We are in a love story Ch14
Acara lomba sudah hampir selesai. Tinggal pengumuman juara. Fina dkk kini sedang duduk di bangku penonton. Sebenarnya mereka malas mengikuti acara ini, karena sia sia mereka datang, toh mereka tidak akan mendapatkan juara ini. Pembukaan dilakukan oleh seorang juri yang bertubuh gendut. Melihat siapa yang berbicara, para siswa 8e langsung memasang headset ke telinga masing-masing. Mungkin, mereka punya dendam kesumat pada juri itu. Sedangkan fina hanya menggeleng pasrah atas kelakuan temen temennya itu. Sebenarnya ia juga ingin melakukan hal yang sama, tapi berhubung dia harus profesional jadinya gak jadi. Beda lagi sama Lita yang kini di telinganya sudah terpasang headset.
Pengumuman juara sudah dimulai, ternyata juara 3 nya adalah kelas 8b. Sedangkan juara 2 nya adalah kelas 8a. Lalu, masing masing perwakilan kelas dan guru pembimbing kelas langsung maju untuk menerima trophy kejuaraan. Tinggal juara 1 yang belum diumumkan. Sepertinya sengaja diulur waktunya agar penasaran. Tapi kelas 8e sudah tidak peduli lagi. Karena mereka rasa, mereka tidak akan menang. Yang ada dipikiran mereka hanya ingin pulang dan maka
"Baiklah,, juara satu perlombaan teater ini dimenangkan oleh kelas....
........
........
Kelas... Kelas 8E... Selamat untuk kelas 8e"
Suara tepuk tangan penonton terdengar. Tapi, berhubung kelas 8e memakai headset semua dan sambil mendengarkan musik dengan volume keras jadi mereka hanya diam saja karena tidak mendengar. Dan hanya fina yang sepertinya 'ngeh' juara satu itu siapa.
"Kalian....." Panggil fina atau teriak fina senang. Namun,ketika ia melihat kearah teman temannya, mereka malah sedang memainkan hp sembari ditelinganya terpasang headset.
"Kelas 8e? Dimana perwakilannya?" Tanya juri gendut itu dari atas panggung
Fina langsung menoleh kearah Roni sensei yang kini sedang memandangnya sambil tersenyum.
"Tidak akan naik ke panggung untuk menerima hadiah?" Tanya Roni sensei
Mendengar hal itu fina mengangguk semangat dan tanpa sadar menarik atau lebih tepatnya menyeret lengan Roni sensei menuju panggung. Untung Roni sensei dalam keadaan jinak sekarang. Kalau sedang keadaan liar kan bahaya karena fina main tarik aja
"Kalian ini aneh ya" ucap ken sambil melepas headset Lita dan membuat Lita yang berada disampingnya langsung menoleh
"Kenapa kak?" Tanya Lita
"Kelas kalian menang kok malah pada diem sih?"
"Hah?? menang?? Maksud kakak apa??"
Ken tidak langsung menjawab, tapi lirikan matanya sudah cukup membuat Lita mengerti. Bahwa ken menyuruhnya melihat kearah panggung. Lita memandang kearah panggung yang entah sejak kapan fina sudah berdiri disana sambil tersenyum lebar atau lebih tepatnya senyuman konyol. Lita melongo, ia langsung menepuk nepuk pundak tira yang berada disampingnya.
"Kenapa ta?" Tanya tira heran. Kemudian Lita menunjuk kearah panggung. Dia tidak berbicara mungkin karena kehilangan kata kata. Sontak tira langsung melihat ke arah yang ditunjuk Lita. Disana fina sedang berdiri bersama Roni sensei sambil melambaikan tangan kearah mereka sambil tersenyum idiot.
Tira langsung memberi kode pada yang lainnya untuk melihat ke panggung. Sama seperti Lita dan tira, mereka juga kehilangan kata kata dan tak percaya
"Maksudnya apa ini?" Tanya Ferdi bingung
"Ini asli kita juara kesatu?"
"Apaan ini?"
"Juri kan tadi bilang kita gak cocok ikut lomba, kok malah juara ke satu?"
Begitu lah reaksi kelas 8e ketika mengetahui bahwa kelas mereka juara kesatu. Kaget dan tidak percaya. Mereka masih saja melongo bahkan ketika acara sudah ditutup. Melihat kelas 8e dan Lita yang hanya melongo saja sedari tadi. Ken langsung mengambil tindakan. Dia langsung menyadarkan mereka dan menyuruh mereka untuk ke belakang panggung menemui fina dan Roni sensei
Dan, begitu mereka sampai. Disana terlihat fina dan Roni sensei yang sedang tersenyum.
"Selamat, kerja keras kalian terbayar dengan ini" ucap Roni sensei sembari memperlihatkan sebuah piala yang cukup besar dan voucher uang yang nominalnya tidak sedikit
"Kalian hebat deh.." puji fina.
Hening.. tidak ada satupun yang berbicara. Mereka masih tak percaya dengan apa yang terjadi. Tapi ,selang beberapa saat, teriakan teriakan senang terdengar dari sana. Menandakan bahwa mereka senang dan bersyukur
"Tapi, sensei kenapa kita juara satu? Kata juri kan.." tanya fina merusak suasana. Lihat saja, keadaan sekarang sunyi lagi.
"Sebenernya...
