Sequel : We are in a love story
TEEETT TEEEET
Bel pulang terdengar keseluruh penjuru bangunan sekolah. Tak berselang lama, para siswa dan siswi berhamburan keluar kelas untuk pulang. Termasuk dari salah satu kelas yang berada dilantai satu. Yaitu kelas yang bertulis IX A. Hampir semua siswa dan siswi disana sudah pulang, kecuali beberapa siswi yang sepertinya sedang merencanakan sesuatu. Mereka duduk mengelilingi meja
"Senin libur nih" ucap seseorang siswi berkacamata
"Terus kenapa kalau libur fin?" Tanya siswi yang lainnya.
"Ya, mungkin kalian punya rencana gitu. Misalnya pergi ke suatu tempat" ucap siswi yang memakai kacamata itu yang diketahui bernama fina
Oke,jika kalian bingung, kita absen satu persatu. Mereka itu adalah siswi kelas IX A di SMPN 38 Bandung. Mereka adalah fina,lita,salma,aulia dan rossana. Fina dan lita sekelas lagi. Dan, ini sudah satu tahun berlalu semenjak lomba teater itu. Dan ini hari Jumat jika kalian tidak tahu. Dan hari senin itu libur karena gurunya sedang rapat
"Nonton kuy"
"Gak punya uang.."
"Ke akun alun?"
"Panas ah,"
"Belanja?"
"Jika uangnya dari Salma sih ayo aja aku mah"
"Pingin nya itu mah"
"Bagaimana kalau kita nginep dirumah aku aja?" Tawar Lita pada yang lain
"Iya, udah lama gak kerumah Lita"
"Kangen masakan mamah Lita"
"Kalau aku sih, pingin diajarin tinju sama ayah lita"
"Jadi, liburan ini kita nginep di rumah Lita??"
"Iya"
"Oke, gimana kalau besok kita kumpul di halte tvri aja" ajak Aulia
Iya, memang SMPN 38 itu dekat dengan stasiun televisi TVRI. *Sekedar info
"Jangan, kita kumpul di sekolah aja." Ajak rossana
"Oke, jam 7 ya?"
"Jangan, aku kan ada eskul besok, pulang aku eskul aja ya. Jam 12 aja yayayaa" ucap fina
"Iya deh, jam 12 aja kita kumpul di sekolah. Deal?"
"Tapi, kita kerumah litanya pake apa?"
"Naik angkot aja, kalau fina mau jalan kaki silahkan aja. Aku mah gak ngelarang"
"Oke deh "
SKIPTIME
Fina menunggu seorang diri di pos satpam sekolah. Ia menunggu teman teman yang lainnya. Sekolah sudah sepi. Karena yang eskul hanya ada PMR, Kijarpara atau paskibra dan futsal. Tapi, mereka semua sudah pulang sejak 10 menit yang lalu.
"Oca mana sih?" Gerutu fina. Ia meletakkan tasnya dibawah. Pegal juga pundaknya karena membawa beban yang tidak ringan. Mengingat ia membawa baju dalam jumlah yang tidak sedikit disertai dengan perlengkapan nya. Padahal ia hanya menginap 2hari.
"Fina.." panggil seseorang dari kejauhan membuat fina tersenyum senang dan buru buru menghampiri orang tersebut
"Oca udah siap??" Tanya fina
" Udah dong.. fina.. astagfirullah.. kamu itu nginep cuman dua hari, kenapa bawa tas Segede itu??" Ucap rossana ketika fina berlari dan kesulitan membawa tasnya yang besar
"Hehehe,,"
"Yang lain udah pada dateng??"
"Belum,"
"Hey kalian,, maaf ya baru dateng macet tadi.." ucap Aulia yang diangguki oleh Salma
"Jadi, kita tinggal nunggu Lita??
"Iya"
"Fina mau kemana?? Bawa tas kayak yang mau nginep seminggu aja"
"Persiapan, kalau misalnya kurang baju ganti gimana?"
"Kita kan bisa pinjem yang Lita, fina aduh kamu itu ya kadang pinter"
"Aku memang pinter"
"Iyain aja,"
"Kayaknya fina mah bawa baju buat pagi,siang,sore sama malem deh.. kalau bajunya banyak kayak gitu.."
"Terus aku harus gimana?? Masa pulang lagi buat nyimpen baju"
"Udah biarin aja kayak gitu"
"Hy kalian,, ayo kita langsung otw aja" ajak Lita
"Ayo.."
"Kenapa fina bawa tas gede? Apa baju kalian semua disatuin kesitu?"
