Sequel Ch8 : We are in a love story

Raihan hanya meringis ketika fina bicara seperti itu. Mulut bocah satu ini memang sangat tajam. Raihan bingung, dimana fina mengasah mulutnya sampai sampai sangat tajam sepeti itu. Suasana kini hening karena tidak ada topik yang penting untuk dibicarakan. Mereka sedang fokus dengan makanan dipiring masing-masing.

"Fina..." Panggil ryan yang membuat fina menoleh kearahnya.

"Hmm" jawab fina sambil mengunyah daging ayam miliknya

"Aku rasa aku menyukai mu"

"Uhuk..uhuk.."

Ucapan ryan barusan membuat fina tersedak daging ayam yang akan ditelannya. Ken sebagai kakak yang baik langsung menyodorkan sebuah gelas yang berisi air putih, sedangkan Brian hanya mengelus ngelus punggung fina seraya menenangkan. Setelah merasa agak baik, fina langsung menatap ryan datar

"Kenapa kau menatapku seperti itu?" Tanya ryan heran

"Jangan bercanda" ucap fina ilfeel. Takut baper karena ucapan ryan

"Apa aku terlihat sedang bercanda?" Tanya ryan dengan wajah serius

"Ya." Ucap fina singkat lalu kembali ke acara makannya. Mendengar itu, ryan mendengus kesal lalu berdiri dari duduknya dan pergi dari situ. Lalu, tak lama Brian pun mengikuti langkah ryan.

"Kau mau kemana ryan?"

"Mengambil es krim di kulkas"

"Aku ikut kak"

"Aku titip es nya ya" ucap fina pada ryan yang sedang berjalan menuju rumah

"Kau sangat tidak peka fin" ucap ken membuat fina menoleh.

"Kenapa kak?" Tanya fina heran

"Butuh keberanian yang besar untuk mengatakan kalimat itu fin" jawab Raihan

"Lalu,?"

"Kau itu terlalu polos atau memang bodoh sih?"

"Jan menyebutku bodoh,kak"

"Habisnya kau itu ya, sudah tau ryan menyukaimu, kau malah bilang seperti itu"

"Aku sudah tau kak"

"Kau sudah tau?"

"Tentu saja"

"Lalu kenapa kau diam saja jika kau sudah tau?"

"Aku tidak mau menunjukkan bahwa aku sudah tau. Aku tidak mau disangka php karena menggantungkan perasaan mereka"

"Mereka?"

"Ups, Sepertinya aku keceplosan"

"Kau juga sudah tau kalau Brian menyukaimu?"

"Hehehe"

"Apa alasanmu menyembunyikan semua ini fin?"

"Apa harus aku blak blakan seperti itu? Dipendam itu sudah cukup"

"Kau jahat fin, kau membuat mereka berharap"

"Apa aku pernah memberikan harapan pada mereka?"

"Ya fin. Kau memberi mereka harapan lewat sikapmu"

"Sikapku pada mereka sama dengan sikapku pada kak ken dan kak Raihan"

"Kau berbohong fin"

"Aku tidak berbohong kali ini Lita"

"Fina, jujur saja... Apa kau menyukai salah satu dari mereka?"

"Tidak, aku tidak menyukai mereka"

"Kau berbohong lagi fina.."

"Apa maksudmu Lita?"

"Aku ini temanmu. Kita udah bersama selama dua tahun fin. Aku udah tau gimana sikap asli mu. Kau menyembunyikan perasaanmu karena kau tidak ingin salah satu dari mereka terluka. Aku benar kan?"

"..."

"Fina, apa yang dikatakan Lita itu benar?"

"Ya."

"Lalu kenapa tadi kau tidak mengatakan yang sesungguhnya?"

"'aku hanya bingung kak.."

"Bingung?"

"Hmm.. aku menyukai keduanya. Tapi, bukankah aku harus memilih satu? Aku tidak bisa egois kak"

"Aku mengerti apa yang kau rasakan fina, tapi bukankah itu resiko? Akan ada salah satu hati yang terluka. Ikuti kata hatimu."

