Sequel Ch9 : We are in a love story

Rena menatap tidak suka pada pemandangan didepannya. Lihat saja, ada pasangan Raihan dan lita yang sedang bercanda berdua saja. Rena mengepalkan tinjunya erat. Raihan itu hanya miliknya, tekadnya dalam hati.

Maka gadis itu harus musnah

Rena menyeringai kejam ketika ia memiliki sebuah rencana yang akan membuat Raihan kembali menjadi miliknya. Ia mengambil ponsel yang ada di sakunya dan kemudian mengetik beberapa nomer untuk menghubungi seseorang. Rena menempelkan ponselnya pada telinga kanannya.

Tutttt

Sambungan terhubung

"..."

"Ah, ini aku..."

"..."

"Aku punya pekerjaan untukmu"

"..."

"Bayarannya akan kukirim jika kau berhasil"

"..."

"Hanya hal sepele, kau hanya harus melenyapkan seorang gadis"

"..."

"Akan kukirim fotonya"

"..."

Pip

Rena mematikan sambungan telepon nya. Ia menyeringai ketika berbagai macam kemungkinan akan terjadi pada korbannya. Kemudian,ia kembali berjalan ke ruang tamu dengan sebuah senyuman. Tentu saja dengan senyuman palsu yang akan ditunjukkan nya pada semua orang. Rena merasa, ia akan berhasil. Tapi, kurasa tidak. Karena sedari tadi ada seseorang yang menguping sekaligus memvideo dirinya yang sedang menelpon tadi.

"Ini tidak bisa dibiarkan" gumam orang itu kemudian memasukkan ponselnya ke saku.

"Kau tidak akan pernah berhasil mendapatkan Raihan,Rena. Aku tidak akan membiarkan adik dari sahabatku terluka lagi kali ini" ucap seseorang itu kemudian berbalik badan menuju taman belakang.

                            ___***___

Fina hanya memandang bingung para pria yang kini malah duduk berbaris dihadapannya. Di paling ujung ada ken yang kini memadangnya datar, lalu didepan ada sikembar yang menatap nya intens, disamping si kembar ada roni sensei yang memandang fina dengan tatapan interogasi? Mereka itu aneh sekali

"Kenapa kalian menatap ku seperti itu?" Ucap fina karena lama lama ngeri juga dipandang seperti itu.

Mendengar fina berkata seperti itu, membuat yang lain mendengus geli.

"Apa salah kami memandang mu seperti itu?" Fina langsung mengangguk

"Selamat pagi semuanya..." Seru seseorang yang membuat para pria disana berbalik badan dan fina mengalihkan pandangannya

"Zaen..?" Ucap ken terkejut,

"Selamat pagi, tuan ketos yang terhormat" ucap orang bernama zaen itu seraya membungkuk hormat ketika menyapa ken

"Kau berlebihan zaen" ucap ken sedikit malu melihat wakilnya itu

"Wahh.. kak zaen.." ujar ryan heboh sambil menunjuk ke arah zaen

"Hay kembar tertua" ucap zaen menyapa ryan.

"Hay kembar termuda" sapanya lagi pada Brian

"Pagi ayah mertua" ucap zaen yang langsung mendapat tendangan dibokongnya oleh ken

"Jaga ucapanmu zaen, aku tidak mau kau menjadi saudara ipar ku" ucap ken sembari memberi pandangan jyjyq pada zaen

"Siapa yang akan menjadi iparmu. Aku juga tidak mau. Kau kan yang bakal menjadi mempelai ku di pelaminan nanti"
Ucap zaen sembari mencolek dagu ken genit

"Kau menjijikan zaen" ucap ken sembari menggosok gosok dagunya ya g terkontaminasi kuman zaen

"Aw, aku terluka ken"

"Jangan bawa virus gay mu kesini zaen"

"Enak saja kau bicara aku ini gay.. tapi, jika untukmu.. aku mau mau saja menjadi gay"

"Zaen.. kau terlihat sekali bahwa sedang jones"

"Aku tidak jones kok.. kau kan kekasihku"

Fina hanya melongo melihat kejadian itu. Tiba tiba jiwa fujoshi nya muncul.

