Sequel Ch2 : We are in a love story
Fina mengedarkan pandangannya penjuru ruangan. Kini, ia sedang berada di rumah Roni sensei. Jidatnya yang terluka sudah diobati tadi oleh Bu Ratna. Kini, fina berada diruang tamu bersama Roni sensei. Rencana mereka untuk menginap batal, karena rossana sudah ditelpon oleh pelatih dance nya untuk segera latihan . Dia memang mengikuti ajang untuk dance cover. Salma juga ditelpon karena ada acara keluarga. Sedangkan Aulia, harus pulang karena ingat bahwa hari ini ia harus ke Bengkulu, menengok neneknya disana. Lita, diantar oleh supir Roni sensei untuk mengambil baju karena mereka akan menginap disini.Bu Ratna sedang di dapur, mungkin sedang membuat minuman. Fina mengernyit heran, karena diruangan ini ada 4 orang remaja pria yang terus menatapnya. Jika terus dipandang seperti itu kan dianya jadi baper
Apa mereka anak sensei? Ah, tapi tidak mungkin itu kak ken dan para saudaranya.. wajah mereka beda
"Jadi.. bagaimana kau mengusir mereka?" Ucap Roni sensei membuyarkan lamunan fina
"Tentu saja, aku mengancamnya"
"Ancaman macam apa, yang membuat preman itu bertekuk lutut padamu fin?"
"Aku mengancamnya akan membeberkan rahasia nya kepada ibunya"
"Terkadang kau itu pintar fin"
"Aku memang pintar sensei.."
Salah seorang dari 4 remaja itu tiba-tiba merenggut karena melihat percakapan antara guru dan murid itu..
"Kudengar kau seorang jawara silat"
"Hehehe iya sensei, aku pernah beberapa kali memenangkan ajang kejuaraan"
"Itu baru muridku"
"Hehehe,,"
"Lalu, kenapa kau tadi terjatuh hm??"
"Itu karena Lita naik ke punggungku tanpa aba aba sensei,, jadinya aku kan gak siap menahan beban lita"
"Memangnya kalian sedang apa sampai Lita naik ke punggung mu??"
"Dia ingin aku gendong sensei,"
"Dan kau malah menyetujui nya??"
"Ya mau bagaimana lagi sensei??"
"Ternyata kalian masih seperti dulu ya, masih sering melakukan hal gila" ucap salah seorang pemuda
Fina melongo, mencoba untuk mengenali wajah orang yang baru saja berbicara. Dari nada bicaranya ia kenal, tapi ia ragu pada pilihannya, bisa saja kan beda orang
"Ng??"
"Kau sudah melupakanku? Ck, padahal waktu itu aku selalu membantumu"
"Hah??" Fina semakin berfikir. Firasat nya mengatakan bahwa orang yang barusan berbicara itu ken, tapi penampilannya sangat tidak mendukung bahwa itu ken. Ken biasanya selalu berpenampilan rapi tapi terkesan santai serta berwibawa karena memang dulu ia ketua OSIS di sekolahnya, tapi orang yang barusan berbicara ini penampilan nya malah seperti artis K-Pop menurut fina, dengan rambut yang-ehmm sulit untuk dijelaskan
"Kau tidak dikenali lagi kak, sudah kubilang Jan berpakaian seperti itu.. kau seperti bocah labil saja"
"Diam kau alay, aku kan mencoba mengikuti trend fashion sekarang"
"Tapi kau terlihat aneh kak, kau malah terlihat seperti ryan"
"Diam kak, setidaknya aku kini lebih baik dibandingkan kakak"
"Enak saja, aku yang lebih baik dibanding kamu alay, aku kini kan ganteng gitu"
"Kemana kakakku yang dulu? Yang selalu kalem dan suka ketenangan, kedama--"
"Assalamualaikum.." ucapan pemuda itu terpotong ketika Lita masuk kedalam
"Kau sudah datang, ayo duduk sini"
"Terima kasih sensei" ucap lita yang langsung mengambil tempat disebelah fina
"Baik, kita lanjutkan.. jadi fina bagaimana? Kau mengingatku?"
