We are in a love story Ch15
Bis melaju meninggalkan tempat perlombaan. Mereka berencana akan pergi ke tempat makan terdekat untuk makan. Awalnya kelas 8e semangat akan ditraktir fina, rencananya mereka akan makan sepuasnya. Tapi, setelah tau yang mentraktir itu Roni sensei, mereka langsung berpikir ulang untuk makan sepuasnya, sepertinya mereka berencana untuk makan secukupnya.
Keadaan bis saat ini sangatlah ricuh. Ada fina dan Ferdi yang sepertinya tidak bosan untuk terus bertengkar, kini mereka bertengkar gara gara berebut remot tv. Ada juga Lita dan tira yang sedari tadi hanya teriak teriak gak jelas sambil melihat para cogan dihp tira. Lalu, ada juga yang sedang bernyanyi tidak jelas dan lain lain, sampai sampai pak supir menegur mereka karena menggangu konsentrasi. Roni sensei hanya diam sembari memakai headset ditelinganya. Dia membiarkan keadaan ricuh, karena menurutnya hal itu biasa mengingat mereka sedang senang kali ini. Berbeda dengan 8e yang ricuh dan tidak mau diam, ryan bersaudara malah diam saja dan malah memasang wajah cemberut. Ken cemberut karena ia tidak suka tempat yang berisik, ia lebih suka tempat yang damai dan sunyi. Kalau Raihan cemberut karena Lita lebih mementingkan cogan yang ada dihp tira. Sedangkan si kembar ryan-brian cemberut karena kesal fina lebih memperdulikan remot tv dan Ferdi.
"Ferdi, ngalah Napa sama cewe. Aku mau Nonton film barbie"
"Ohhh.. kamu cewe yah? Kirain cowo"
"FERDIIII"
"Kyaaaaa,, tira ganteng banget"
"Gantengan yang ini ta.. Kyaaa kulitnya putih banget"
"SAMBALA SAMBALA BALA SAMBAL LADOOOOOOOO"
"FERDI SINIIN REMOTNYA NAPA"
"YAELAH FIN, AKU JUGA PINGIN NONTON KALI"
"KYAAA,, GANTENG BANGET"
"TERASA PEDAS TERASA PANAS~~~"
"ADUHH ANAK ANAK BISA PADA DIEM GAK SIH?? KALAU KITA KECELAKAAN GIMANA?"
"GAK AKAN KECELAKAAN PAK SUPIR, KAN DISINI ADA AFDHIL YANG SELALU MENDOAKAN KESELAMATAN KITA"
"Kalian kenapa memasang wajah seperti itu?apa kalian tidak bahagia?" Tanya roni sensei pada keempat anaknya yang kini sedang diam duduk di kursi paling belakang sambil melihat keributan yang terjadi
"Mereka itu ribut sekali ayah" adu ken
"Biarlah mereka seperti itu, mereka sedang berbahagia.. jadi harap kau maklum"
"Tapi kan tidak usah seribut ini juga"
"Ya sudah, kau pakai saja headset apa susahnya ken?"
"Aku tidak bawa headset ayah"
"Ya sudah pakai yang ayah saja"
"Lalu ayah bagaimana? Bukannya ayah juga tidak suka tempat ramai?"
"Aku akan meminjam punya Lita"
"Terimakasih ayah"
Ketika ken hendak memakai headset, ia melihat Brian sedang menatapnya
"Ada apa?" Tanyanya pada Brian, sedangkan Brian hanya menggeleng. Ken mengernyit heran, biasanya jika Brian seperti ini, akan ada sesuatu yang akan dibicarakan olehnya
"Kak.." panggil Brian entah pada siapa membuat ketiga kakaknya menoleh
Tuh kan bener batin ken senang karena tebakannya benar
"Kalau aku suka sama fina, menurut kalian gimana?" Tanyanya sambil menatap ke depan, kearah fina yang masih berebut remot dengan Ferdi.
Mendengar hal itu ketiganya tersentak kaget. Yang paling kaget adalah ryan,
"Apppaaaa?" Ucap ryan histeris
"Itu adalah hal yang wajar Brian, tak apa jika kau menyukai seseorang.. selama kau bisa menjaganya, asal Jan pernah menyakiti orang tersebut"
"Benar kata kak ken, itu adalah hal yang wajar bagi remaja yang baru tumbuh sepertimu"
"Kenapa kakak berbicara seperti itu?? Tidak. Tidak boleh. Kau tidak boleh menyukainya Brian. Karena aku yang pertama kali menyukainya "
"Mengalah lah sedikit untukku kak"
"Tidak. Kali ini aku tidak akan mengalah"
"Yasudah, kita bersaing saja"
"Baik, kita lihat nanti, fina akan memilih siapa" tantang ryan
"Menurutku, fina akan memilik Brian"
"Aku berpendapat sama dengan kak ken"
"Loh kok kalian ngomongnya kayak gitu sih?"