"Nggak ta, itu baju fina semua"
"Astagfirullah fina kamu itu mau kemana? Kita cuman nginep dua ha--"
"Stop ta, stop.. Jan bilang apapun. Sekarang ayo kita otw ntar keburu panas lagi"
SKIPTIME
Kini kelimanya sedang berjalan menyelusuri daerah komplek yang searah dengan rumah Lita. Mereka mengobrol tentang banyak hal. Yang ternyata rossana dan aulia itu dulunya kelas 8b, si juara teater ke3, dan Salma itu dulunya kelas 8a si juara ke2. Salma, rossana dan aulia berjalan didepan dan mengobrol tentang banyak hal. Sedangkan fina dan lita dibelakangnya karena kesulitan membawa tas. Sebenernya fina yang kesulitan, Lita hanya membantu saja dan menemani sekaligus mengobrol tentang masa lalu, bernostalgia.
"Ta, gimana nih..?" Ucap Aulia kepada Lita
"Maksudnya?"
"Didepan banyak preman"
"Udah lewatin aja.. gak akan apa apa kok"
Iya, didepan sana ada sebuah warung yang terdapat beberapa orang yang sedang nongkrong. Tapi, jika dilihat dari penampilannya itu adalah preman. Mereka melewati kumpulan orang itu dengan tenang, tak lupa berucap sopan untuk meminta izin melewati jalan.
"Permisi,, kami numpang lewat"
"Iya silahkan neng.."
Mereka bernafas lega, ternyata preman nya baik dan untungnya sedang tidak mabuk. Tapi, ketika mereka sudah beberapa langkah,sebuah suara menginterupsi langkah mereka
"WOY KALIAN BERENTI" Ucap seseorang membuat fina dkk menengok kearah belakang. Disana, ada seorang preman yang memandang mereka sangar
"Ngapain sih dia?"
"Itu bukannya preman yang suka malak ya?"
"Beneran ta?"
"Iya, kata mamah aku mah"
"Jadi, Hitungan tiga harus udah kabur ya??"
"Ngapain harus kabur? Aku bakalan ngelawan" ucap fina sambil memandang preman itu yang kini sudah berjalan menghampiri
"Ngelawan gimana fin?? Jan jadi pahlawan yang tidak dibutuhkan deh"
"Ehhh, Jan gitu... Gini gini aku juga jawara pencak silat"
"Jawara sih jawara, tapi kamu tetep cewe fin... Tar kamu luka gimana?"
"Ah, masalah preman kayak gini mah kecil"
"HEY," bentak preman itu membuat kelimanya tersentak kaget. Fina mengambil kuda kuda untuk menyerang. Ia sudah menaikkan lengan bajunya sampai sikut. Ia juga sudah menyimpan tas beratnya kebawah. Tapi--
"Ah, kelamaan fin, ayo kita pergi"
--Fina sudah terlebih dahulu ditarik oleh Salma dan tasnya sudah dibawa Lita. Mereka berlari menghindari preman itu. Dan tidak disangka si preman pun malah mengejar.
"Kenapa sih malah ngejar kita?? Salah kita apa coba?" Tanya Aulia ditengah pelariannya*asyikk*
"Gak tau,, cepet lari, malah makin deket dia"
"Ya mau malak lah, mau apa lagi coba"
"Hwaaa.. cepet larinya"
"Sal, lepasin.. aku bisa lari sendiri"
Salma melepaskan pegangannya pada fina karena ia terus memberontak. Rossana, Aulia dan Salma sudah lari dengan cepat meninggalkan fina dan lita yang tertinggal. Sebenernya cuman Lita yang tertinggal, ia hanya kesulitan membawa tas fina yang berat sehingga larinya lambat.
BRUK
Lita jatuh terduduk karena kerah baju bagian belakangnya ditarik langsung oleh si preman, fina yang melihat itu langsung menghampiri Lita dan mencoba membantu membuatnya berdiri. Tapi, ada sebuah tangan yang mencekalnya
" Hohohoo mau lari kemana lagi kalian??"
___***___
Salma, Aulia dan rossana terus berlari. Mereka tidak menoleh kebelakang karena takut. Jalan menuju rumah Lita masih jauh. Dan mereka kini sudah lelah karena terus berlari. Tapi, mereka melihat sebuah rumah dengan gerbang terbuka, tak pikir panjang, ketiganya masuk tanpa menghiraukan pemilik rumah yang kini sedang memandang mereka bingung.
"Ada apa ini?" Tanya pemilik rumah yang ternyata seorang wanita
"Hah.. maaf Bu, hah.. hah..kami tadi dikejar preman" ucap rossana seraya mencoba menstabilkan deru nafasnya
"Benarkah?? Tutup gerbangnya"
"Kami numpang dulu disini ya Bu.."