"Aku sudah melakukannya kak"

"Tapi, itu membuat mereka kecewa"

"Bukannya tadi kakak menyuruh ku seperti itu ya? Akan ada hati yang terl-"

"Salah satunya fin, aduh.. lemot banget sih"

"Iya, salah satu hati yang terluka itu aku dan itu sepertinya cara terbaik kak"

"Cara terbaik dari mana?"

"Hm, ya mungkin mereka kecewa dan mulai melupakan perasaan mereka terhadapku. Dan mereka bisa mencari lagi perempuan yang mungkin lebih baik dariku kak"

"Kau membuat dirimu sendiri terluka"

"Biarlah. Aku pernah mengalami hal seperti ini."

"Kau akan memendam nya sendirian?"

"Tentu saja, memangnya kakak mau aku bagi rasa sakitnya?"

"Kau itu sudah ku anggap seperti adik fin. Aku hanya tidak mau kau terluka. Tidak masalah jika si kembar sakit hati. Karena mereka sudah sering menyakiti hati wanita."

"Kakak terimakasih"

"Kenapa kau berterimakasih?"

"Entahlah"

"Fin, satu pertanyaan lagi dan aku janji tidak akan menanyakan hal ini lagi"

"Apa kak?"

"Kau menyukai ryan atau Brian?"

"Kenapa kakak menanyakan hal yang bahkan kakak sudah tau jawabannya apa"

"Ayolah, aku hanya memastikan"

"Keduanya."

"Nah, kan enak kalau dijawab"

"Sudah lupakan saja yang barusan. Aku harap, kakak bisa menutup mulut untuk hal ini"

"Tutup mulut dari siapa?"

"Yah, dari keduanya"

"Harusnya kau bisa jujur fin.. sebelum semuanya terlambat"

"Iya kak.."

"Sepertinya kau tidak bisa tutup mulut kak" celetuk Raihan yang sedari tadi diam membuat fina dan ken yang sedang mengobrol langsung menoleh, bahkan Lita yang sedang asyik makan pun menoleh kearah nya.

"Apa maksudmu kak?" Tanya fina heran

"Kau meragukanku Raihan?? Setidaknya mulutku tidak seember ryan dan kau dalam menjaga rahasia" ucap ken sadis sambil menunjuk nunjuk wajah Raihan dengan garpu yang ada ditangannya. Dan hal itu membuat Raihan cemberut.

"Aku kan hanya memberitahu" ucap raihan sambil menepis garpu ken yang kini hinggap di hidung minimalis nya.

"Memberitahu apa?" Ucap Lita.

"Iya, perasaan tidak ada yang mesti diberitahu"

"Tentu saja ada"

"Apa itu?"

"Kau menyuruh kakak menutup mulut dari si kembar kan?" Tanya Raihan sambil menunjuk muka fina. Sepertinya ia balas dendam

"Iya."

"Ah, aku tau" celetuk ken sambil menatap Raihan greget

"Tau apa kak?"

"Fina kan bilangnya menutup mulut itu padaku kan? Nah, fina apa kau lupa? Bahwa di sini ada si ember bocor Raihan.. pasti besok pagi si kembar udah tau"

"Kenapa kakak beranggapan seperti itu sih?"

"Karena memang mulutmu itu sangat ember bocor.."

"Untuk apa aku membocorkan nya pada sikembar jika mereka sudah tau" ucap raihan enteng. Dan hal ini membuat fina melotot kaget. Begitupun dengan ken yang langsung terlonjak

"Apa? Apa maksudmu?" Ucap ken yang entah kenapa merasa panik

"Si kembar kan ada dibelakang fina sedari tadi. Otomatis mereka mendengar apa yang kalian bicarakan. Bukan begitu ryan ? Brian?" Ucap raihan dengan nada -yang menurut fina dan ken- menyebalkan

Fina otomatis menoleh kearah belakang, dan benar saja. Ada brian yang kini memangnya dengan tatapan sulit diartikan dan ryan yang memandangnya dengan tatapan dan senyuman konyol sembari membawa dua mangkuk eskrim ditangannya. Fina lalu kembali berbalik badan dan melanjutkan acara makannya yang tertunda. Jika dilihat dengan teliti, muka fina bersemu merah ketika berbalik badan.

"Apa yang kalian lakukan disitu?" Celetuk ken.