"Kak ken??" Tanya fina. Ia yakin yang bertanya tadi itu ken. Karena ken suka ketenangan dan kedamaian. Ya, pasti itu ken
"Apa benar kau kak ken?" Tanya Lita kaget
"Kenapa kau sekaget itu melihat ku Lita?"
"..." Lita masih kaget, seperti fina, pikiran Lita pun sama karena penampilan ken yang sangat tidak biasa
"Kakak kenapa jadi aneh kayak gini sih?? Kemana kakakku yang dulu? Yang kalem dan berwibawa?"
"Rupanya kalian masih mengingat dengan jelas sifatnya ya?"
" Tentu saja kami masih ingat..."
"Minuman datang.." obrolan itu terhenti ketika Bu Ratna datang dari dapur serta membawa nampan yang isinya
"Terimakasih bu"
Bu Ratna pun ikut nimbrung dengan yang lain. Ia duduk disamping Lita
"Kenapa kakak jadi kayak gini??" Tanya fina bingung yang kemudian dibalas anggukan oleh lita
"Apa ada yang salah dari penampilan ku?" Tanya ken yang langsung diangguki oleh keduanya
"Yasudah, padahal kan aku hanya mengikuti trend"
"Kau seperti bukan kak ken saja, biasanya kan kak ken selalu cuek dengan penampilan"
"Aku mencoba untuk menjadi pria tampan"
"Tanpa melakukan itu pun, kakak sudah tampan kok.."
"Ahh,, benarkah?? Terimakasih kasih.. sini aku mau peluk kalian, aduh adik adikku ternyata masih sama seperti dulu ya??"
"Kalian lebih memilih ken daripada aku yang sedari tadi gatal memeluk kalian?"
"Bu Ratna?"
"Kalian tega padaku ya?"
"Apa maksud ibu?"
"Padahal, aku yang mengobati mu dan membawa kalian kemari.. tapi kenapa kalian lebih mengingat mereka daripada aku? Kalian memilih memeluk ken? "
"Ibu, kami tidak bermaksud.."
"Tidak,, Jan berbicara lagi... Aku sedang marah kepada kalian.."
"Ibu maafkan kami.."
"Tidak.."
"Ibu,, maafkan kami... Yayayaya?"
"Hmm.."
"Ibu, kumohon.."
"Iya, baiklah.. kalian ini, mana mungkin aku bisa kepada kalian"
"Yeayyyy.. makasih ibu.."
"Sekali bocah tetap bocah ya"celetuk seorang yang menghentikan ucapan antara buratna-fina-lita
"Ngg??" Tanya fina bingung
"Kak Brian?" Tanya Lita
"Hmm" jawabnya singkat
"Yeay, aku bener kan??" Ucap Lita sambil tersenyum manis.
"Hahahaha,, ternyata lita makin cantik ya sekarang?"
"Kak Raihan??" Seru fina ketika sosok yang disebut Raihan itu berucap
"Ehhh?" Kali ini Lita malah bersemu merah. Rupanya sifat bapernya masih ada sampai sekarang
"Wahh.. kak Raihan masih suka ngebaperin ya?"
"Apaan sih fin?"
"Enggak kak"
"Gimana kabar fin?"
"Kok malah nanya aku doang kak, Lita enggak?"
"Berisik fin.."
"Kan, kakak itu harus menyapa juga Lita
Kalau dia salah paham gimana? Nanti bisa repot"
"Iya, kayak waktu itu"
"Haha.. bener kak.."
"Kalian Jan ketawa berisik" ucap Lita kesal sekaligus malu jika diingatkan pada kejadian ia cemburu pada Raihan waktu itu
"Maaf.." ucap fina sambil tersenyum tipis
"Kau sekarang ternyata lebih anggun daripada yang dulu fin"
"Ng??"
"Eh, kak Ryan.."
"Eh, Lita.."
"Kak,.." panggil Lita
"Apa lit..?"
