We are in a love story Ch16
Ken mendengus kesal. Lihat saja, tidak dimana mana, kelakuan para anak Didik ayahnya ini sangat berisik. Membuat telinganya sakit saja. Ia mengalihkan pandangannya kearah ayahnya yang kini hanya tersenyum. Ulangi sekali lagi. Tersenyum. Biasanya, jika berisik seperti ini, ayahnya akan mengamuk dan berubah menjadi kyubii ekor sembilan. Tapi, mungkin sekarang ada ibunya, jadi ayahnya sedikit jinak. Keributan ini ya seperti biasa. Ada fina dan Ferdi yang berebut tempat duduk padahal masih banyak kursi yang kosong. Lalu, ada ryan yang sibuk memotret makanan untuk diupload di sosmed. Dasar anak alay. Ada juga tira yang sekarang sedang berebut sendok Dengan Lita padahal masih banyak sendok yang tidak terpakai. Sisanya berebut makanan, termasuk Brian dan Raihan yang entah sejak kapan ikut berdebat
"FERDIIII,,, NGALAH DIKIT NAPA. AKU MAU DUDUK DISINI"
"FINA, AKU JUGA MAU DUDUK DISINI"
"TIRA, PAKE SENDOK YANG LAIN DONG"
"TAPI KAN AKU YANG MEGANG DULUAN TA. KAMU AJA PAKE YANG LAIN"
"FERDI, AKU DULUAN YANG MEGANG KURSI"
"TAPI, AKU DULUAN YANG NEMU INI KURSI"
"AYAMNYA JANGAN DIAMBIL SEMUA DONG"
"SAMBELNYA JAN DIABISIN DONG"
CEKREK, CEKREK
"APA SPESIALNYA SIH INI SENDOK SAMPE DIPEREBUTIN??"
"KAKA, PAHANYA AKU YANG NGAMBIL DULUAN"
"KAMU TUH ADIK, JADI NGALAH DING SAMA KAKA"
Keadaan semakin ribut. Bahkan brian, sibungsu yang terkenal kalem itu malah ikutan ribut dengan berebut paha ayam dengan Raihan. Sepertinya orang yang normal hanya ken seorang. Dan parahnya, ayah dan ibunya bukannya melerai malah makan sambil saling menyuapi. Tapi, tak berselang lama, keadaan sedikit stabil karena fina akhrinya mengalah dan duduk ditengah tengah ryan dan brian. Mungkin dia lelah bertengkar Mulu dengan Ferdi. Tapi, ken yakin bahwa keputusan yang diambil fina itu salah. Karena pasti kedua saudara kembar itu akan berebut untuk mendapatkan perhatian fina. Memikirkan hal itu membuat kepala ken berdenyut. Pusing rasanya mengurus adik adiknya yang absrud kelakuannya.(jadi,fina dan lita itu udh dianggap adik)
"Kenapa pada berantem sih?? Jadi makan gak?? Keburu dingin" ucap ken kesal namun pelan. Yang entah kenapa langsung membuat keadaan hening seketika. Mendengar hal itu yang lain langsung makan dengan tenang, membuat ken melongo dengan tidak elitnya. Jika semudah ini membuat mereka diam kenapa tidak dilakukan dari tadi saja??
SKIPTIME
Pukul 8 malam, kelas 8e sedang sangat sibuk. Mereka kini sedang mengemasi barang-barang karena besok pagi akan pulang kerumah masing-masing setelah berjuang disini. Termasuk fina dan lita yang sedang mengemasi pakaian mereka kedalam tas yang berukuran besar. Hening. Keduanya tidak ada yang berbicara karena memang sedang sibuk
"Ta.." panggil fina memecah keheningan dan langsung membuat Lita menoleh
"Apa fin?" Jawab Lita tanpa memandang fina dan tetap melanjutkan kegiatan mengemas barang nya
"Udah beres?" Tanya fina
"Belum, sedikit lagi.. kamu udah beres fin?"