Oh,, jadi dia itu pacarnya kak ken? Jadi, selama ini kak ken ngejones itu gara gara kak zaen...?? Wahh.. diantara kak ken dan kak zaen, siapa yang menjadi seme dan uke ya?

Batin fujoshi fina langsung bangkit. Ia malah membayangkan siapa seme* diantara mereka.

"Kalian pacaran yah?" Ucap fina antusias yang membuat ken dan zaen yang sedang saling colek berhenti

"Wahh,, kau siapa?" Ucap zaen menghiraukan ucapan fina tadi dan malah berjalan mendekati fina.

"Aku fina nabila.. murid dari Roni sensei" ucap fina memperkenalkan dirinya. Entah kenapa sikembar malah menepuk dahi mereka karena kebodohan fina, sedangkan ken hanya mendengus kesal karena adik kesayangannya didekati oleh playboy mesum semacam zaen. Ken heran, kenapa hidupnya dikelilingi oleh para playboy sih? Tidak ketiga adiknya, tidak sahabatnya. Semuanya playboy. Untungnya sih ken tidak seperti itu

"Kau pasti seorang otaku?"

"Kenapa kakak tau?"

"Kau memanggil guru mu dengan sebutan sensei. Bukankah sensei itu bahasa Jepang?"

"Hehe iya.. aku suka anime, dan sebutan itu juga sebenarnya terinspirasi dari anime yang ku tonton"

"Wah.. apa kau seorang fujoshi*?"

"Tentu saja, kenapa kakak tau (lagi)?"

"Tentu saja tau.. jika kau bukan fujoshi, kau akan melihatku jijik ketika aku berinteraksi dengan ken"

"Jadi benar kalian berpacaran?"

"Yah, seperti itu lah"

"Apa benar?"

"Tentu saja tidak. Aku bukan pacar nya. Mana mau aku berpacaran dengan ken yang selalu me..- ampun ken.. jangan memandang ku seperti itu" ucap zaen terpotong ketika melihat ken sedang melotot kearahnya gara-gara zaen hendak membocorkan aib nya pada fina

"Kau sudah punya pacar?" Ucap zaen merangkul bahu fina. Sedangkan fina hanya menggeleng. Memang benar kan?

"Kalau gitu, kau jadi pacarku saja.. mau tidak?" Ucap zaen. Fina kembali menggeleng

"Kenapa,?" Fina kembali menggeleng

"Jangan mengambil milik kami kak" ucap Brian seraya melepaskan rangkulan zaen pada fina

"Dan jangan pernah menyentuhnya" kali ini ryan yang berucap sambil memegang tangan fina erat

"Jangan pernah mendekati adikku zaen atau aku akan memecatmu sebagai kapten tim basket" ancam ken

"Wah wah... Ternyata kalian posesif sekali sih"

"Tentu saja, aku hanya tidak mau dia dekat denganmu"

"Wah, bebeb ken cemburu ya?"

"Ucapanmu zaen, kau malah membuat fina berfikiran bahwa aku gay"

"Bukannya seperti itu.?"

"Dalam mimpimu zaen"

"Kau ada apa kemari zaen? Aku yakin ada hal yang penting" celetuk Roni sensei karena jengah melihat keributan yang ada didepannya

"Ah, Paman ternyata tau saja tujuan ku kemari." Ucap zaen sembari duduk disamping fina. Kini mereka duduk dengan membentuk lingkaran.

"Jadi, apa tujuanmu kesini zaen?" Tanya Roni sensei sembari menatap zaen serius

"Rena telah kembali. Itulah yang membuat ku kesini"

"Kenapa kau tau?"

"Aku tau dari seseorang. Kurasa, kita harus lebih mengawasinya.. karena dia semakin berbahaya"

"Maksudmu?"

"Sudah ada 23 korban yang jatuh akibat perbuatan nya"

"Korban? Apa korban jiwa?"