"Tadi kakak ngomong apa?"
"Fina lebih anggun.."
"Anggun darimana? Makin anarkis sih iya" rupanya Lita ingin membalas dendam ya
"Ekhem.. ta.."
"Hehehe iya, fin.. ampun.."
"Kayaknya ini bocah punya aura pemimpin yang kuat"
"Maksud kakak apa??"
"Bocah siapa?"
"Bocah yang mana kak? Disini ada dua bocah"
"Ada yang ngerti gak?"
"Kakak, ngomong apa sih?"
"Tau nih, kayaknya makin tua makin koslet otaknya"
"Ryan.. aku denger.."
"Terus kenapa kalau kakak denger?"
"Udah udah kok malah berantem sih? Ken mana wibawa kamu sebagai anak tertua"
"Iya ayah.."
"Pftt.. tertua.."
"Salah jika aku tertua?"
"Tidak kok kak.. malah kakak keren loh" ucap fina menghibur ken
"Iya, penuh wibawa" ucap Lita menyetujui ucapan fina
"Hoax.." kali ini Raihan yang berbicara
"Hmm.." ucap ken malas, ia lebih memilih mengalah
"Lita, ikut aku yuk.. aku akan menunjukkan sesuatu padamu" ajak Raihan sambil menarik tangan lita
"Tidak, Lita akan disini dulu, nanti saja.. aku masih rindu pada para muridku"
"Kan masih ada fina ayah.."
"Tidak.."
"Ayah, kumohon"
"Tidak Raihan"
"Hanya sebentar kok, tak sampai 5 menit"
"Tidak, 5 menit bagimu itu 2 jam bagiku"
Tubuh Lita tertarik kesana kesini karena dirinya malah ditarik oleh Roni sensei dan Raihan. Melihat hal itu, fina bukannya membantu malah menertawakan nasib temannya itu
"Fina, aku memiliki resep baru.. apa kau mau mencoba mempraktekkan nya bersama ku?" Ajak Bu Ratna kepada fina yang sepertinya akan masak bersama
"Tentu saja Bu" ucap fina tidak menolak. Lalu, dengan cepat tubuhnya ditarik oleh Bu Ratna..
"Ibu mau membawanya kemana?" Ucapan Brian membuat gerakan Bu Ratna terhenti
"Tentu saja ke dapur"
"Tidak boleh." Kali ini ryan yang berucap. Fina merasakan hal buruk pasti terjadi. Apakah ia akan bernasib sama dengan lita? Sekarang ia jadi menyesal telah menertawakan temannya itu
"Kenapa kalian melarang ku? Memangnya kalian siapanya fina sambil melarangnya melakukan ini itu?" Tanya Bu Ratna membuat si kembar itu mematung
"Pokoknya tidak boleh Bu"
Fina memekik kaget ketika merasakan tubuhnya terdorong ke arah kanan, karena Brian menarik tubuhnya terlalu kuat sehingga tangannya yang semula di genggam Bu Ratna jadi terlepas. Dan kini, percayalah bahwa ia sedang ada di pelukan Brian
"Eh.. apa yang kau lakukan?" Tanya Bu Ratna yang mencoba menarik kembali fina. Namun, ia malah dihalangi oleh ryan
"Ibu harus melewati ku dulu sebelum mendapatkannya"
"Apa susahnya kalian mengalah hah?"
"Tidak Bu, kali ini aku tidak akan mengalah"
"Kami hanya akan memasak, itu tak akan memakan waktu banyak"
"Memasak ala ibu itu sangat lama"
"Apa kalian tidak akan makan siang hah?"
"Tidak Bu, aku sudah kenyang"
Fina masih melongo melihat perdebatan antara ibu dan anak itu. Ia juga sepertinya tidak sadar bahwa ia sedang dipeluk oleh Brian.