"Hmmm" ujar fina sambil merebahkan tubuhnya di kasur. Lita mengernyit heran, tak biasanya fina seperti ini. Pasti ada apa apa. Karena, jika tidak ada masalah, ia akan menjawab dengan kata 'tentu saja sudah,, orang cantik itu kerjaannya cepet'. Tapi, ini malah singkat ngejawabnya
"Ada apa fin??"
"Hmm??"
"Yang jelas dong ngomongnya?"
"Hm.."
"Ada masalah ya?" Tanya Lita sambil ikut duduk disamping fina yang sedang terlentang. Mengabaikan sejenak pakaian yang belum ia kemasi
"..." Fina tidak menjawab, itu membuat Lita yakin bahwa temannya itu sedang ada masalah. Fina pandai jika menyembunyikan masalah didepan yang lain, tapi tidak didepannya. Lita merebahkan tubuhnya disamping fina. Dan kemudian memandang fina yang kini hanya memandang langit-langit kamar
"Cerita dong"
"Hm.."
"Kamu kenapa sih? Sariawan? Kayak yang males ngomong?"
"..."
"Kacang mahal fin"
"..."
"Yaudah kalau gak mau nyeritain.. padahal kalau kamu berbagi, insyaallah akan mengurangi beban masalah kamu fin"
"Ta.."
"Ya?"
"Pernah gak kamu kepikiran kalau hari ini itu bakal Dateng?"
"Maksudnya?"
"Hari dimana kita pisah sama sensei.."
"Pernah."
"Kadang, aku gak mau hari ini itu Dateng"
"Tapi kan mau gimana lagi, setiap pertemuan pasti ada perpisahan, gak mungkin kita terus sama sensei kan?"
"Rasanya berat gitu ketika ninggalin asrama ini"
"Aku juga fin, Padahal kita udah ngelewatin berbagai hal ya disini, bareng bareng"
"Bener,,. Canda,tawa,suka dan duka kita lewatin bareng disini"
"Kita sebenernya harus berterimakasih sama Ferdi, fin"
"Iya, kalau waktu itu kita gak dikunci, kita pasti gak akan ketemu sensei yang penampilannya waktu itu kayak orochimaru"
"Kamu berpikiran kayak gitu fin? Kualat kamu, tapi iya juga sih. Kalau kita gak ketemu sensei, kita gak akan ada disini"
"Habis gimana lagi, emang bener kan?"
"Iya sih, terus kita Dateng kesini. Dikenalin sama keempat anaknya yang beda sifat"
"Iya, kak ken yang perhatian, kak Raihan yang bikin baper, kak Ryan yang alay dan kak Brian yang so cool dan gak bisa senyum"
"Ihh.. kata siapa kak Raihan sering ngebaperin? Kekamu aja kali ta"
"Iya fin iya"
"Banyak yang terjadi disini ya ta? Pas aku meluk ryan gara gara mati lampu karena ngira itu kamu"
"Iya, terus pas aku cemburu sama tira karena terus Deket sama kak Raihan"
"Terus, ada aku sama ryan yang terus berantem karena hal sepele."
"Pas kamu dihukum karena gak bisa bimbing grup vokal"
"Itu karena kamu gak mau bantuin ta, malah asyik cemburu sama tira"
"Iya iya maaf.. percaya deh,kamu pas nyanyi kayak kadal kejepit"
"Berisik ta, udah tau aku gak bisa nyanyi malah disuruh ngebimbing grup vokal. terus Ada juga pas aku belajar masak sama istri sensei tapi hasilnya.."
"Setidaknya hasil masakan kamu lebih baik dibandingkan aku fin,"
"Hahahaha iya, masakan kamu sampe membuat kak ken terpesona"
"Terpesona kata siapa? Kak ken itu bengong karena masakan aku gak berbentuk"
"Terus terus pas bikin naskah, sampe begadang tengah malem demi ngelanjutin naskah ternyata ditolak dan harus diedit tiga kali."