"Tidak.. bukan korban jiwa... Kurasa dia cukup waras untuk membunuh"

"Lalu, kenapa kau menyuruh untuk lebih mengawasinya ?"

"Aku khawatir pada korban selanjutnya"

"Korban selanjutnya? Apa yang kau bicarakan zaen"

Zaen tidak menjawab. Dan itu membuat mereka penasaran. Kemudian, zaen mengambil ponsel di sakunya dan memutar video yang berisi tentang Rena dan seseorang yang ditelponnya

"Dia mengkhawatirkan"

"Dia seperti psikopat"

"Sensei.. apa Lita sedang berada dalam bahaya?"

"Untuk kali ini iya fin"

Mendengar hal itu, fina langsung mendadak lemas. Ia menyenderkan tubuhnya pasrah pada Batang pohon dibelakangnya.

"Fina, kau tak apa?"

"Sensei... Lita akan baik baik saja kan?"

"Tenanglah fin. Aku yakin Lita baik baik saja"

"Kali ini, kita harus bersama lita kemana pun dia pergi"

"Kita juga harus menjauhkan Lita darinya"

"Tapi bagaimana dengan ibu, ayah? Dia sangat dekat dengan Rena, pasti ia akan terus berusaha mendekatkan Lita dengan Rena."

"Aku tidak berpikir sampai begitu"

                            __***__

Lita memandang Raihan dengan tatapan sesengit mungkin. Bagaimana bisa Raihan dimonopoli oleh Rena. Lita kesal, Lita cemburu, Lita tuh gak bisa diginiin:"(.

"Kakak,, ayo.. kita cari yang lainnya" ajak Lita karena sudah sangat muak melihat wajah Rena

"Raihan, apa kau tega meninggalkan aku? Ayo, temenin aku ketoko buku"

"Kau bisa pergi sendiri Rena"

"Kenapa kau bilang seperti itu? Kan aku tidak tau toko buku dimana? Biarkan Lita saja yang mencari sendiri"

"Tidak bisa.. aku kan yang mengajaknya duluan" ucap Lita sambil menarik Raihan

"Kau kan bisa lain kali bersamanya. Ayo raihan, temani aku, rengek manja rena yang membuat Lita ingin sekali menonjok wajah centilnya.

"Pergilah dengan rena, Raihan. Lita akan kutemani mencari yang lain" ucap Bu Ratna yang membuat Rena menyeringai senang.

"Tapi Bu..-"

"Ayo raihan kita pergi" ucap Rena sambil menarik Raihan menuju parkiran untuk segera berangkat.

Lita hanya memandang kepergian Raihan dengan tatapan kesal. Bu Ratna yang menyadari mood Lita pun merasa bersalah. Habis, mau bagaimana lagi kan?

"Lita.. ayo kit-" ucap Bu Ratna sambil mengamit lengan Lita. Namun, Lita malah menepisnya dan kemudian pergi ketaman belakang dengan perasaan marah. Bu Ratna tersenyum miris melihat hal itu.

"Lita nak.. hey tunggu aku" ucap Bu Ratna sambil mencoba menyusul Lita, namun Lita semakin cepat melangkah kakinya menuju belakang

                            ___***___

Fina memandang kosong ketika para pria dihadapannya ini membicarakan perihal rencana mereka menggagalkan aksi Rena. Ia sibuk dengan pikirannya sendiri. Dari kejauhan, fina melihat Lita sedang berjalan tergesa-gesa kearahnya. Disusul oleh Bu Ratna dibelakangnya. Fina mengernyit ketika melihat Lita seperti yang sedang menangis. Lita kini sudah hampir mendekat pada fina.

BUAGH

Tanpa perasaan, Lita menendang ryan  yang ada dihadapannya. Membuat ryan terjerembab ke depan dengan posisi yang sedikit memalukan. Kemudian ia memeluk fina erat sembari sesegukan menangis. Saking kencangnya pelukannya, fina hampir terjungkir kebelakang jikalau tidak ada pohon yang menghalangi. Fina dengan panik malah berusaha melepaskan pelukan itu

"Eh,, kau kenapa Lita?" Tanya fina panik

"Kau itu wanita fin" ucap brian

"Lalu kenapa kalau aku wanita hah?"