"Karena kan selama ini brian dan fina itu saling menghargai. Tidak saling mengejek bahkan hampir perang sungguhan."
"Benar juga kak ken, aku juga merasa seperti itu. Fina mungkin lebih menyukai cowo yang tenang dan cool daripada yang mulutnya ember"
"Kau menyindirku kak?"
"Menurutmu??"
"Sudah sudah kok kakak malah ribut sih. Benar kata kak Ryan, mending lihat saja nanti, kalau aku sih gak terlalu berharap dipilih. Toh, selama ini aku gak terlalu akrab dengannya"
"Wah.. ini pertama kalinya Brian berkata panjang dan lebar"
"Berisik kak"
"Oke. Kita lihat saja nanti adik kembar"
"Hmm.. terserah"
"Aku heran, kenapa kalian malah menyukainya? Padahal dia itu kan bocah labil dan juga sangar kayak singa. Malah dia pernah nendang kaki aku gara gara waktu itu dia aku goda"
"Entahlah kak, dia itu beda" ucap ryan dan Brian berbarengan dan dengan nada bicara yang berbeda
"beda? Beda apanya?"
"Disaat semua cewe yang ngedeketin kita itu jadi sok anggun dan sok baik. Dia malah sebaliknya, dia malah nunjukin diri dia yang sebenarnya tanpa ada yang ditutup tutupin. Malah dia berani ketika ada yang mengganggunya, tapi sayangnya dia gak peka" jelas Brian yang lagi membuat ketiga kakaknya terkejut
"Tapi, bukan karena hal itu saja kan yang membuatmu suka padanya?"
"Aku tanya sama kakak, kenapa kakak suka sama Lita?"
"Heheeh, gak tau.. dia itu beda terus.. ahh sudahlah, aku menyukainya tanpa alasan. Rasa suka bisa datang kapan aja kan?"
"Nah, itu juga alasan kenapa aku menyukai fina kak"
"Etdah ini para bocah malah malah ngebahas suka-menyuka. Aku aja yang tertua belum merasakan hal yang seperti itu. Kalian ini dewasa sebelum waktunya"
"Bilang aja sirik karena kakak belum ada orang yang disuka ya kan?"
"Kamu berani ngomong gitu ke aku Raihan?"
"Ehhh.. gak kok kak.. maaf maaf, Jan melotot gitu dong, tar kalau matanya keluar gimana??"
"Iya nih si Kaka, berani banget ngomong sama kak ken kayak gitu. Udah tau kak ken jones malah digituin"
"Aku setuju sama kak Ryan"
"AWWW.. iya kak, kakak gak jones maaf maaf tapi jan ngejewer juga dong, sakit"
"Rasain,"
"Udah tua kejam lagi"
"Kalian ngomong apa?"
"Engga kak, engga.. yang barusan cuman angin doang"
Kak ken marah marah Mulu deh
Batin Raihan dan di kembar. Sepertinya ken agak sensitif jika menyangkut kata 'jones'
Akhirnya, bis sudah sampai di parkiran restoran. Ini hanyalah restoran cepat saji. Kelas 8e berhamburan keluar bis dan langsung buru buru masuk kedalam. Meninggalkan Roni sensei yang masih membereskan barang. Ke empat anaknya, masih setia menunggunya, takut tidak jadi ditraktir akibat ditinggalin Roni sensei di bis
"Sensei aku duluan ya" pamit fina sambil berlalu dan menarik tangan lita
Saat di restoran, 8e langsung menyerbu tempat duduk dan meja. Bahkan ada beberapa yang berebut tempat duduk dan menciptakan keributan. Fina yang baru datang hanya bisa melihat kelakuan teman temannya dari ambang pintu masuk restoran. Tangan kanannya memegang tangan Lita dengan erat. Takut Lita kabur dan malah ikut menciptakan keributan.