"Iya, Untung temen temen belum ada waktu itu. Kalau udah pada diasrama mungkin gak tenang ngerjain naskah"
"Terus ada lagi pas lagi pas casting tokoh utama. Ferdi jadi pangeran... Hahaha gak pantes banget"
"Hahahaha iya, aku inget waktu itu, pas Ferdi jadi pangeran dan kamu malah mukul dia pake payung"
"Karena dia nyebelin. Pangeran masa kayak Om Om"
"Dan masih banyak lagi yang gak mungkin disebutin satu satu. Terlalu banyak kenangan disini"
"Mungkin, jika disebutkan satu satu akan sampe subuh dan kita bakal telat besok"
"Fin, inget gak??Kadang, kita juga sering menistakan sensei karena terlalu alay"
"Bener, aku gak nyangka aja gitu sensei yang luarnya sangar tapi punya sifat alay kayak gitu"
"Pantes aja ryan juga alay tenyata gen"
"Untung ryan aja ya.. coba kalau semuanya alay. Kan gak banget"
"Jadi aku itu alay menurut kalian?" Tanya seseorang diambang pintu membuat fina dan lita tersentak kaget dan langsung duduk tegak di kasur.
"Sensei??" Tanya mereka serempak dengan nada terkejut. Gak nyangka orang yang mereka bicarakan ada disini
Roni sensei hanya berjalan menghampiri mereka. Sedangkan fina dan lita hanya melongo dan belum sadar jika sensei mereka ada dihadapan mereka
"AWWW" ringis fina dan lita karena masing-masing telinga mereka malah dijewer oleh Roni sensei
"Hmm,, jadi kayak gini ya kerjaan kalian?? Ngomongin orang?"
"Aduh, sensei sakit.. lepas dulu, nanti dijelasin yayayaya??" ucap fina memelas membuat Roni sensei melepaskan jewerannya dan memandang mereka dengan pandangan menuntut
"Kita kan cuman nostalgia sebelum ninggalin asrama"
"Iya sensei... Bukan ngomongin orang kok"
" Terus kenapa kalian bilang aku alay hah?"
"Kan fakta sensei" ucap Lita polos membuat fina ingin mencekiknya karena terlalu jujur
"Ck, ada ada saja kalian ini"
Hening..
"Sensei.."
"Hmm"
"Jan marah dong, nanti gantengnya ilang"
"Enggak kok"
"Sensei boong ya??"
"Enggak, asli fin"
" Maafin ya sensei.. yayayaya?"
"Jan masang muka kayak gitu fin, kasian itu cicak kejang kejang"
"-_-
"Emmm... Sensei.." panggil fina ragu
"Apa??"
"Lita mau ngomong" tuduh fina membuat Lita melotot, sejak kapan ia bicara seperti itu?
"Ada apa ta?" Tanya Roni sensei mengalihkan pandangannya pada Lita
"Fina boong sensei"
"Fina berani boong ya?"
"Enggak kok,, cuman bingung mau nyampeinnya gimana"
"Bingung sih bingung tapi jan aku yang jadi korban dong"
"Hehehe sorry teman"
"Apa ada fin,?? Tumben fina bingung biasanya asal jeplak aja kalau ngomong"
"Bener sensei, biasanya fina kalau ngomong gak pernah disaring dulu"
"Emm.. sebenarnya,, aduh.. gimana ya.. gini"
"Kenapa fin?"
"..."
"Kok malah diem?"