"Tidak ada" ucap singkat brian, kemudian duduk disebelah kiri fina disusul ryan yang duduk disebelah kanan fina.

"Apa benar itu fin?" Goda ryan sambil mencolek colek tangan fina.

"A-apaan sih?" Ucap fina terbata karena gugup. Ryan terkekeh mendengarnya. Karena senang bisa menggoda fina yang kelakuannya beda dari perempuan pada umumnya.

"Jadi bener nih?" Ucap ryan semakin gencar menggoda fina. Wajah fina kini bersemu merah.

"Jujurlah.." kali ini brian yang menggoda fina sambil merangkul pundaknya.

"A-pa sih ih.. kalian aneh.. aku udah kenyang.. mau ke kamar dulu ya. Dah" ucap fina lalu kabur dan masuk kedalam rumah meninggalkan yang lainnya yang kini sedang terkikik melihat kelakuan absurdnya itu gara gara salting

"Baru pertama kali lihat fina salting kayak gini" ucap ken disertai sedikit suara tawa dari bibirnya

"Biasalah, yang lagi jatuh cinta"

"Kayak cewek aja" ucap raihan yang mengundang tatapan tajam dari yang lain

"Enak aja kamu bilang kayak gitu ke fina. Walaupun dia itu kayak cowo, tapi dia itu cewe yg bisa jatuh cinta juga" amuk Lita gara gara tidak terima Raihan bicara seperti itu

"Tau nih si kakak.. rese amat jadi orang" balas ryan dengan nada kesal.

"Serba salah" ucap raihan cemberut

                            ___***___

Matahari sudah terbit. Sebagian orang sudah menjalani aktivitas seperti biasa. Termasuk Roni sensei dan keluarganya. Ini sudah pukul setengah tujuh pagi. Fina dan lita sedang membantu Bu Ratna menyiapkan makanan untuk sarapan. Roni sensei sedang membaca koran dihalaman depan ditemani secangkir kopi panas dan ken yang sepertinya sedang memabaca laporan tentang pensi yang ada di sekolahnya. Maklum, ia adalah seorang ketua OSIS di sekolah. Lalu, ada Raihan yang kini sedang asyik menonton tv dengan ryan. Sedangkan Brian hanya duduk disamping ryan dengan sepasang headset ditelinganya.

"Sarapan sudah siap" seru Bu Ratna membuat mereka langsung menghampiri meja makan.

Mereka makan dengan tenang. Karena memang, Roni sensei tidak memperbolehkan siapa pun berbicara ketika makan.

"Permisi" ucap seseorang membuat perhatian semuanya teralihkan pada ambang pintu menuju ruang tamu. Ada seorang gadis cantik dengan rambut hitam panjang dan berponi. Memakai pakaian kasual dan itu cukup membuat fina dan lita terpesona.

"Eh, Rena?" Ucap bu Ratna senang melihat kedatangan gadis itu. Dan hal itu membuat fina penasaran.

"Hai ibu.." ucap gadis yang bernama Rena itu sopan

"Silahkan masuk Rena" ucap bu Ratna. Mendengar itu, entah kenapa Brian mendengus kesal, ken menatap malas Rena dan ryan yang ekspresinya datar. Fina mengernyit melihat perubahan wajah ken dan si kembar. Sedangkan Raihan tidak peduli karena ia sedang asyik bermesraan dengan lita dengan cara saling menyuapi.

"Baik ibu" ucap gadis itu kemudian duduk dengan kurang ajarnya(menurut ken dan si kembar) diantara Raihan dan lita yang sedang bermesraan. Membuat keduanya tersentak kaget

"Apa yang kau lakukan Rena?" Ucap raihan kesal karena momen nya bersama Lita terganggu.

"Tentu saja memisahkan kalian. Pagi pagi sudah bermesraan, membuat para jomblo dirumah ini kesal." Ucap Rena sembari menyentil dahi Raihan. Melihat keakraban mereka, lita sedikit cemburu.

"Sudah sudah, ayo kita lanjutkan makan." Ucap Roni sensei yang langsung membuat semuanya kembali makan.

