gerutu Bu Ratna yang membuat ryan cemberut

"Ini itu berguna ibu, ini adalah campuran susu kental manis ditambah pewarna makanan"

"Untuk apa itu?" Tanya fina penasaran

"Untuk darah buatan."

"Untuk apa darah buatan?"

"Aku hanya disuruh oleh kak Raihan"

"Ohhh" ucap fina kemudian mengambil posisi disebelah ryan dan memperhatikan ryan

"Apa yang kau lakukan?"

"Melihat"

"Pergi sana"

"Tapi kan aku hanya ingin melihat"

"Tidak, kau mengganggu konsentrasi tau"

"Yasudah kalau gak boleh"

"Ck, baiklah"

"Kyaaaaaaa" teriak fina

"Apa yang kau lakukan hah? Kenapa berteriak?" Ucap ryan kesal

"Kecoa" tunjuk fina ke arah kaki ryan. Ryan langsung menatap kakinya. Dan benar saja, ada kecoa dikakinya

"HWAAAA" ryan tersentak kaget, dan secara tidak sengaja gelas yang berisi darah buatan itu tumpah kebaju fina. Tapi, fina tidak mempermasalahkan itu karena yang penting sekarang ia takut. Fina dan ryan kini malah loncat loncat tidak jelas. Hal ini mengundang tatapan dari yang lain.

"Apa yang kalian lakukan hah?" Ucap Roni sensei

"Sensei... What you know cucunguk?"

"Ayahhhhh,, tolong aku,, kecoanya tidak mau lepas dari kakiku"

"Ken, coba kau ambil binatang laknat itu?"

"Ayah gila? Tidak mau,"

"Hwaaaa..."

"Cucunguk is flaying(?)"

Keadaan makin ricuh ketika kecoa tersebut terbang kesana kemari. Fina dan ryan sibuk berlarian tidak jelas, Bu Ratna sibuk melindungi makanannya, takutnya kecoa hinggap di makanan. ken dan Roni sensei sedang asik ribut, untuk menentukan siapa yang berhak mengusir kecoa. Raihan sendiri sedang bersembunyi di balik piano. Brian, yang sepertinya satu satunya orang waras disana, mengambil sapu dan HAP, kecoa pun dapat ditaklukkan. Keadaan pun stabil seperti biasa dan kembali ke aktivitas biasa.

"Lita datang.." ucap raihan panik ketika melihat Lita dari kejauhan

"Secepat itu?" Tanya Roni sensei

"Apa kau sudah menulis tulisan di kaca ryan?"

"Sudah"

"Apa secepat itu? Piano nya cepat taruh disini saja."

Mereka kini ribut karena dari kejauhan melihat Lita sudah datang.

"Apa yang harus kita lakukan?"

"Ken, lakukan tugasmu"

"Baik ayah,"

Ken berjalan dengan sangat pelan dan kini ia sudah ada di belakang Lita. Lita tidak menyadari keberadaan ken. Ia malah sibuk memperhatikan sekelilingnya. Sedangkan disisi lain taman, mereka sedang diam memerhatikan ken menjalani tugasnya.

Tap

Tap

Ken sengaja membuat suara dengan sepatunya. Supaya membuat Lita takut. Tapi, tiba-tiba ken lupa. Iya, ia lupa apa saja yang harus ia katakan sekarang.

"Lita..." Panggil ken dengan nada ragu.

"Kau akan berakhir malam ini, seperti temanmu yang bernama fina" ucapnya ngawur tapi bisa membuat Lita pingsan ditempat.

"Loh, Lita kok malah pingsan?" Ucap ken panik. Yang lainnya langsung menghampiri.

"Kau sih kak, kalimat itu sedikit menakutkan"

"Kau menyalahkan aku Raihan? Harusnya kau yang melakukan ini. Harusnya kau bersyukur aku mau melakukan hal ini."

"Kakak): aku kan bercanda"

"Sudah, kalian kenapa malah berantem? Berhubung ini tidak sesuai dengan rencana. Kita buat rencana baru"

"Rencana apa ayah?"

"Ikat Lita dan harus ada sesuatu yang membuat nya terkejut dan takut"

"Ide bagus ayah, tapi apa?"

"Ibu, apakah noda ini bisa langsung hilang ketika dicuci.?"

Ketika para pria sibuk membicarakan tentang rencana mereka. Fina malah sibuk merengek pada Bu Ratna perihal darah buatan yang tumpah kebaju nya. Hal ini sontak membuat perhatian para pria tertuju padanya

" Itu hanya susu dan pewarna fin, pasti ilang kok"

"Apa kalian memikirkan apa yang aku pikirkan?" Tanya Roni sensei pada keempat anaknya dan langsung diangguki oleh mereka.

                            ___****____

"Apa Lita sudah diikat?"

"Sudah ayah"

"Nah, fina.. tugasmu adalah cukup tidur dihadapan Lita ketika ia sudah sadar oke?"

"Oke sensei"

Kini, mereka sudah berada dalam posisi masing-masing. Raihan di sebelah Utara dimana Lita berada dengan pianonya. Fina yang terlentang didepan lita dan ken yang standby dibelakang Lita dengan pistol mainannya.

Lita kini sudah sadar, terbukti dari ia yang memberontak dalam duduknya.

Tap

Tap

Tap

Ken kembali beraksi. ia lagi lagi membuat Suara ketukan antara sepatu dan tanah.

"Kau sudah sadar"

"..."

"Baguslah.."

"..."

