Sequel Ch5 : We are in a love story

Ken merebahkan tubuhnya di atas rumput ditaman. Udara masih segar untuk dihirup. ia kini sedang berada dibawah pohon untuk berteduh dan beristirahat. Disampingnya ada Brian yang sama seperti dirinya. Lelah dan penuh keringat. Setelah setengah jam berkutat mengerjakan hukuman dari ayahnya. Ken memejamkan matanya namun ia tidak tertidur. Hah, rasanya ingin sekali menceburkan dirinya ke kolam es saking panasnya

Ting!

Suara notifikasi dari ponselnya membuat ken langsung membuka matanya. Dengan malas, dia membuka pesan dari grup BBM

FourBrother (4)

Han_Rai
All.. aku ada info penting

Ken_52
Info apa Han?

Yanrie19
(2)

Brian.
(3)

Han_Rai
Ternyata hukumannya berlaku 24 jam

Ken_52
Jangan bercanda

Brian.
Seperempat hari saja sudah cape begini apalagi seharian full

Han_Rai
Jika begini jadinya, bagaimana kita menjalani rencana.

Yanrie19
Rencana apa?

Brian.
Apa maksud kakak?

Han_Rai
Apa kau sudah lupa pada rencana kita ryan?

Yanrie19
Ya

Ken_52
^ada yang aneh dengan ryan

Brian.
Benar,

Yanrie19
Jadi, apa rencana kalian hm?

Ken_52
Apa kau beneran lupa alay?

Brian.
Apa kakak terbentur sesuatu sampai lupa seperti itu?

Yanrie19
Hm

Ken_52
Kau aneh sekali ryan.

Brian.
Tumben jawabannya singkat plus gak pake emotikon

Yanrie19
Lupa

Han_Rai
Ayah, kau ada dikamar ryan kan? Aku otw sana

Ken_52
Ayah?

Yanrie19
Jadi, bukannya menjalankan hukuman, kalian malah asyik asyik ngobrol di grupchat? Apa hukuman kalian kurang atau mau tambah lagi

Brian.
Jangan bercanda kak

Yanrie19
^Ternyata kau tau saja aku bercanda

Ken_52
Apa ayah ada disana?

Yanrie19
Ada, malah ia yang sedang mengetik sekarang

Han_Rai
ayah.. pekerjaan ku sudah selesai nih

Yanrie19
Oke, aku akan kesana secepatnya

Yanrie19
Apa yang kalian lakukan dasar baka

Ken_52
Apa maksudmu?

Yanrie19
Yang barusan itu ayah yang mengetik T_T

Brian.
Kakak serius?

Han_Rai
Iya, makanya aku mengalihkan ayah, barusan aku kekamar ryan dan ternyata ayah sedang memegang hp si alay itu

Brian.
Mati aku

Ken_52
Untung kita tidak membahas tentang rencana kita

Han_Rai
Kalian harus berterimakasih padaku

Brian.
Kenapa?

Ken_52
(2)

Yanrie19
Karena dia telah menyelamatkan kita kak, dek

Han_Rai
Benar, kau memang adikku ryan

Ken_52
Iya udah, ada urusan apa kau sampai ke kamar ryan

Han_Rai
Sejak awal aku sudah curiga, dan aku langsung pergi kekamar ryan, dan kalian tau lah apa yang terjadi

Brian.
Aku merasa akan terjadi sesuatu

Ken langsung bangkit dari rebahannya, mengabaikan ponselnya yang masih menyala dan menampilkan percakapan grup mereka, dia juga langsung menatap adik bungsunya yang kini sedang memandang ponselnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Jika Brian sudah begini, pasti akan ada sesuatu yang terjadi
                                ----****----

Ryan menghela nafas kesal. Ia sangat lelah menjalani hukuman ini. Tapi, masih ada beberapa potong baju lagi yang belum disetrika. Kemudian, ia menyenderkan kepalanya pada kasur di belakangnya. Bayangkan, ia menyetrika banyak baju sambil duduk bersila di lantai, betapa pegalnya tubuhnya. Ryan mengkipasi dirinya karena sungguh ini sangat panas ditambah ia belum mandi. Ryan dengan malas menatap jam yang ada di dinding. Masih pukul 9 pagi. Huh, gara gara keasyikan menjalani hukuman, dia sampai lupa untuk sarapan.

Ting!

Suara ponsel membuat ryan langsung menggapai ponsel yang berada di sampingnya dan menemukan ada notifikasi BBM disana. BBM grup. Dan ketika dibuka, Raihan menyampaikan bahwa hukuman dijalani selama 24 jam. Membuatnya langsung mendesah pasrah. Benar kata Brian, seperempat hati saja sudah cape apalagi seharian penuh.

"Kau sudah beres ryan?" Ucap seseorang dari ambang pintu membuat ryan hampir melemparkan hpnya saking terkejutnya.

Mau apa ayah kesini? Apa dia membawa lagi setumpuk baju untukku?? Hwaaa gimanaa ini? Cape aku tuh :")

"Sedikit lagi" jawabnya canggung

"Baguslah"

"Ayah mau apa kesini?"