"Aaa.. tak apa.. ayo duduk dulu, kalian tidak apa apa? Apa kalian butuh minum?"
"Tidak apa apa Bu.. kami hanya lelah saja.. tidak, Bu... Kami bekal minum kok"
"Kalian bertiga melakukan apa sampai dikejar preman seperti itu?"
"Bertiga..??kami berlima bu"
"Berlima darimana?"
"Loh.. fina sama Lita mana??"
"Jangan-jangan.."
"Gak mungkin kan Lita sama fina kayak di film-film gitu.. pas lagi dikejar ternyata mereka jatuh?"
"Itu bisa aja terjadi, aduhhh gimana ini??"
"Harusnya mereka tadi larinya cepet"
"Mau cepet gimana kalau mereka bawa tas yang gede sekaligus berat?"
"Sudah tenanglah,, aku akan meminta suamiku untuk mencari teman kalian yang hilang"
"Tak apa Bu,, kami hanya tidak ingin merepotkan.. mungkin tak lama lagi teman kami lewat"
"Iya, lagian, disana ada jawara pencak silat, jadi gak mungkin kan mereka ketangkep"
"Nggak.. bagaimana pun mereka itu cewe.. tunggulah aku akan memanggil suami dan anak anakku" ucap ibu pemilik rumah itu sambil berjalan kedalam rumah. Sedangkan mereka bertiga sedang duduk dengan perasaan cemas
"Mereka gak akan kenapa kenapa kan?"
"Iya, lagian fina biasanya selalu bisa memanfaatkan keadaan"
"Udah, tenang... Mereka pasti baik baik aja.."
"Aku takut mereka diapa apain"
"Malah yang ada premannya yang diapa apain sama fina"
"Iya juga sih"
Tak berselang lama datanglah ibu yang tadi beserta keluarganya. Ada empat orang remaja yang sepertinya anak dari ibu itu..
"Dimana kalian bertemu preman tadi?" Tanya seorang pria dewasa yang sepertinya suami dari ibu itu
"Dijalan dekat blok d"
"Baiklah ayo kita kesana"
"Kalian mau ikut atau diam disini??"
"Kita ikut aja, khawatir"
Dan, mereka pun pergi untuk mencari Lita dan fina yang mereka sangka menghilang. Mereka menelusuri jalan yang sempat dilewati. Dan tak jauh dari situ, sudah terlihat ada dua orang yang sepertinya fina dan lita. Yang satu sedang duduk di aspal dengan tas besar disampingnya sedangkan yang satunya lagi seperti sedang menelpon seseorang.
"Kayaknya itu fina sama Lita"
"Itu temen kalian?"
"Ehh.. iya gitu??"
"Iya, itu tasnya fina kan gede.. itu ada tuh di pinggir jalan"
"Ohiya bener.. iya pak, itu temen kita"
"Oh yaudah kita samperin aja.."
Dan mereka pun berjalan tergesa-gesa untuk segera menghampiri tokoh yang sedang menjadi bahan pencarian itu.
"Fina,, Lita kalian gak apa apa??"
---***---
"Hohohoo mau lari kemana lagi kalian??"
"Gak akan kemana kemana kok, cape lari terus"
"Sekarang serahin uang kalian dan kalian bisa selamat"
"Yakali aku emak kamu pake ada acara minta uang"
"Cepet serahin.."
Bletak
Fina menjitak kepala preman itu yang membuat Lita melotot kaget. Hal bodoh yang fina lakukan itu dapat membawa masalah yang lebih besar
"Apa yang kamu lakukan hah?" Bentak preman itu membuat Lita tersentak kaget dan perlahan mudur karena takut
"Jan sok sangar kamu.. gak pantes bocah kayak kamu sok sok an jadi preman ?"
"Apa maksud kamu??"
"Kamu pikir aku takut hah?? Kamu mau aku bilangin ke ibu kamu kalau sebenarnya kamu itu suka mangkal gak jelas kayak gini."
"Idih, sok kenal pake ngancem mau bilang ke ibu aku. Emang kamu siapa hah?"
"Ohh,, jadi gitu ya.. oke, aku bakalan telpon ibu kamu"
"Ya silahkan, kenal juga enggak"
"Hmm,, kontak ibu sari mana ya..?"
"Fin,, ayo cepet pergi napa?"
"Ahh, ini dia kontaknya"
Tutt.. Tutt..