"Kyaaa.." teriakan Lita membuat fina tersadar dan mengalihkan pandangannya kearah Lita, ia melihat Lita sedang digendong oleh Raihan ala bridalstyle. Fina melotot kaget. Dan lagi lagi, ia belum sadar bahwa ia sedang ada dipelukan Brian
"Turunkan aku" kata Lita sembari meronta di pangkuan raihan
BRUK
Dan dengan bodohnya Raihan malah menurunkan atau lebih tepatnya menjatuhkan Lita kelantai, yang tentu saja membuat Lita memekik kaget sekaligus marah
"Apa yang kau lakukan?"
"Tentu saja melakukan apa yang kau katakan"
"Sakit tau.."
"Ayo cepat, kita harus ke suatu tempat"
"Tidak akan.." tolak lita mentah mentah
"Ayolah Lita.. aku sudah susah susah mendapatkanmu dari genggaman ayah.. jadi, kau harus menurut oke?"
"Sekali tidak ya tidak"
"Lita..."
"Tidak.."
"Hanya lima menit kok"
"Tidak ya tidak"
"Hmm.. baiklah, aku terpaksa melakukan ini"
Raihan menarik kaki Lita yang tergeletak disampingnya. Lita yang terkejut pun langsung meronta. Entah kenapa ia seperti korban penculikan sekarang. Tarikan Raihan pada kakinya semakin kuat, membuat tubuhnya sedikit demi sedikit ikut tertarik. Lita langsung menggapai kaki meja yang ada disampingnya. Mencegah Raihan untuk menarik tubuhnya.
"Hwaaa.. seseorang tolong aku.."
Ken sedari tadi hanya duduk dan diam melihat keributan yang ada didepannya. Ia sungguh merindukan suasana ribut seperti ini. Ia jadi sedikit flasback ke masa pelatihan kelas 8e yang diwarnai keributan dan kericuhan dimana mana. Lihatlah, ada Raihan yang sedang menarik kaki Lita, ada juga si kembar yang sedang menghalangi ibunya untuk menggapai fina. Sedangkan ayahnya entah pergi kemana. Ia terus melamun sampai akhirnya--
BRUK
Ken terjatuh karena kakinya ditarik oleh Lita. Tubuhnya terseret ketika Raihan terus menarik kaki Lita yang entah kenapa menjadi berat tanpa tahu bahwa secara tidak langsung ia juga menarik ken.
"Yak.. Raihan apa yang kau lakukan hah?" Seru ken membuat Raihan terhenti.
"Hah.. apa yang kakak lakukan?"
"Lepaskan kaki Lita, kau ini tidak ada lembut lembutnya pada wanita"
"Ck, padahal hampir sampai" ujar Raihan kesal. Tempat yang dimaksud nya adalah kamarnya sendiri. Ia hendak menunjukkan sesuatu pada Lita. Tapi, ketika ia sudah ada didepan kamarnya, ada ken yang sepertinya ikut terseret membuat Raihan membatalkan rencananya
"Aduhhh.. sakit.." ujar Lita mengaduh ketika Raihan melepaskan kakinya, lalu ia melepaskan tangannya yang berada di kaki ken
"Kyaaa... Lepasin aku.." teriakan fina dari ruang tamu membuat ketiganya menoleh. Buru buru mereka bergegas keruang tamu. Untung kamar Raihan tidak terlalu jauh dari ruang tamu, jadi hanya butuh beberapa detik untuk sampai.
Ketiganya kaget tidak percaya ketika melihat pemandangan didepannya. Lihat saja, disana ada ryan yang sedang memeluk Bu Ratna dari belakang, seolah mencegahnya untuk mendapatkan fina yang kini sedang ditarik oleh Bu Ratna, sedangkan Brian masih memeluk fina sangat erat, seakan akan tidak mau lepas.
"Lepaskan aku ryan"
"Tidak Bu, aku akan melepaskan ibu jika ibu melepaskan fina."
"Brian lepaskan pelukanmu dan serahkan fina padaku"
"Tidak akan Bu.."
"Hwaaaa... "
"Kaka cepat tarik fina kak.."ucap Lita prihatin melihat keadaan temannya itu.