FLASBACK
Roni sensei dan keempat anaknya terlihat berjalan menuju ruang istirahat juri. Ia harus segera bicara dengan juri gendut itu. Apa apaan itu, mengusir semua anak didiknya dengan begitu mudahnya dari atas panggung. Emangnya anak didiknya ayam apa?. Dan untungnya sekarang adalah waktu istirahat untuk para juri. Memang, juri istirahat setelah peserta ke 6 tampil.
Begitu sampai, Roni sensei langsung menghampiri juri gendut yang sedang memainkan hp.
"Kalian berempat, tunggu disini"
Roni sensei lalu mengambil posisi duduk dekat dengan sijuri gendut .
"Permisi..." Ucap Roni sensei basa basi, walaupun didalam hati udah pingin ngebunuh ni orang saking keselnya
"Ya? Ada apa?"
"Aku hanya ingin bertanya.. bolehkah? Apa kau ada sedikit saja waktu luang?"
"Ah, tentu saja, istirahat baru dimulai 5 menit lalu. Ada apa? Apa ada hal penting yang mau kau tanyakan?"
"Aku hanya ingin bertanya, kenapa kau mengusir anak didik ku tadi ketika berada di atas panggung?" Tanya Roni sensei dengan sengaja menekan kata 'mengusir'
"Ah, kelas 8e kah? Maaf jika itu membuatmu tidak enak. Aku sebenarnya bermaksud baik"
"Bermaksud baik apa maksudmu?"
"Sebenarnya memang benar jika mereka tidak pantas mengikuti lomba"
"Apanya yang bermaksud baik?"
"Dengarkan aku dulu pak.. sebenarnya anak anak didik bapak ini sudah memiliki aura menjadi bintang. Mereka sangat bagus dan bahkan mendekati sempurna. Ceritanya dikemas menjadi menarik. Propertinya lengkap, bahkan kostumnya pun unik. Jadi, mereka tidak pantas mengikuti lomba ini karena lomba ini hanya tingkat sekolah saja. Seharusnya mereka mengikuti tingkat yang lebih tinggi lagi. Agar mereka dapat mengembangkan diri menjadi lebih baik lagi" jelas juri gendut itu membuat Roni sensei diam karena terkejut
"Jadi..?"
"Sejak awal kami sudah memprediksi bahwa anak didik bapak ini akan menjadi juara. Maafkan aku karena mungkin ini menimbulkan salah paham. Tapi, aku memang sengaja melakukan itu, agar melatih mental anak untuk dapat menerima keadaan. Ah, sepertinya aku harus pergi dulu. Waktu istirahat nya hampir habis" ucap juri gendut itu lalu pergi meninggalkan Roni sensei yang masih termangu mendengar ucapannya.
FLASBACK END
"Apaaaaa?" Teriak fina dkk serempak
"Gila itu juri gendut bikin kita sedih,kecewa plus seneng disatu waktu"
"Itu juri emang gobs banget ya?"
"Kalau mau kasih surprise kagak gini caranya lah"
"Aku tak menyangka"
"Ingin diriku berkata kasar"
"Udah udah, kok malah ricuh sih?" Lerai Lita. Tumben Lita melerai,biasanya dia ikutan ricuh
"Sekarang kita nikmati aja kemenangan ini. Kita otw restoran, katanya fina mau traktir kita" ajak Lita
"HOREEEE".
"Makasih fina"
"Ih fina udah cantik baik lagi"
"Aduh,, tau aja fina kalau aku lagi laper"
"EHH?? Kata siapa?? Kapan aku bilang Lita?? Jan asal ngomong.. LITAAAAAAA"Sanggah fina, namun yang lain sudah pergi keluar dan memasuki bus dengan dipandu oleh lita.
"yang sabar ya fin" ucap ken sembari menepuk nepuk bahu fina
"Traktir kita juga dong,kan selama ini kita ngebantuin kamu ngelatih" canda dan tagih Raihan
"Aku gak punya uang kak T_T"
"Kalian ini berisik. Ayo kita pergi ke restoran" ucap Roni sensei
"Kita mau kemana sensei?"
"Makanlah. Tenang fin, semuanya aku yang bayar"
"Aslinya sensei?? Serius?? Yeyyy,,, ayo pergi sensei, sensei baik deh" ucap fina semangat dan langsung menyusul teman temannya yang kini sudah ada di bis.
"Ayah serius?" Ucap ryan memastikan. Pasalnya, ayahnya ini sering berbohong tentang makan bersama diluar
"Kali ini aku jujur ryan, plis deh Jan siudzon dulu" ucap Roni sensei. Untung saja, disini gak ada anak didiknya. Karena, ia malah ngeluarin sifat aslinya yang 11-12 sama ryan
"Gimana gak siudzon kalau ayah selama ini selalu ngeboong terus"
"Iya iya, kali ini ayah serius"
"Yaudah, ayo kak, kita susul fina sama yang lainnya ke bis" ucap Brian sambil berlalu kemudian diikuti oleh saudaranya yang lain.
Makan gratis - fina dkk
Awas aja kalau ayah boong lagi- ryan bersaudara
Sepertinya aku harus merelakan dompetku kurus hari ini- Roni sensei
Saya kembali lagi.. hohohohoh... Bingung mau ngomong apa. Ya udah deh, seperti biasa, maafkan bila ada typo dan ceritanya yang makin gaje. Terima kasih telah membaca cerita ini,😘
nextlah..
BalasHapus