"Sebenernya, aku mau ngucapin beribu terima kasih pada sensei. Yang udah sabar ngelatih kami yang susah diatur ini, udah sabar ngebimbing kami. Masih mau menerima kami sebagai murid walaupun kami selalu ngeselin. Makasih banget, udah ngebuat kami juara. Mungkin tanpa sensei kami tidak akan menjadi seperti ini. Aku sebagai perwakilan kelas, juga meminta maaf jika selama ini kami selalu ribut dan mengganggu ketenangan sensei, selalu ngerepotin.. selalu--"
"Jan dilanjut fin, udah cukup. Aku melakukan semua itu karena aku seorang pelatih. Walaupun kalian ini sangat menyebalkan, tapi tetap saja kalian itu anak didikku. Entah sial atau beruntung, aku mendapat kelas kalian untuk menjadi bimbingan ku. Kelas yang unik dan menarik. Lalu, kalian menjadi juara itu bukan karena aku, itu semua karena kalian mau berusaha dan bekerja sama untuk menjadi juara"
"Sensei, sekali lagi terima kasih dan maaf kami ucapkan"
"Sudah sudah.. sini kalian berdua, kenapa malah jadi sedih gini sih?" Ucap Roni sensei menyuruh Lita dan fina menghampirinya kemudian dia memeluk kedua murid kesayangannya itu
"Hari ini hari terakhir kita disini sensei"
"Dan mungkin Kita gak akan ketemu lagi sensei"
"Kata siapa? Kita masih bisa bertemu di suatu hari kan?"
"Tapi, suatu hari itu kapan?"
"Sudah, Jan dipikirkan.. sekarang apa kalian sudah mengemasi barang-barang?"
"Itu bisa nanti sensei, aku hanya ingin menikmati malam terakhir disini"
"Kau ini ada ada saja.. bagaimana cara menikmati malam terakhir itu hmm?"
"Mungkin kita akan mengambil beberapa foto sebagai kenang-kenangan dan melakukan kegiatan yang berkesan disini"
"Kalian ini, seperti akan pergi jauh saja, kan bisa saja kalian mengunjungi kami disini sewaktu waktu"
"Terus saja berpelukan sampai kaki kami berlumut karena terlalu lama menunggu kalian selesai" gerutu seseorang membuat ketiganya melepas pelukan dan menoleh kearah pintu. Disana ada ken dan para saudaranya sedang memasang wajah cemberut mungkin karena kesal
"Mau apa kalian disini??"
"Tentu saja mencari ayah"
"Untuk apa mencari ku??"
"Apa salah aku mencari ayah?"
"Kau mencari ku jika ada maunya ryan"
"Ayah, aku serius, kau dicari ibu"
"Ohhh... Suruh saja dia kesini"
"Ayah sedang apa disini? Jan bilang ayah sedang merayu mereka untuk menjadi badut?"
"Tentu saja tidak, aku hanya menghabiskan waktu bersama kedua murid ku sebelum mereka pergi"
"Pergi? Memangnya mereka akan kemana?"
"Tentu saja pulang, memangnya kau pikir mereka akan pergi kemana?"
"Appaaa?? Apa benar itu ayah?"
"Tentu saja. Urusan mereka disini sudah selesai kan? Jadi, untuk apa mereka ada disini?"
"Kenapa baru memberitahu kami?"
"Kupikir kalian sudah tau"
Mendengar hal itu membuat keempat saudara itu tersentak kaget. Jadi, malam ini adalah waktu terakhir mereka untuk bersama?? Pantas saja, kelas 8e sibuk tidak keluar kamar sedari tadi. Tenyata mereka sedang berkemas untuk pulang? Mereka pikir kelas 8e akan menetap beberapa hari setelah lomba, tapi ternyata langsung pulang??
Ayah, kenapa tidak memberitahu sejak awal,- ryan,bryan,raihan
Disaat aku mulai menikmati waktu bersama mereka sebagai adik, kenapa hal ini harus terjadi?- ken
Padahal aku ingin mereka tinggal lebih lama karena aku ingin anak perempuan, tapi aku tidak boleh egois- Roni sensei
Gak mau pulang- lita,fina
Halooo... Saya comeback nih dengan membawa cerita aneh dan geje ini. Ah sudahlah,, ohiya maaf y kalau masih ada typo dan sejenisnya. Sampai ketemu di eps selanjutnya😘..
Komentar
Posting Komentar