Ken mengganguk, ia menghampiri fina kemudian menariknya langsung. Membuat fina yang awalnya berada dipelukan Brian berpindah ke pelukan ken. Lalu, genggaman tangan ibunya pun ikut terlepas. Buru buru ken membawa fina menjauh sebelum semuanya terlambat. Tapi, usahanya sia sia karena..
BRUK
Entah mimpi apa malam tadi sehingga ken sesial ini, jatuh dua kali dihari yang sama? Kenapa ken bisa terjatuh? Itu karena Brian yang menjegal kakinya ketika ia hendak melangkah pergi
"Lita, cepat bawa fina.." perintah ken pada Lita karena melihat gerak gerik sikembar dan ibunya yang akan menghampiri dirinya dan fina. Mendengar hal itu, lita dibantu Raihan langsung menarik fina yang berada dilantai, karena ia ikut terjatuh bersama ken
BRUK
Belum ada selangkah melangkah, Raihan terjatuh akibat kerah belakang bajunya ditarik kencang oleh ryan yang membuatnya tercekik. Merasa keberadaan nya terncam, Lita langsung buru buru membawa fina lari dari situ.
"Lita, mau lari kemana kamu?" Ucapan Brian entah kenapa membuat Lita takut. Brian melangkahkan kakinya kearah Lita yang kini sudah bersama fina.
"Serahkan fina"
Lita mengabaikan perkataan Brian, Ia tak punya pilihan lain selain lari kearah pintu belakang rumah ini. Lita terus berlari sembari menarik fina, kemana saja asal mereka selamat dan mereka harus bersembunyi
Suasana sekarang menjadi tegang. Entah kenapa, ini seperti drama penculikan, dimana Lita, ken dan Raihan sebagai tokoh penyelamat yang menyelamatkan fina dari tangan penculik yang diperankan oleh buratna dan si kembar. Namun, misi ini membuat Raihan dan ken gugur sehingga tanggungjawab diberikan kepada Lita untuk menyelamatkan fina. Ini sungguh penuh dengan drama, berawal dari hanya berebut sampai ujungnya menegangkan seperti ini. Keduanya masih terengah-engah, mungkin cape karena terus berlari. Rumah ini terlalu besar untuk dijelajahi. Mereka berhenti sebentar untuk beristirahat. Namun, ketika hendak berlari lagi, Lita menoleh kesamping ketika fina sudah tidak ada lagi disampingnya. Ia mengedarkan pandangannya ke segala arah, dan ia melihat fina sedang dibawa atau lebih tepatnya diseret oleh si kembar
"Gawat," gumam Lita kemudian menyusul mereka
"Litaaaaa.. help meee"
BRUK
Kali ini, Lita terjatuh karena tali sepatunya sendiri. Ia menyesal tidak mengikat dengan benar tali sepatunya jika tahu akan ada keadaan seperti ini. Ia melihat bayangan Fina yang semakin menjauh. Ia gagal menyelamatkan temannya
"Lita, kau tak apa?"
"Sensei?"
"Sedang apa kau disini?"
Lita, melihat Roni sensei dengan tatapan berbinar. Seperti seorang anak yang mendapat permen. Kemudian, dengan semangat ia menceritakan awal mula kejadian ia bisa ada disini. Ini dia, disaat keberadaan tokoh penyelamat terancam. Maka ada tokoh yang datang darimana saja untuk membantu
"Mereka itu ya.."
"Sebenarnya sensei darimana saja?"
"Aku hanya kebelakang sebentar untuk mengecek sesuatu. Tak ku sangka keadaan menjadi ricuh seperti ini"
Lita dan Roni sensei berjalan menuju ruang tamu. Dan disana mereka melihat fina,ken,dan Raihan seperti seseorang yang sedang disekap.
"Ada apa ini?"
"Oh, jadi kalian yang akan menebus mereka?" Ucap bu Ratna penuh drama. Kenapa jadi seperti film saja.