Setelah selesai makan, fina langsung pergi ketaman belakang untuk menyiram tanaman. Ia disuruh oleh Bu Ratna yang kini sedang asyik mengobrol dengan Rena. Katanya ingin melepas kangen gara-gara jarang ketemu. Sedangkan Lita, entah ada dimana keberadaan nya sekarang

Ketika sedang asyik menyiram, selang air yang digunakan oleh fina tiba tiba mati. Ketika fina menoleh kebelakang untuk menyalakan kran air. Ia melihat ternyata ada ryan dengan jahilnya mematikan kran.

"Mau apa kau kesini?" Tanya fina sengit. Walaupun dalam hati ia sudah deg deg an gak jelas melihat ryan menghampiri.

"Didalam membosankan" ucap ryan yang kini sudah ada disamping fina.

"Membosankan kenapa?" Tanya fina bingung. Perasaan tadi didalam bukannya si kembar dan yang lainnya sedang bermain game ya?

Bukannya menjawab, ryan malah menarik fina dan mendudukkannya dibawah pohon besar yang ada ditaman. Kemudian, ia menaruh kepalanya dipaha fina Dan menjadikan paha fina sebagai bantal untuk ia tiduran.Dan itu cukup membuat fina hampir melemparkan kepala ryan dari sana

"Apa yang kau lakukan?" Ucap fina

"Diamlah, biarkan sepeti ini.. aku mengantuk" ucap ryan sambil memejamkan matanya.

"Jika kau mengantuk, kau tidur dikamar saja sana" gerutu fina, namun tak lama kemudian, fina menyenderkan tubuhnya kebatang pohon yang ada dibelakang nya. Tangannya membelai rambut ryan yang ada dipangkuannya dan tanpa disadari, perlakuan fina barusan membuat ryan tersenyum.

"Ryan.." panggil fina yang hanya dibalas gumaman oleh ryan

"Aku ingin bertanya sesuatu" ucap fina lagi dan kini berhasil membuat ryan membuka matanya.

"Ada apa?" Ucap ryan tanpa mengubah posisi tidurnya.

"Rena itu siapa?"

"Dia itu..." Ucapan ryan terpotong karena tiba-tiba Brian dan ken datang menghampiri mereka.

"Enak banget yah yang lagi berduaan" sindir Brian sambil menatap tajam ryan. Namun, yang ditatap hanya cengengesan

"Jika kau ingin, bergabunglah sini" ajak ryan. Brian langsung mengambil posisi berbalik dengan ryan. Ia menaruh kepalanya dipaha kiri fina. Ken yang melihat itu hanya bisa menggeleng pasrah.

"Kenapa kau malah ikutan sih kak? Berat tau" gerutu fina namun diabaikan oleh si kembar.

"Resiko fin" ucap ken dan mengambil posisi duduk bersila disamping fina

Hening..

Tak ada lagi yang berbicara. Si kembar terdiam karena mereka menikmati belaian fina pada rambut mereka. Fina terdiam karena sedang memikirkan sesuatu. Sedangkan ken terdiam karena emang dasarnya ia suka kedamaian.

"Jadi..?"

"Jadi apa fin? Kita jadian??" Ucap ryan pede yang langsung membuat tangan fina yang berada di kepalanya menjambak rambutnya. Ryan mengaduh kesakitan sedangkan Brian dan ken hanya tersenyum mengejek melihat itu.

"Baperan" celetuk Brian entah pada siapa

"Jadi apa fin?" Ucap ken sabar menghadapi pertanyaan fina yang entah ditunjukkan pada siapa

"Siapa itu Rena?" Tanya fina lagi

"Dia itu hanya teman kami.. lebih tepatnya mantan teman" ucap Brian

"Mantan Teman? Lalu kenapa ekspresi kalian tadi seperti yang sedang kesal"

"Iya benar kata brian. mantan teman, dia itu mantan teman masa kecil kami."

"Tapi, Rena lebih sering bersama Raihan. Karena hanya Raihan yang menganggapnya teman."

"Kau benar kak. Aku takut kak Raihan lebih mengutamakan Rena daripada Lita"

"Hahh.. kalian benar, inilah yang aku tidak inginkan. Aku takut Lita cemburu"

"Lita pasti cemburu"

Fina hanya terdiam mendengar perkataan ken dan si kembar. Jadi, Rena itu dekat dengan Raihan? Pantas saja. Tapi, apa Lita bakal cemburu? Kan Lita orangnya cemburuan

"Apa Rena udah tau kalau kak Raihan sudah punya pacar?"

