Realita : Gara gara flashdisk dan Ayah
Sejak kelas 6 SD, aku memiliki hobi menulis puisi dan menulis cerita. Sampai saat ini aku kelas 3 SMP. Berkas di laptopku dipenuhi hasil karyaku. Namun, itu dulu sebelum flashdisk ku terkena virus. Saking hobinya aku menulis puisi, dimanapun ada kertas kosong aku akan memenuhinya dengan tulisan yang berisi puisi. Sampai sampai aku menyiapkan satu buku kosong hanya untuk menulis puisi. Dan hanya jarak 2 minggu, buku itu sudah terisi penuh. Tapi, sekarang buku itu tidak tau dimana karena aku adalah orang yang ceroboh. Padahal jika masih ada, buku itu akan aku tunjukkan pada temanku Lita. Karena dia suka baper kalau baca puisiku. Tema yang sering kupakai untuk membuat puisi adalah persahabatan dan cinta. Ngomong ngomong soal cinta, akan ku ceritakan sedikit pengalaman cintaku, tapi mungkin terlalu dini untuk menyimpulkan apa itu cinta. Tapi, kisah cintaku ini berhubungn dengan puisi dan flashdisk. Sekarang mari kita flashback dulu ke 10 bulan yang lalu.
Kisah ini bermula ketika aku sedang duduk santai di depan teras rumah sambil memangku laptop. Rencananya aku akan melanjutkan cerita yang kemarin aku ketik. Hari ini adalah hari minggu, namun seluruh keluargaku sedang melihat pertunjukkan pencak silat di rumah kakekku yang tidak jauh dari rumahku. Harusnya aku juga tampil sebagai pengisi acara, namun patner silatku, alya sedang sakit. Jadi aku tidak ikut.
Ketika sedang sibuk mengetik dan mencari inspirasi. Datanglah tamu yang tidak diinginkan kehadirannya. Siapa lagi kalau bukan Ali. Lelaki menyebalkan yang selalu menggangu. Sebenarnya aku itu menyukainya, dia itu ganteng juga rajin mengaji. Kadang dia cuman senyum kalau teman temanku pada genit gangguin dia. Tapi, dia akan berubah 180 derajat ketika bersamaku. Dia bakalan jadi seorang yang jail. Kata temanku yang lain dia menyukaiku, tapi aku enggak boleh baper dulu, takut diPHP. Tapi, sejauh ini, aku masih menyukainya walau menyebalkan. Stt ini rahasia. Kadangkali aku memakai tokoh ali sebagai tokoh utama pria untuk ku jadikan cerita karanganku dan untuk tema puisiku. Tak ada yang tau kecuali aku dan teman teman padepokan silat.
Dia berdehem sebentar untuk memancing reaksiku. Aku hanya melirik sebentar lalu melanjutkan ketikanku. Pasti ikut mandi lagi, soalnya dia bawa handuk dan alat mandi lainnya. Dia memang begitu, karena air di rumahnya sering macet. Dan sebagai tetangga dan teman yang baik aku harus membantunya. Setelah ku izinkan dia masuk kedalam rumahku dan sepertinya langsung mandi. Tak berselang lama, muncul sepupuku dan memanggilku bahwa kakek membutuhkanku. Tanpa menunggu lama, aku mencabut flashdisk serta mematikan laptopku dan menyimpannya di sofa ruang tamu. Lupa kalau ali masih ada di dalam kamar mandi.
Aku kembali kerumah untuk mengambil baju pangsiku untuk kupinjamkan pada temanku, aku melirik kearah kamar mandi, kosong. Mungkin ali sudah selesai mandinya. Lalu, aku melihat ayahku keluar dengan pakaian rapi, mungkin akan pergi seuatu tempat. Ayah lalu menyuruhku untuk mengembalikkan flashdisknya. Katanya ingin mendownload film horror, ayah memang suka sekali film tersebut. Lalu, aku kembali ke rumah kakek. Malam harinya, aku kembali mengetik cerita dengan ditemani flashdisk ayah yang baru karena yang biasa ku pakai ada diteman ayah. Tiba tiba ayah menghampiri dan bertanya perihal cerita yang aku ketik.
“ayah tau kamu hobi ngetik puisi atau cerita, tapi jangan sampai ngabisin memory ayah dong” kata ayah sedangkan aku hanya cengengesan.
“tapi, lain kali tokoh utamanya jangan ali yah,, kayak yang gak ada lelaki lain lain aja. Jangan jagan kamu suka yah?? Ahh ayah bakalan besanan sama bu sarif nih” lanjutnya sambil meminum kopi lalu meninggalkan aku begitu saja. Aku menggaruk tengguku yang tidak gatal. Ayah memang selalu blak blakan kalau bicara
"enggak latihan?" kata mamah ketika melihatku diruang tamu
"ehh iya mau" ucapku sambil melangkah keluar setelah menyimpan laptop dikamar
Aku sudah dipadepokan untuk latihan dan membahas kegiatan pencak silat di kelurahan minggu depan. Aku melihat alya patner silatku hanya senyum senyum gak jelas ketika melihat kedatanganku. Lalu, aku melihat ali dan teman temannya sedang mengobrol disebelah timur padepokan. (Awalnya dulu aku agak aneh ketika kakekku memperkenalkan ali sebagai murid baru. Tapi aku menghiraukannya,mungkin dia minat)
Kulihat dia melirikku, namun setelahnya dia memalingkan muka sambil tersenyum malu. Ini aneh. Biasanya ia akan langsung heboh ketika aku datang, merecoki ku dengan berbagai hal yang tidak penting sampai sampai aku pernah berniat mencekiknya saking kesalnya
Aku duduk disebelah alya sambil memandang semua teman wanitaku heran. Mereka dari tadi memandangku sambil tersenyum aneh.