"Halooo,, iya walaikumsalam.. Busari, iya ini fina tetangga ibu.. oh, ini anak ibu si Syarif ada disini. Iya lagi mangkal nih..iya, malah saya jadi korban palak dia, ohh suruh pulang aja, oke Bu.. iya oke serahkan pada saya,, iya walaikumsalam" ucap fina seraya menutup panggilannya tapi ketika ia melihat kearah depan sipreman sudah tidak ada lagi dihadapan nya
"Loh,mana si Syarif?" Tanya fina bingung
"Dia udah lari fin pas kamu ngomong nama ibu sari.."
"Ckkk,, preman ternyata takut ibunya ya.. "
"Keren kamu fin, emang kamu kenal sama dia?"
"Engga sih, tapi kalau sama ibunya kenal.. dia tetangga aku.."
"Hah.. Untung aja ya.."
"Kata aku juga apa, mendingan dilawan daripada kita lari. Kan jadinya cape"
"Iya, kan gak tau kalau dia itu tetangga kamu, kalau tau juga pasti kita gak akan lari lari dan malah ditinggal yang lain"
"Lita, mau duduk disitu aja atau mau cari yang lain?"
"Cari yang lain tapi,gendong fin,"
"Enak aja gendong, badan kamu itu gede ta"
"Aku langsing fin,,"
"Iya ta iya,, cepet kita harus cari yang lain"
"Tar fin, mager nih.."
"Terus kamu mau gitu aja? Ini tuh jalanan umum ta, malu tar diliat orang"
"Biarin aja, aku mager fin, suwer"
"Ya udah, aku bakal nelpon Aulia aja biar jemput kita disini"
"Yaudah.."
"Fina,, Lita kalian gak apa apa??" Tanya seseorang membuat keduanya menoleh. Disana, ada Aulia, Rossana dan Salma beserta beberapa orang yang sepertinya agak familiar wajahnya bagi fina dan lita. Padahal mau saja ditelpon barusan
"Kita gak apa apa kok"
"Preman nya mana?"
"Tentu saja sudah kabur."
"Gimana bisa kabur?"
"Ya, karena mungkin takut sama fina yang kayak gajah ngamuk" ucap Lita seraya mengejek
"Badak Lita badak bukan gajah" Sanggah fina. Aneh memang, ia malah lebih memilih badak daripada gajah
"Iya fin iya, gajah maksudnya,"
"Tuh kan, bener.. yang ada premannya yang takut sama fina"
"Ngapain kita khawatir tadi coba?"
"Jadi kalian tadi khawatir?? Hmm co cwiitt"
"Berisik ta"
"Syukurlah jika teman kalian selamat"
"Ah, terimakasih bu, maaf merepotkan"
"Tak apa,,"
"Apa kalian mau mampir dulu kerumah kami?"
"Tidak usah bu, rumah yang akan kami tuju beberapa blok lagi dari sini"
"Oh Yasuda jika begitu"
"Fina gendong" rengek Lita
" Manja banget sih ta.. jalan sendiri Napa"
"Gak mau, kamu tega sama aku fina?"
"Iya, aku tega sama kamu"
"Finaaaaa..."
"Iya,bawel amat sih.. ada angin apa kamu pingin digendong?"
"Pingin aja,,"
"Yaudah.." ucap fina pasrah, dia langsung jongkok dihadapan Lita. Melihat itu, Lita tersenyum senang dan segera menyerbu punggung fina. Fina yang belum siap serangan dadakan itu langsung oleng dan--
BRUK
Keduanya terjatuh dengan lita yang menindih tubuh fina. Ada ada aja memang kelakuan mereka berdua. Aneh dan absrud. Hal ini mengundang tatapan dari yang lain yang sedari tadi sedang mengobrol
Bukan temen aku batin Aulia,Rossana dan Salma serempak karena malu mungkin pada keluarga didepannya
"Awww.." ringis fina kesakitan sambil memegang jidatnya Bagaimana tidak sakit jika jidatnya mencium langsung aspal. Pasti sekarang jidatnya ada luka gores. Tapi, sepertinya bukan luka gores, karena luka itu mengeluarkan cairan merah.
"Aduh,, fina kamu yang bener do-- fina jidat kamu berdarah" awalnya lita akan menggerutu, tapi setelah melihat fina yang terluka, lita mengurungkan niatnya.
"Aaa.. kau tak apa nak?"