Bikin malu aja batin fina dan Lita berbarengan
Keributan mereda ketika mereka ditegur oleh pelayan yang ada disana. Tapi, tak berselang lama, keributan terjadi lagi karena menu makanan. Sedangkan fina dan Lita hanya melihat keributan itu tanpa mau melerai. Karena percuma melerai juga, gak akan berhasil. Keributan malah makin menjadi ketika Ferdi malah naik keatas meja dan dengan tenang dia malah membaca menu makanan, sontak hal ini mengundang protes dari yang lain. Fina dan Lita meringis malu ketika melihat kelakuan teman temannya ini. Mereka mengambil tempat duduk yang jauh dari teman temannya. Tapi, masih dapat melihat apa yang dilakukan oleh teman temannya
"Itu anak anak ribut banget sih" ucap seorang ibu ibu yang duduknya dekat dengan meja fina dan lita
"Iya, gak punya etika banget sih. Ganggu kenyamanan aja" balas ibu ibu yang lain
Sontak, mendengar hal itu fina langsung berniat menghampiri meja teman temannya dan ingin mengancam mereka agar bisa diam. Tapi, langkahnya terhenti ketika seorang lelaki, mungkin manager disana, berbicara pada teman temannya. Tak berselang lama, kelas 8e langsung mengangguk dan kemudian dengan serempak meninggalkan meja itu dan pergi menuju pintu keluar
"Eh, fin.. kenapa mereka pada keluar?" Tanya Roni sensei ketika hendak masuk restoran dan malah mendapati seluruh anak didiknya keluar menuju bis
"Diusir sensei"
"Hah? Bagaimana bisa?"
"Biasalah bikin keributan."
"Hahh... Dasar anak anak. Ya sudah, Kita makan di asrama saja. Istriku katanya sedang memasak untuk perayaan nanti"
"Ngeliwet sensei?" Tanya Lita antusias
"Mungkin, bisa jadi"
"Asikkk.. wah, makan enak nih kali ini. Pasti ada lalab,tahu,tempe, sambal dan sejenisnya" ucap Lita sambil memikirkan makanan yang baru saja ia sebut.
"Yasudah, sekarang kita naik lagi ke bis. Kita bakal langsung pulang ke asrama"
"Baik sensei"
"Fin, nanti duduknya dengan ku ya" ajak Brian pada fina. Sedangkan yang lain hanya melihat itu dengan tatapan bosan. karena kelihatan banget ni anak mau pdkt nya
"Eh..? Kenapa?" Tanya fina kaget
"Gak papa, yaudah kalau gak mau"
"Eh.. iya iya.. boleh kok" ucap fina yang seketika matanya membuat Brian tersenyum sedikit. Sedangkan ryan hanya bisa menatap sengit adiknya yang kini malah menatapnya meremehkan
Bis kali ini sangat sunyi. Karena setelah tadi mendapat pencerahan dari roni sensei bahwa mereka Jan ribut terus. Selain itu, mereka semuanya kini sedang tertidur. Mungkin akibat kelelahan. Fina kini duduk dengan diampit oleh ryan dan Brian. Entah kenapa tadi, mereka berdua langsung berebut ingin duduk dengannya. Padahal masih banyak bangku yang kosong. Sedangkan Lita kini sudah tidur dibagi tira yang berada disampingnya. Fine merenggut sebal. Dirinya cape dan ingin tidur. Tapi, tidak dapat tidur karena kedua anak kembar ini malah asik bersender dikedua sisi bahunya. Menyebalkan. Harusnya tadi ia menolak duduk dengan mereka. Karena kedua bahunya kesemutan, fina mencoba untuk memindahkan kepala kedua anak kembar itu dari kedua sisi bahunya. Namun, mereka malah melingkarkan tangan mereka pada pinggang nya. Karena mungkin lelah dan tidak ada pilihan lain, akhirnya fina juga menyusul teman temannya ke alam mimpi. Tanpa dia sadari sebenarnya ryan dan Brian tidak tidur dan kini malah sedang saling menatap tajam.
"Kak, Jan nyender ke fina, kasian dia berat"
"Harusnya kamu Brian"
"Kakak, lepasin tangan kakak dari pinggang fina"
"Gak mau, kamu aja Brian. Aku udah mager"
Hening. Tak ada lagi percakapan di sana. Karena semuanya telah pergi ke alam mimpi. Eh, tidak semuanya. Karena masih ada pak supir yang tidak tidur. Kan bahaya kalau pak supir tidur. Bisa bisa mereka semua pergi ke alam sesungguhnya.
Zzzzzzzzz-kelas 8e
Semoga mimpi indah- ryan,brian
Gak papa lah gak nyender ke Lita juga-raihan
Akhirnya keadaan bisa tenang-pak supir
Yeyyy.. aku kembali lagi dengan membawa lanjutan cerita gaje ini. Terima kasih sudah berkunjung dan membaca cerita saya. Maaf bila masih ada typo dan sejenisnya.😂😘😊
Hahaha kasian diusir..next
BalasHapus