"Kau harusnya tenang dan menenangkan Lita. Bukannya panik seperti itu" jelas ken

"Oh," ucapan singkat fina membuat yang lainnya sweatdrop.

"Lita ada apa hah?" Tanya ryan dengan nada tidak woles. Soalnya dia masih dendam perihal Lita yang menendangnya tanpa berperikejombloan. Sedangkan Lita hanya terus menangis.

"Lita.." panggil Bu Ratna begitu sampai di TKP. Dia makin merasa bersalah ketika tangisan Lita semakin kencang ketika mendengar suaranya.

"Ada apa ini?" Ucap Roni sensei menginterogasi

"Sepertinya Lita marah karena aku menyuruh Raihan pergi dengan rena" ucap Bu Ratna menerangkan. Dan itu mampu membuat tangisan Lita semakin keras.

"Kau bodoh." Ucap Roni sensei sambil menatap istrinya datar.

"Aku tau aku salah, setidaknya jangan memanggilku bodoh"

"Ratna.." panggil Roni sensei serius. Bu Ratna diam. Jika suaminya sudah begini. Berarti ada hal penting yang harus dibicarakan.

"Ken, bius Lita" bisik Roni sensei

"Kau gila ayah?"

"Tak usah dibius. Karena kurasa ia sudah tidur" ucap zaen yang sedari tadi diam sambil memperhatikan Lita yang tertidur dipelukan fina. Mungkin Lita lelah akibat menangis.

"Ada apa suamiku?" Tanya Bu Ratna memulai percakapan

"Kau melakukan sebuah kesalahan"

"Aku tau"

" Apa kau masih menyukai Rena? Setelah yang dilakukan anak itu pada Raihan?"

"Tentu saja tidak"

"Lalu, apa yang kau lakukan?"

"Aku hanya akting"

"Dengar istriku... Nyawa Lita dalam bahaya sekarang"

"Aku tau itu"

"Kau tau?"

"Benar, aku tadi menguping pembicaraan nya di telpon. Dan, rasa benciku semakin bertambah padanya."

"Lalu, apa yang harus kita lakukan ayah?"

"Kita harus menjauhkan Lita terlebih dahulu. Kita biarkan saja Raihan dengan Rena".

"Itu akan membuat Lita terus menangis"

""Lalu, Kita harus mengawasi gerak-gerik anak itu dan mengikuti permainannya"

"Aku mengerti ayah..."

                       ____****____

Raihan berjalan dengan ogah ogahan disamping Rena. Ia sangat tidak suka ketika Rena menyentuh tangannya dan menyeretnya kesana kesini. Ia benci Rena. Dan selamanya akan seperti itu. Raihan menepis kembali tangan Rena yang kini akan mengamit nya.

"Jangan menyentuhku.."

"Kenapa kau jadi seperti ini Raihan?"

"Aku hanya mengantarku untuk membeli buku. Dan itu sudah kan? Sekarang cepat kita kembali"

"Aku tidak mau. Aku ingin menghabiskan waktu bersama mu"

"Aku.tidak.sudi.melakukannya"

"Raihan.. ayolah"

"Sudah kubilang tidak ya tidak" bentak Raihan

"Kau berubah raihan".

"Kau yang membuat ku berubah seperti ini"

"Apa karena gadis itu?"

"Jangan sangkut pautkan ini dengan lita"

"Aku bahkan lebih baik darinya"

"Dalam mimpimu"

"Raihan, apa kita bisa seperti dulu lagi?"