"Hanya mengecek keadaan"

"Oohh,, kukira ayah kemari untuk membawa lagi baju"

"Oh, kau mau aku bawakan lagi baju untuk disetrika?"

"Bukan begitu ayah, aku kan hanya bercanda"

Ting!!

Suara ponsel ryan membuat perhatian Roni sensei teralihkan. Ryan buru buru membuka notifikasi di hpnya.

"Sedang apa kau?" Ucap Roni sensei yang membuat ryan harus menyembunyikan ponsel dibelakang tubuhnya. Kan bisa gawat jika ia ketahuan sedang main hp.

"Tidak ayah, hanya mengecek percakapan grup"

"Kemarikan ponsel mu" perintah Roni sensei. Dengan pasrah, ryan menyerahkan ponselnya. Dan semoga para saudaranya tidak membicarakan tentang 'rencana' yang mereka buat. Ryan sangat takut ketika melihat seulas senyum di wajah ayahnya itu ketika sedang memainkan ponselnya. Apa dia sudah tau rencana kami?.batin ryan was was

"Kau tidak melanjutkan pekerjaan mu ryan?"

"Iya ayah, ini juga mau"

Ryan semakin was was ketika ayahnya itu bersiul senang. Ia sesekali melirik ayahnya diujung matanya sambil melanjutkan pekerjaan yang tertunda.

"Ayah, jangan membajak hp ku untuk kegiatan tidak penting"

"Tidak kok, kau ini baper sekali kalau aku membajak hp mu"

"Aku kan tidak mau kejadian waktu itu terulang lagi, ketika ayah membajak hp ku dan malah menembak cabe-cabean"

"Iya, gak akan kok.. gak akan nembak cabe sekarang, maunya nembak cowok aja kali ya"

"Ayah... Ayah kumohon jangan, aku masih normal tau"

"Makanya cepat selesaikan atau aku akan membajak hp mu"

"Baik ayah, tapi ayah janji dulu, tidak akan membajak hp ku selama aku menyetrika"

"Hm, baiklah.. kau nembak fina gimana?"

"Ayahhhhh... Kau mau aku dicincang Brian karena tidak bersaing dengan sehat?"

"Baiklah, dan juga fina kan gak mungkin langsung ngasih jawaban, aneh yang ada kalau kamu nembak dia."

"Iya ayah iya"

"Ryan" panggil Raihan di ambang pintu membuat keduanya menoleh.

"Kakak?"

"Mau apa kau disini Raihan?"

Bukannya menjawab, Raihan malah diam diambang pintu sambil memainkan ponselnya.

"Aku ada di hadapanmu tapi kau malah bicara di grupchat. Aneh kau ini." Ucap Roni sensei lalu pergi keluar kamar ryan.

"Grupchat?" Tanya ryan bingung

"Hm" jawab Roni sensei kemudian menghilang dibalik pintu

"Ohmayyygadd.. apa ayah sudah tau tentang rencana kita?" Tanya ryan histeris

"Tidak." Jawab Raihan singkat

"Ahh,, syukurlah.. "

Ryan langsung mengecek percakapan grup untuk memastikan. Ternyata benar, mereka tidak membicarakan tentang rencana yang mereka rencanakan. Tapi, hampir bocor sih. Ryan kemudian mengecek satu persatu sosmednya. Takut takut ayahnya membajak yang tidak-tidak. Tapi, syukurlah itu tidak dilakukan

"Kau kali ini menyelamatkan ku kak"

"Iya, aku tau.."

"Huh..."

"Sama sama"

"Hah? Maksud kakak apa?"

"Sama sama, kan aku telah menyelamatkan mu"

"Iya, makasih kak, sampai dikode segala"

"Biar kamu peka):"

"Kakak curcol dih"

"Berisik lay"

"Kakak sudah selesai mencuci?"

"Sudah, bahkan semua hukuman ku sudah terpenuhi dan terselesaikan"

"Yahhh.. aku tinggal 3 baju lagi nih"

"Yaudah cepet beresin, abis itu kita temuin kak ken sama Brian buat ngomong in rencana kita kedepannya" ucap raihan yang langsung diangguki oleh ryan.

"Kak, lebih baik rencana kita diganti deh" ucap ryan tiba-tiba

"Kenapa?"

"Terlalu monoton"

"Lalu, apa kau sudah ada rencana penggantinya?"

"Tentu saja"

"Apa itu?"

"Nanti kita bicarakan dengan kak ken"

"Kau membuatku penasaran, tapi baiklah"

Tanpa keduanya sadari, sebenarnya Roni sensei belum benar benar pergi, dan dia malah menguping pembicaraan anaknya itu. Seringai tercetak jelas di wajah nya. Sepertinya, akan terjadi sesuatu, sesuai perkiraan brian

                             ___***___

Ryan dan Raihan kini sudah sampai di taman belakang, mereka melihat taman sudah bersih dan disana ada ken dan brian yang nampaknya sudan lelah dan mereka sedang berbaring disana.