"ada apa?" tanyaku bingung sedangkan mereka hanya menggeleng
Apa penampilanku hari ini aneh?apa aku tadi hanya memakai celana pendek? Atau aku belum menyisir rambut?
"sebenarnya kamu peka gak sih fin?" tanya alya yang membuatku bingung
"iya.. Kan makhluk hidup jadi harus peka" jawabku yang membuat tawa disana meledak.
"aku itu polos atau O2N1 sihh?"
"ada apa sih?" tanya ku penasaran
"mau tau banget yah?'' tanya dita yang entah kenapa sudah ada disebelahku. Aku hanya mengangguk
Semua teman wanitaku langsung nimbrung dan duduk dengan posisi membuat lingkaran besar.
"jadi gini... Ayah kamu tadi datang" ucap sona membuka cerita
"terus nyariin ali.." lanjut alya
"aku bingung.. Bisa gak sih yang nyerita satu orang aja"
"ayah kamu kesini bawa laptop terus manggil kita buat ikut nimbrung"
"bawa laptop? Apa kalian nobar film horror?" tanyaku
"enggak. Kita baca bareng sebuah cerita dengan tokoh utamanya ali" ucap alya yang membuatku kaget setengah mati
"cieee... Ternyata kamu suka ali yah" goda dela
"engga" aku mencoba mengelak
"boong ah.. Kata ayah kamu juga kamu suka ma ali"
"engga.. Ayah mah emang kayak gitu.. Mulutnya ember"
"hmm.. Masa sih? Terus yang judulnya 'Love' itu apa?" ucap lia yang membuatku kalah telak
"jadi bener?" ucap seseorang yang entah kenapa membuatku malu
"awww" aku meringis karena ali menoyor kepalaku
"dasar gak peka" ejeknya padaku
Aku hanya diam masih malu karena ketahuan suka sama ali.
"tenang aja kali. Aku juga suka kamu kok"
"..." aduhh aku baper mamah
"kamunya aja yang gak peka. Aku berusaha deket sama kamu dan berubah menjadi orang yang jahil. Tapi cinta emang butuh perjuangan yah"
"berisik" ucapku pelan sambil menutup muka
Sedangkan yang lain yaitu temanku dan ali hanya diam menonton adegan berikutnya
"aku tuh seneng tau gak.? Udah direstuin sama ayah kamu. Dan ternyata kamunya juga suka ma aku. Kukiran cintaku bertepuk sebelah tangan"
"kepedean" elakku sambil memandangnya sengit
"harus pede dong." balasnya
" ihh kapan nembaknya ali?" tanya alya greget yang diangguki oleh yang lain
"aku gak akan nembak kamu. Karena setelah jadi pacar akan ada putusnya. Hubungan kita pasti renggang karena status mantan. Kita juga kan masih kecil. Cukup saling tau masing masing perasaan aja. Itu udah cukup" ucap ali kalem sambil tersenyum ganteng dan sukses membuat wajahku memerah dan membuat para penonton kecewa
" ohiya.. Buku puisi kamu isinya bagus bagus" ucapnya sambil berlalu
"jadi selama ini bukunya ada dikamu?"
"Aliiiiiiii" teriakku sambil mengejarnya
Malam itu berakhir dengan aku di ejek habis habisan oleh penghuni padepokan. Bahkan kakekku ikut ikutan. Dan bukannya membahas kegiatan malah menjodohkan kami. Ayah... Kenapa mulutmu ember sekali? Aku kan jadi malu
Dan esoknya sepulang sekolah...
"ayah.. Minjem flashdisk"
"ambil dimeja"
Aku mengambil flashdisk itu dan menyambungkannya pada laptop. Dan tiba tiba ada pemberitahuan kalau flashdisknya penuh virus
"ayah kenapa flashdisknya banyak virus?" tanyaku
"ayah gak tau. Tanya aja ali.. Kemarin dia yang minjem" jawab ayah
What? Jadi ayah ngebohong? Katanya ada ditemennya. Aku cemberut. Tapi tak apalah.. Folderku tersimpan di file tersembunyi.. Gak mungkin kebuka sama ali
Lalu, aku membuka file ku dan kaget ketika melihat ada file baru disana. Perasaan belum bikin cerita baru deh...
Lalu aku menklik folder baru itu karena penasaran dan isinya adalah
Terima kasih telah menyukaiku.. Menerimaku apa adanya... Aku juga menyukaimu.. Tetaplah menjadi fina yang kukenal yah.. Jika kau ingin memiliki kekasih,, boleh saja.. Asalkan jangan pernah melupakanku.. Ohiya ternyata kamu jago nulis cerita dan puisi yah? Makin cinta deh hahahaha aku serius tau
Tertanda
M. Sakrie Ali Febriansyah
Alii... Tau gak? Kamu bikin aku baper
Terimakasih ayah berkat keemberan mulutmu.. Aku jadi baper kalau ketemu ali
Duh.............
BalasHapuskenapa ta?
Hapus