"Itu, tidak akan pernah terjadi. Bahkan dalam mimpi sekalipun. Cepat kita pulang atau aku akan meninggalkan mu" ucap Raihan sembari melengos pergi karena tidak tahan berduaan dengan Rena dan sikap manjanya lalu meninggalkan Rena yang kini menatapnya dengan seringai mengerikan

"Kita lihat saja nanti Raihan. Kau akan kembali kepadaku" gumamnya kemudian menyusul raihan menuju parkiran

                           ___***___

"Kita harus pergi ke pasar malam, atau para pesuruh Rena akan mengambil tindakan gegabah dan melakukan hal yang tidak wajar dirumah ini"

"Apa maksudmu zaen?"

"Mata mataku mengatakan, jika para pesuruh Rena akan kerumah ini pada malam hari nanti dan akan menculik Lita."

"Itu akan sangat berbahaya"

"Lalu, apa yang harus kita lakukan zaen?"

"Kita harus pergi ketempat ramai. Setidaknya keberadaan Lita disana sedikit tersamarkan."

"Aku akan menemani Lita kepasar malam"

"Kau gila fina? Kau itu masih kecil dan kau itu seorang perempuan"

"Aku tau Bu. Tapi kan aku ini jawara silat"

"Mau jawara ataupun bukan, kau tetap perempuan dan itu membuat ku khawatir."

"Biar aku saja yang menemani Bu"

"Kau serius ken?"

"Tentu.. zaen, kau harus mengawasi kami oke?"

"Serahkan padaku beb"

"Sekali lagi kau bicara seperti itu, aku akan mematahkan lehermu zaen"

"Wah.. woles ketua"

"Nah, ayah, ibu dan kalian bocah kembar.. kalian harus menjaga rumah selama aku pergi oke? Takutnya ada apa apa"

"Serahkan saja pada kami ken"

"Kak.. jaga calon istriku baik-baik" ucap ryan dramatis

"Jika dia terluka, aku akan mematahkan laptop yang berisi data sekolah punya kakak" ancam Brian

"Wah, mereka posesif sekali. Padahal pacar bukan" ucap zaen yang langsung menohok hati si kembar.

"Kalian, hati hati dijalan. Pulang dengan selamat oke"

"Anak buahku akan membawa polisi, mereka akan mengawasi kalian jikalau orang suruhan rena melakukan hal yang tidak wajar terhadap kalian"

"Padahal kami belum pergi Bu"

"Aku kan hanya khawatir"

Kini, mereka masih berada di taman belakang. Hari sudah sore. Dan mereka sedari pagi ada ditaman belakang. Dan untungnya, Lita masih tertidur dipangkuan fina. mereka Merencanakan sesuatu untuk menyelamatkan nyawa Lita. Dan tanpa mereka sadari nantinya, rencana mereka akan mengorbankan sebuah nyawa.




Firasatku sangat tidak enak melepas fina pergi - ryan,
Fina, kau harus pulang dalam keadaan baik oke? -brian
Semoga Lita dapat terselamatkan -ken,zaen
Semoga para anak buahku dapat mengawasi mereka -roni sensei
Kalian harus pulang dalam keadaan baik-baik saja -bu Ratna
Permainan akan dimulai segera -rena
Aku merasa akan ada sesuatu yang terjadi nanti -raihan

*Seme : dalam istilah yaoi(gay), seme itu artinya sebagai dominan. Maksudnya yang jadi cowonya itu seme
*Uke : nah, kalau uke itu yang jadi ceweknya
*Fujoshi : sebutan buat cewe yang suka anime atau apapun yang berhubungan dengan yaoi(gay)

Hay Hay Hay.. saya comeback... nambah satu tokoh lagi nih. Pada penasaran gak siapa yang bakal di korbankan? Dan apa itu rencana Rena? Tunggu di chap berikutnya... Ohiya, maaf untuk kegajeaan dan typo yang terkandung dalam cerita absrud saya. Dan, maaf juga jika penjelasan saya diatas salah, karena penjelasan itu menurut kata kata saya sendiri...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lirik lagu Close My Eyes by Chenle Zhong (NCT Dream)

Lirik lagu Seventeen Smile Flower

Lirik lagu NCT Dream My first and last