Roni sensei mengernyit heran. Melihat istrinya yang sepertinya tertular virus drama ryan. Lalu, ia mendengus ketika melihat keadaan tahanan(fina,ken,raihan) yang sudah acak-acakan seperti gembel yang kini sedang dijaga oleh sikembar yang mungkin berperan sebagai anak buah
"Ya, jadi.. kau perlu berapa uang?" Tanya Roni sensei yang sepertinya malah ikut bermain pada film dadakan ini
"Aku membutuhkan sebuah kalung mutiara untuk tahanan bernama ken."
"Lalu?"
"Untuk tawanan bernama Raihan, aku butuh rumah bak istana."
"Ada lagi?"
"Dan, untuk anak perempuan itu, aku butuh nyawamu"
"Itu tak akan terjadi,"
Tanpa sepengatahuan semuanya, sikembar kini malah membawa fina dengan perlahan. Fina sendiri tidak melawan karena terlalu lelah untuk bergerak.
"Kalian mau membawa kemana dia?" Ucap bu Ratna seolah murka melihat tahanannya dibawa oleh anak buahnya
"Tentu saja membawanya, aku tak akan membiarkan dia jauh dari kami"
"Simpan dia ke tempat semula"
"Tidak akan."
"Kalian mengkhianati ku?"
"Kalian hentikan semua itu" perintah Roni sensei yang sepertinya jengah melihat keluarganya yang menjadi absrud dan penuh drama.
"Kenapa?"
"Apa kalian tidak kasihan melihat fina yang sepertinya sangat kelelahan?" Tanya Roni sensei membuat semua pandangan langsung tertuju pada fina yang kini sedang tertidur.
"Aku terbawa suasana sampai sampai aku tidak menyadari kalau fina tidur"
"Brian, ryan bawa fina kekamar tamu. Tidur kan dia disana"
"Baik ayah"
"Lita, jika kau lelah, kau bisa menyusul fina untuk tidur."
"Terimakasih sensei, aku masuk kamar dulu kalau begitu"
Sepeninggal Lita dan sikembar. Suasana berubah menjadi hening
"Tak ku sangka keadaan menjadi ricuh seperti ini"
"Ini gara gara ibu.."
"Kenapa kau menyalahkan aku Raihan?"
"Andai saja ibu mengalah pada sikembar, pasti ini semua tidak akan terjadi"
"Harusnya kau mengatakan itu pada ken, aku hampir mendapatkan fina tapi dia malah datang dan merebut fina dariku"
"Kenapa ibu menyalahkan aku? Aku hanya menyelamatkan fina dari kalian"
"Harusnya,yang disalahkan itu sikembar"
"Kenapa kami?" Tanya Brian dan ryan serempak setelah keluar dari kamar tamu.
"Karena kau seenaknya merebut fina dariku. Padahal kan aku hanya mengajaknya memasak, itu takkan memakan waktu lama. Dan jika itu terjadi, kalian pasti dapat bermain sepuasnya"
"Sudah, kalian semua salah disini. Dan fina tertidur itu adalah hukuman untuk kalian karena telah berperilaku kekanak-kanakan hari ini. Sudah, aku pergi dulu" ucap Roni sensei malas kemudian berjalan pergi meninggalkan ruang tamu
"Yahh.. bener kata ayah sih, fina jadi cape dan dia gak bisa main"
"Hmm.. dan lita pun jadi tertidur kan? Jadi aku juga yang kena impas"
"Jangan mengeluh, aku saja tidak mengeluh"
Hah, menyebalkan- ryan bersaudara
Sepertinya nanti saja untuk resep baru - Bu Ratna
Keluarga ku jadi korban film -roni sensei
Cape, hari ini penuh dengan drama -lita
Zzzzzzz- fina
Hay Hay Hay aiem comeback nih, bawain sequel yg kedua. Gimana? Semoga kalian suka y. panjang kah? Apa terlalu panjang? Maaf bila masih ada typo. Ohiya, kisah penuh drama ini terinspirasi ketika tadi disekolah, aku dan yang lain malah jadi ngedrama. Wkwkwkwk sudah lupakan. Selamat membaca, semoga menghibur😁😘
Komentar
Posting Komentar