"Aku tak apa Bu, mungkin hanya luka gores"
"Ayo, sekarang kita kerumah ibu saja, kita obati lukanya disana"
"Gak apa apa Bu, ini cuman luka kecil"
"Kecil darimana kalau darah yang keluar banyak gitu.. ayo, takutnya infeksi lagi''
Dengan pasrah akhirnya fina mau dibawa kerumah ibu yang tidak diketahui namanya itu. Ia sesekali menggerutu kesal kepada Lita karena telah membuat jidat sexy nya itu lecet bahkan luka. Sedangkan Lita hanya tersenyum tanpa dosa ketika hanya dipandang tajam oleh fina. Sebagai gantinya, Lita membawakan tas berat milik fina. Mereka berjalan dengan posisi fina,lita dan seorang pria dewasa didepan, ditengah ada Aulia, rossana, Salma dan ibu yang tadi. Dibelakang ada empat orang remaja pria yang entah kenapa fina mengenalnya. Padahal fina tidak kenal siapa mereka.
"Bukan fina dan lita namanya kalau gak melakukan hal gila" ucap seseorang pria dewasa dari samping yang langsung membuat fina menoleh.
Kok kayak yang pernah lihat, tapi dimana gitu.. batin fina menerawang sambil melihat pria disampingnya
"Maksud bapak apa?" Tanya Lita tersinggung karena namanya dibawa bawa
"Kau sudah melupakanku ya?"
"Hah..? Maksud bapak apa? Apakah kita pernah bertemu?" Tanya fina bingung. Ia melirik Lita untuk meminta jawaban, mungkin saja Lita kenal. Tapi, Lita hanya menggeleng tanda tak tahu.
"Padahal waktu itu kau memanggilku sensei.."
"Sensei?"
Perasaan aku manggil sensei itu ke Roni sensei deh. Jangan jangan...
"Roni sensei?" Tanya fina ragu
"Ah, kau masih ingat rupanya" ucap pria itu yang mengaku sebagai Roni sensei. Fina menganga tidak percaya. Roni sensei itu terkenal karena wajahnya seperti orochimaru,oke itu menurut fina. Padahal Roni sensei sama sekali tidak mirip orochimaru. Tapi, ini.. bagaimana bisa Roni sensei memiliki rambut pendek, kemana rambut gondrong fenomenalnya itu? Tapi, jika didengarkan sebaik mungkin, suaranya memang mirip dengan Roni sensei
Jadi, dia itu...??
"Sensei??" Pekik fina senang. Dan kemudian memeluk Roni sensei. Mengabaikan sejenak jidatnya yang masih sakit
"Oo oo oo.. anak didik kesayanganku.. akhirnya kita bertemu lagi.."
"Sensei?" Tanya Lita ragu
"Kau tidak akan bergabung dengan kami Lita?" Tanya Roni sensei. Tak berselang lama, Lita ikut dalam pelukan antara guru dan murid itu. Sedangkan yang lain hanya melihat sambil tersenyum. Termasuk 4 pemuda yang sepertinya kalian sudah kenal siapa mereka. Ibu yang tadi yang secara tidak sengaja kita kenal sebagai Bu Ratna pun hanya tersenyum, rasanya seperti mimpi ketika ia bertemu lagi dengan kedua anak kesayangan itu.
.....Akhirnya, setelah sekian lama... Hari ini datang juga... Hari yang sangat dinanti bagi beberapa orang,, termasuk aku...
Cuplikan chap berikutnya:
"Ternyata kalian masih sama seperti dulu ya, masih sering melakukan hal gila."
"Kak ken..??"
"Rupanya kalian masih mengingatku ya?"
"Kakakkk.."
"Kalian lebih memilih ken daripada aku yang sedari tadi sudah gatal ingin memeluk kalian??"
"Bu Ratna??"
"Sekali bocah tetap saja bocah ya?"
"Kak Brian??"
"Hahaha, ternyata lita makin cantik ya sekarang.."
"Kak Raihan??"
"Kau sekarang ternyata lebih anggun dibandingkan dulu.."
"Kak Ryan..??"
"Aww.. lepaskan... Hwaaa.. tolong akuuu"
"Auliaaaa.. cepet tarik finaaa"
"Salma,, tolong aku... Rossana.. Kyaaa"
"Litaaaaa..."
"Kalian.. hentikan semua itu"
Helllooo.. aiem comeback dengan satu lagi cerita absrud. Ini hanya sequel... Hehehe rencana sih, mau sampai nikah ceritanya😁 tapi masih rencana, lihat ke depannya aja.. ini aja ceritanya udah gak nyambung apalagi nanti kan? Mungkin semakin aneh dan gak nyambung, maafkan saya jika ada typo dan sejenisnya.. sudah, segitu saja yang saya sampaikan.. sampai jumpa di chap depan😘
Komentar
Posting Komentar