"Kakak.." panggil Raihan yang membuat ken menoleh

"Apa?"

"Ikutan dong" ucap ryan sambil merebahkan dirinya disamping brian yang sedang memejamkan mata dan tidak terlihat terganggu dengan kedatangan mereka. Raihan mengambil posisi di samping ken. Mereka kini berbaring saling bersebelahan.

"Apa kalian sudah menjalankan semua hukuman?" Tanya ken

"Sudah kak.. huh, kita tunggu saja hukuman selanjutnya"

"Sekarang jam berapa sih?"

"Jam setengah sepuluh kak"

"Hah, aku belum mandi dan sarapan" ucap ryan sambil memegang perutnya

"Kau belum mandi? Pantas saja udara terasa tercemar"

"Kakak tega"

"Kau juga belum mandi kan kak ken? Jangan mengelak"

"Kau tau saja Raihan"

"Hari ini rasanya panas sekali"

"Benar, aku sedari tadi di kamar dengan setrika yang panas"

"Aku apalagi, ditemani dengan sinar matahari langsung"

"Jika aku harus menjemur di atas karena kak ken menyuruhku untuk tidak menjemur di tempat biasa"

"Aku kan hanya memberi tahu, tadi fina bilang, kalau kau menjemur disana, ia dan lita akan mengotori baju yang sudah kau jemur. Emang kau mau?"

"Maksud kakak?"

"Ini semua itu kerjaan mereka berdua yang disuruh oleh ayah"

"Maksud Kaka, yang ngotorin baju,piring dan ngacak ngacak taman itu mereka?"

"Hmmm"

"Ck, mereka itu.."

"Kak.." panggil Brian yang membuat ketiganya langsung menoleh kearah Brian yang sedari tadi diam dan masih terpejam

"Apa dek?" Tanya ken

"Gimana kelanjutan rencana kita?"

"Entahlah.." kali ini Raihan yang menjawab

"Apa malam ini kita jadi menjalankan rencana?"

"Aku juga bingung han, gimana kalau gagal?"

"Kegagalan pasti terjadi kak"

"Kak.."

"Apa yan?"

"Aku punya rencana baru"

"Maksudnya? Kenapa harus rencana baru"

"Rencana yang kita rencanakan sangatlah monoton dan terkesan sangat random"

"Lalu,?"

"Aku sudah merencanakan sesuatu"

"Apa itu?"

"Begini.. dengar baik baik ya kakak kakak dan adikku sekalian"

"Iya iya, cepet kasih tau"

"Iya sabar.."

"Cepet gak"

"Oke, jadi gini blablablabla"

Mereka sibuk mendengarkan rencana ryan. Sesekali salah satu dari mereka menyela untuk menyatakan pendapat. Tanpa mereka sadari, ada dua orang yang sedari tadi bersembunyi dibalik pohon dan menguping pembicaraan mereka. Siapa lagi kalau bukan Roni sensei dan istrinya Bu Ratna

"Mereka itu ya.." keluh Roni sensei

"Hanya untuk rencana kecil itu mereka rela melakukan hukuman?" Ucap bu Ratna bingung atas kelakuan anak anaknya itu

"Bukan mereka namanya kalau tidak keras kepala"

"Iya, seperti kau"

"Sudah, apa kau mau membantu rencana mereka?"

"Tentu saja,"

Keduanya keluar dari persembunyian dan membuat keempatnya tersentak kaget.

"Ayah? Ibu?"

"Kalian ini ya, kenapa tidak memberi tahu rencana ini dari awal sih?"

"Kan ayah dan ibu mulutnya ember"

"Makanya kita gak ngasih tau"

"padahal kita bisa ngebantu loh"

"Masa sih?"

"Beneran nih? Ayah dan ibu mau membantu?"

"Tentu saja,"

"Kalian ini ada ada aja ya, padahal gak perlu ngerencain serumit ini, tinggal bilang aja apa susahnya?"

"Kan biar berkesan gitu Bu"

"Terserah kalian aja deh"

"Hukuman kalian jadi sia sia loh"

"Tak apa yah, sekalian olahraga"

"Tapi, apa ini tidak keterlaluan?"

"Tidak Bu"

"Kapan kalian akan memulai rencana?"

"Malam ini"

"Baiklah, kita siapkan segalanya mulai sekarang."

Seringai mulai tercetak dari masing-masing wajah mereka. Nampaknya rencana yang mereka rencanakan sedikit 'berbahaya'











Hohohoo,, saya comeback setelah UAS nih, gimana makin garing kah? Oh, saya tau itu😄,maaf untuk typo dan sejenisnya. Karena tanpa typo cerita tidak akan seru(apaansih?).. semoga suka dan menghibur. Sampai jumpa chap depan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lirik lagu Close My Eyes by Chenle Zhong (NCT Dream)

Lirik lagu Seventeen Smile Flower

Lirik lagu NCT Dream My first and last