"Setidaknya kau bisa melihat bagaimana akhirmu nanti"

"..."

Ken sedikit terkikik. Ia membayangkan wajah takut Lita. Dengan iseng, ia menempelkan sebuah penggaris besi keleher Lita. Mungkin, Lita menganggap itu adalah pisau. Buktinya ia malah menjauhkan wajahnya ketika penggaris itu akan kena ke wajahnya

"Jangan memberontak, jika kau tidak ingin bernasib sama dengan temanmu itu" ucap ken penuh drama

Disisi lain, Raihan tidak tega melihat Lita seperti itu. Habis, mau bagaimana lagi kan?

Ting..

Tanpa sengaja, Raihan menekan salah satu turth piano yang menyebabkan suara piano terdengar. Dan hak itu membuat Lita memalingkan wajahnya kearah ken berdiri. Ken yang panik melihat lita berbalik langsung menempelkan pistol mainannya kedahi Lita

"Kembali ke posisi awal"

Fina membuka salah satu matanya ketika ia mendengar suara dentingan piano. Ia melihat Lita yang sedang melihat kearah belakang. Dalam hati, ia meringis karena posisinya. Udara malam semakin dingin, dan tumpahan darah buatan itu membuat bajunya basah dan membuatnya sangat kedinginan. Fina mengalihkan pandangannya pada kaki Lita. Ia sedikit mengernyit ketika ada benda bergerak gerak. Setelah diteliti, itu adalah kecoa. Fina memandang Lita yang masih berbalik badan, dengan cepat ia berlari kearah sisi taman karena takut kecoa. Untung gelap dan tidak ketahuan oleh lita

"Apa yang kau lakukan?" Tanya ryan bingung

"Fina, kenapa kau kesini? Bukankah harusnya kau masih berada diposisi?"

"Disana ada kecoa ibu"

"Kenapa banyak sekali kecoa disini?"

"Lita..." Ucapan ken mengalihkan semuanya. Ken menempelkan pistol mainannya pada bagian belakang kepala Lita.

"Sekarang.."

"Adalah..."

"Akhir..."

"Dari segalanya.." itu adalah kode yang ken lakukan agar Brian menyalakan lampu dan Raihan untuk standby diposisi

CTAK

DOR

Lampu taman tiba tiba menyala dan berbagai trpoteti menyebar ke seluruh bagian taman oleh fina dan Bu Ratna. Fina hanya cengengesan ketika ia ditatap datar oleh Lita.

FLASBACK END

"Jadi seperti itu ceritanya" ucap ken mengakhiri ceritanya.

"Dan, pada akhirnya piano itu hanya sebagai pajangan saja"

"Iya, punggungku sakit ketika harus mengangkat piano kesana kesini. Tapi ternyata tidak digunakan"

"Tapi kau kan bilang ingin memakai piano Raihan"

"Harusnya tadi kak Raihan itu nyanyi kek biar romantis"

"Iya bener fin, tadi itu gak ada romantis nya sama sekali"

"Tapi, Raihan tidak menyanyi itu lebih bagus daripada ia menyanyi"

"Kenapa kak?"

"Apa kau mau Lita kabur dari sana karena mendengar suara mu yang seperti kadal bersin?"

"Hahahaha benar kak, aku yakin Lita tidak akan menerimanya"

"Berisik kau bocah"

"Siapa yang kau maksud bocah itu Raihan? Ada 4 bocah disini"

"Tentu saja bocah jomblo yang satu ini"

"Aku tersinggung kau berkata seperti itu Raihan" ucap ken sambil menatap Raihan datar. Sedangkan yang ditatap hanya cengengesan

"Ck, mentang mentang dah jadian, jadi sombong, padahal waktu itu yang paling jones itu kakak" ucap Brian yang langsung jleb di hati Raihan.

"Iya, sampe suka ngebaperin anak orang, curcol sana sini, terus sampe minta bantuan tira buat bikin cemburu Lita. Gak gentle." Ucap ryan ikut menyudutkan Raihan

"Putus baru tau rasa" ucap ken

"Bilang aja kalian iri"

"Kita gak iri kok" ucap fina tenang membuat perhatian semuanya teralihkan

"Kita hanya mengingatkan bagaimana kakak sebelum pacaran dan memberitahu kakak untuk tidak sombong, karena hubungan itu ada putusnya. Tidak selamanya utuh kecuali kalian berjodoh dan sampai menikah" ucapan fina itu langsung membuat yang merasa jomblo bertepuk tangan. Sedangkan Raihan hanya meringis kecil. Lita? Dia hanya fokus pada makanan dan tidak menghiraukan keadaan yang ricuh ini.




Diceramahin bocah baru tau rasa - ken,brian,ryan
Dagingnya enak -lita
Disudutkan oleh seorang bocah -raihan
Aku kapan taken nya? Eh, Jan dulu deh, masih kecil - fina









Yeayyyy,, saya update 3 chapter sekaligus hari ini. Gimana gimana? Flasback nya berhasil kah? Ah, entahlah.. kalau ngomongin flasback itu suka inget mantan yang udah bahagia.. eh, kok malah ngomongin mantan sih? Yasudah, terimakasih telah mau membaca, maaf untuk typo dan segala kegajeaan yang terkandung dalam cerita di atas. Itu hanyalah imajinasi saya belaka. Sampai jumpa chap depan😀👋👋

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lirik lagu Close My Eyes by Chenle Zhong (NCT Dream)

Lirik lagu Seventeen Smile Flower

Lirik lagu NCT Dream My first and last