"Belum."

"Tapi, bagaimana pun, kak Raihan pasti lebih mengutamakan Lita. Karena Lita pacarnya kan?"

"Itu gak akan pernah terjadi fin.."

"Kenapa?"

"Karena, pertama... Rena itu teman dekat Raihan... Kedua, Rena itu tidak akan lepas dari Raihan dan ketiga... Rena itu cinta pertamanya Raihan"

"Benarkah?"

"Benar..."

"Apa Rena sudah tahu perasaan kak Raihan?"

"Sudah, tapi dia menolak"

"Menolak? Tapi kenapa masih sangat dekat sampai sekarang?"

"Itu karena dia ingin kembali pada Raihan. Mungkin ia menyesal telah mencampakkan bocah itu"

"Aku tidak menyukai Rena"

"Aku juga"

"Aku juga"

"Kenapa?"

"Dia itu egois dan keras kepala. Cenderung memiliki sikap ketus dan blak blakan. Pokoknya aku tidak suka padanya. Dia itu menolak raihan, tapi selalu mencoba mencelakai gadis yang dekat dengan Raihan... Bahkan, ketika Raihan kembali nembak Rena, dia malah mencampakkan Raihan begitu saja dan kemudian pergi ke luar negeri"

"Kapan itu terjadi?"

"Setelah kalian pulang waktu itu?"

"Jadi,.."

"Ketika itu, Raihan mendekati lita untuk menghilangkan perasaannya pada Rena karena sedih dicampakkan"

"Tapi, kemudian... Dia malah kembali lagi kesini"

"Lalu, bagaimana dengan lita? Dia bakal baik-baik saja kan?" Tanya fina khawatir

"Tenang fin, ada ayah"

"Roni sensei?"

"Ayah akan melindungi Lita dari Rena. Ia juga tidak suka dengan sikap gadis itu yang telah membuat anaknya menderita"

"Hah.. hubungan mereka emang rumit yah,, baru aja jadian kemarin.. udah ada lagi halangan nya"

"Iya ya, Untung kita mah jomblo bahagia" ucap ryan

"Kita? Lo aja kali?" Ucap serempak fina, Brian dan ken

"Jadi fina udah gak jomblo dong? Kak ken? Brian?"

"Lupakan"

"Fina, jawab.. katanya kamu suka aku, tapi kenapa kamu udah punya pacar sih? Jan Jan pacar kamu Brian ya? Brian kamu berani nikung ya? Padahal kita udah janji buat gak ada salah satu dari kita buat nembak. Kan kita harus berbagi. Brian jahat njir" ucap ryan panjang lebar.

"Bomat kak" ucap Brian semakin memperkeruh suasana

"Aku gak percaya kamu tega Brian" ucap ryan penuh drama

"Berisik kalian. Aku tuh bukan jomblo tapi single." Bela fina

"Ah, syukurlah"

"Wah, cabe dari mana nih?" Ucap seseorang yang kemudian membuat perhatian fina,ken dan si kembar teralihkan. Disana ada Rena yang sedang memandang mereka dengan tatapan sinis.

"Jaga ucapanmu Rena" ucap ken datar. Si kembar bangkit dari tidurannya. Kemudian memandang Rena dengan tatapan dingin dan datar. Sedangkan fina hanya melongo bingung karena melihat perubahan wajah ketiganya

"Memang benar kan? Satu cewe dikelilingi oleh 3 pria. Waw amazing" ucapnya sinis. Kini, fina mengerti, bahwa ucapan itu tertuju padanya

"Memangnya salah jika dia dikelilingi oleh kami. Aku ini kakaknya, dan jangan coba-coba kau mencampuri urusan kami" ucap ken dengan tatapan dan nada bicara yang masih sama

"Adik? Adik darimana? Wajah dan tampilannya saja tidak cocok untuk menjadi adik kalian"

"Bilang saja kau iri"

"Aku tidak akan itu pada gadis macam itu, oh.. apa dia masih gadis? Aku ragu akan hal itu"

"PERHATIKAN CARA BICARAMU JAL*NG" teriak Brian membuat fina yang berada di samping kaget

"Perhatikan BICARAMU. Apa aku harus memberimu cermin agar kau bisa berkaca bagaimana dirimu saat ini hah?"

"SETIDAKNYA DIA MASIH SUCI DIBANDINGKAN KAU YANG SUDAH PERNAH BERMAIN DAN DISENTUH OLEH OM OM DILUAR SANA"

"kenapa kau yakin sekali kalau dia masih gadis?"

"Kau bercanda? Tentu saja yakin. Di sentuh tangan saja dia sudah menendang, apalagi melakukan apa yang sering kau lakukan"

"Jika kau hilang dia bukan gadis, lalu kau itu apa?"

"Setidaknya ia lebih baik darimu" kali ini ryan yang berbicara.

"Lebih baik apanya?"

"Setidaknya ia telah mendapatkan hati ayah dan menjadi murid kesayangannya. Bukankah kau tidak bisa mendapatkannya?"

"Oh, dia murid ayah?"

"Aku tidak Sudi kau memanggilku ayah" ucap Roni sensei tiba-tiba yang sudah ada disebelah rena. Membuat Rena tersentak kaget dan menunduk.

"Aku tak menyangka. Didepan istriku, kau memakai topeng sebagai gadis baik. Tapi dibelakangnya, memalukan sekali. Apa benar, kau sering bermain dengan para pria diluar sana? Oh, aku tau. Tentu saja sering kan? Mengingat pergaulan diluar negri itu sangat bebas" ucap Roni sensei tidak suka. Mendengar ayahnya berbicara sepeti itu, ken dan sikembar menyeringai senang. Sedangkan fina hanya memandang Rena was was

"Kau tidak punya malu. Datang lagi kesini setelah aku mengusir mu waktu itu lalu menjelek-jelekkan murid kesayanganku di depanku. Dan berani berbicara seperti itu pada ketiga anakku?"

"..."

"Mau apa kau kesini? Tak puas melihat anakku Raihan menderita akibat ulahmu hah?"

"A-ku kesini untuk memperbaiki kesalahanku"

"Tak ada gunanya lagi. Raihan sudah bahagia dengan gadis pilihannya. Kau sudah tidak diinginkan lagi. Sekarang pergi saja sana"

"Oh, jadi.. gadis itu yang sudah membuat Raihan seperti itu ayah?"

"Sudah kubilang jangan memanggil ku ayah. Aku tidak akan Sudi mendengarnya dari mulutmu. Sekarang cepat enyah dari hadapanku sebelum aku melakukan hal yang tidak wajar padamu" usir Roni sensei dengan berteriak dan langsung membuat Rena pergi dari situ. Fina hanya diam melihat kepergian rena. Walaupun, ia kesal pada wanita itu karena menyebutnya bukan gadis dan cabe, entah kenapa fina merasa iba pada rena




Aku khawatir pada Lita -fina,ken,ryan,brian
Dasar anak kurang ajar, mau apa dia kesini lagi? -roni sensei
Kenapa aku mendengar suamiku berteriak? -bu Ratna
Jadi, wanita itu...- Rena
Firasatku tidak enak -lita
Ck, untuk apa dia kembali setelah mencampakanku? -raihan



Hay Hay Hay.. saya kembali... Nambah satu tokoh nih. Ceritanya makin gaje,gak nyambung dan garing ye😪.. hehe, saya tahu... Maaf bila ada typo dan sebagainya. Tokoh Rena diambil dari dunia nyata loh.. tapi namanya disamarkan oleh saya... Dia itu sebenarnya bisa dibilang musuh ye... Masa anak baik2 cem saya nih dipanggil cabe. Kalau saya cabe, dia apa dong? Walaupun saya itu kpopers yadong, tapi pergaulan tetap bisa dijaga dan jauh dari pergaulan bebas diluar sana. Ah, udah kenapa malah curcol disini. Semoga menghibur dan selamat baca

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lirik lagu Close My Eyes by Chenle Zhong (NCT Dream)

Lirik lagu Seventeen Smile Flower

Lirik lagu NCT Dream My first and last